PENYAKIT MATA
Ada
istilah bahwa mata adalah jendela hati. Selain itu mata merupakan organ yang
sangat vital bagi manusia. Dengan mata kita dapat menikmati keindahan dunia dan
mengetahui segalanya. Bagi semua yang mempunyai mata yang masih sehat hal
terpenting yang patut dilakukan adalah dengan menjaganya. Untuk itu tidak ada
salahnya bagi kita bersama-sama mengetahui apa saja penyakit yang biasanya
menyerang mata, apa penyebabnya, dan bagaimana cara penanganannya. Karena
dengan mengetahui penyakit yang menyerang mata mudah-mudahan kita bisa lebih
waspada dan lebih bisa menjaga mata kita.
Sakit
mata tidak semuanya menular, tapi ada juga yang menular sehingga kita perlu
berhati-hati agar kita bisa terhindar dari penyakit mata. Dan beberapa penyakit
mata ada disebabkan oleh infeksi, baik itu karena infeksi virus, bakteri
ataupun jamur.
Sedangkan penyebab sakit mata yang di dasari dua
kategori penyebab diatas :
Penyebab
sakit mata bisa dikategorikan menjadi dua kategori besar, yaitu :
1.
Sakit dipermukaan mata (ocular)
Rasa
sakit di permukaan mata adalah kondisi dimana rasa sakit berasal dari luar
struktur permukaan mata, beberapa penyebabnya adalah:
ü Konjungtivitis
adalah salah satu masalah mata yang paling umum. Konjungtivitis biasanya
disebabkan oleh alergi, bakteri, kimia, atau peradangan virus dari konjungtiva
(membran yang lembut melapisi kelopak mata dan menutupi bola mata). Ciri-ciri
sakit mata yang disebabkan oleh konjungtivitis ini adalah: mata
berubah warna menjadi merah muda, rasa sakit biasanya ringan, atau tidak ada
rasa sakit sama sekali, gatal, dan
mata kemerahan.
ü Lecet
kornea juga penyebab umum sakit mata. kornea adalah salah satu bagian pada mata
paling transparan, sensitif dan lembut. Lecet biasanya terjadi dikarenakan
goresan ke permukaan kornea, seperti dari benda asing atau terlalu sering
menggunakan lensa kontak.
ü Efek
Kimia dan luka bakar merupakan penyebab signifikan pada sakit mata. Efek Kimia
yang dimaksud berupa asam atau zat basa, seperti pembersih rumah tangga atau
pemutih.
ü Adapun
luka bakar biasanya berasal dari sumber cahaya yang kuat, seperti percikan las
api atau juga berasal dari matahari dan alat-alat penerangan yang memiliki
intensitas cahaya cukup tinggo.
ü Radang
kelopak mata biasanya terjadi dikarenakan kelenjar minyak terpasang di tepi
kelopak mata.
ü Iritasi
mata. Ditandai dengan adanya benjolan kecil pada mata. Benjolan
mata ini dibentuk oleh kelenjar minyak mata yang tidak normal. sehingga
menyebabkan iritasi pada mata, rasa sakitnya cukup menyakitkan
2.
Sakit didalam orbit mata (orbital)
Sakit
Orbital digambarkan sebagai sakit yang terdapat dibagian dalam mata atau di
belakang permukaan mata. Berikut ini beberapa penyebab sakit mata yang
berasal dari orbital :
ü Glaukoma menyebabkan nyeri orbital, walaupun
sebagian besar kasus glaukoma tidak menyakitkan. Glaukoma disebabkan oleh
peningkatan tekanan intraokular, atau tekanan internal mata, yang akhirnya
dapat menyebabkan cacat dalam penglihatan dan bahkan kebutaan jika tidak
diobati. Tekanan intraokular dapat meningkat dikarenakan penyumbatan cairan
mata atau peningkatan produksi aqueous humor (cairan yang menggenangi mata).
Hal ini biasanya terjadi pada orang tua.
ü Iritis adalah peradangan pada iris atau bagian
berwarna dari mata, yang menyebabkan rasa sakit mata dalam.
ü Neuritis Optik adalah suatu peradangan pada
saraf optik. Saraf optik terhubung ke bagian belakang mata. Penyebab peradangan
ini biasanya berasal dari multiple sclerosis, infeksi virus, atau infeksi
bakteri.
ü Sinusitis, yang merupakan infeksi bakteri
atau virus dari sinus, dapat menyebabkan rasa nyeri orbital atau lekuk mata.
ü Migran, adalah penyebab yang sangat umum
nyeri orbital mata yang terkait dengan sakit kepala.
ü Trauma peristiwa, seperti cedera penetrasi ke
mata, pukulan mata dengan benda asing, dan tabrakan kendaraan bermotor, yang
menyebabkan rasa sakit mata signifikan dan cedera. Goresan ke kornea biasanya
terkait dengan peristiwa traumatis yang sangat menyakitkan.
Ada
bermacam-macam penyakit mata, antara lain kita bahas disini agar bisa lebih
hati-hati menjaga kesehatan mata. Karena disamping jendela hati, mata adalah
organ vital kita untuk belajar dan beraktivitas.
1. KONJUNGTIVITIS
Penyakit
mata ini tergolong menular. Penyakit mata ini terjadi karena adanya iritasi atau peradangan akibat infeksi pada bagian selaput yang
melapisi mata. Gejalanya mata memerah, terasa nyeri, berair, gatal, keluar
kotoran (belekan), dan penglihatan (kabur). Penyakit bisa disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti infeksi virus atau bakteri, alergi (debu, serbuk,
bulu, angin, atau asap), penggunaan lensa kontak yang kurang bersih, dan
pemakaian lensa kontak jangka panjang. Bayi juga dapat menderita penyakit
serupa. Hanya saja penyebabnya lebih karena infeksi yang timbul ketika melewati
jalan lahir. Pada bayi penyakit ini disebut konjungtivitis gonokokal.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa jalan lahir tidaklah steril dari
kuman tertentu yang mungkin bisa menimbulkan infeksi. Ketika bayi lahir
melalui jalan lahir (vagina) , maka dengan mudah bayi tersebut terinfeksi
oleh kuman-kuman yang ada di daerah tersebut. Jika mengenai mata bisa
mengakibatkan infeksi pada mata dengan gejala mata merah dan belekan. Oleh
karena itu, pada umumnya mata bayi baru lahir akan ditetesi obat mata atau
salep antibiotika untuk mematikan bakteri yang dapat menyebabkan konjungtivitis
gonokokal.
2. KERATOKONJUNGTIVITAS VERNALIS
Keratokonjungtivitas vernalis adalah iritasi atau peradangan pada bagian kornea (selaput
bening) akibat alergi sehingga menimbulkan rasa sakit. Gejala yang
ditimbulkannya adalah mata merah, berair, gatal, kelopak mata bengkak, dan
terjadi kotoran mata (belekan). Perlu diketahui penyakit ini merupakan
peradangan yang berulang alias musiman dan penderitanya cenderung kambuh
terutama pada musim panas. Terkadang penderita mengalami kerusakan pada
sebagian kecil kornea yang menyebabkan nyeri yang akut.
3. ENDOFTALMITIS
Endoftalmitis merupakan infeksi yang terjadi di lapisan mata
bagian dalam sehingga bola mata bernanah. Gejalanya berupa mata merah, nyeri,
bahkan sampai mengalami gangguan penglihatan. Biasanya terjadi karena mata
tertusuk sesuatu seperti lidi atau benda tajam lainnya. Infeksi ini cukup berat
sehingga harus segera ditangani karena bisa menimbulkan kebutaan.
4. SELULITIS ORBITALIS
Selulitis orbitalis yaitu peradangan pada jaringan di sekitar bola
mata. Gejalanya berupa mata merah, nyeri, kelopak mata bengkak, bola mata
menonjol dan bengkak, serta penderita mengalami demam. Pada anak-anak sering
terjadi akibat cedera mata, infeksi sinus atau infeksi yang berasal dari gigi.
Diagnosa pasti dapat ditegakkan melalui rontgen gigi dan mulut atau CT Scan
sinus. Selulitis Orbitalis yang tak segera ditangani bisa berakibat fatal,
seperti kebutaan, infeksi otak atau pembekuan darah di otak. Untuk kasus yang
tergolong ringan dapat diberikan antibiotika secara oral. Pada kasus berat
diberikan antibiotika melalui pembuluh darah atau bahkan pembedahan untuk
mengeluarkan nanah ataupun mengeringkan sinus yang terinfeksi.
5. TRAKOMA
Trakoma adalah infeksi pada mata yang disebabkan
bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini berkembang biak di lingkungan yang
kotor atau bersanitasi buruk. Lantaran itulah, trakoma sering menyerang
anak-anak, terutama di berbagai negara berkembang. Pemaparan bakteri
berlangsung saat anak menggunakan alat atau benda yang sudah tercemari
Chlamydia seperti sapu tangan atau handuk. Gejala trakoma adalah mata merah,
mengeluarkan kotoran (belekan), pembengkakan kelopak mata dan kelenjar getah
bening, serta kornea kelihatan keruh. Penyakit ini sangat menular.
6. BLEFARITIS
Di
bagian bola mata terdapat lapisan air mata yang berfungi melindungi bola mata
dari iritasi. Lapisan yang sangat halus ini terdiri atas tiga kelenjar, yaitu
kelenjar minyak, air dan lendir. Nah, blefaritis adalah suatu peradangan pada
kelopak mata karena terjadinya produksi minyak yang berlebihan yang berasal
dari kelenjar minyak tersebut. Tidak diketahui persis mengapa produksi minyak
bisa menjadi berlebihan. Sayangnya kelebihan minyak ini ada di dekat kelopak
mata yang juga sering didatangi bakteri. Gejala blefaritis berupa mata merah,
nyeri, panas, gatal, berair, ada luka di bagian kelopak mata dan membengkak.
Pada beberapa kasus sampai terjadi kerontokan bulu mata. Ada dua jenis
blefaritis yaitu blefaritis anterior dan blefaritis posterior. Yang pertama
merupakan peradangan di kelopak mata bagian luar depan yaitu di tempat
melekatnya bulu mata. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus. Yang kedua
adalah peradangan di kelopak mata bagian dalam, yaitu bagian kelopak mata yang
bersentuhan dengan mata. Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar minyak.
7. ULKUS
KORNEA
Ulkus kornea adalah infeksi pada kornea bagian luar.
Biasanya terjadi karena jamur, virus, protozoa atau karena beberapa jenis
bakteri, seperti stafilokokus, pseudomonas atau pneumokokus. Penyebab awal bisa
karena mata kelilipan atau tertusuk benda asing. Ulkus Kornea terkadang terjadi
di seluruh permukaan kornea sampai ke bagian dalam dan belakang kornea. Ulkus
Kornea yang memburuk dapat menyebabkan komplikasi infeksi di bagian kornea yang
lebih dalam, perforasi kornea (terjadi lubang), kelainan letak iris (selaput pelangi)
dan kerusakan mata. Gejalanya mata merah, nyeri, gatal, berair, muncul kotoran
mata, peka terhadap cahaya (photo phobia), pada bagian kornea tampak bintik
nanah warna kuning keputihan, dan gangguan penglihatan.
8. DAKRIOSISTITIS
Penyebab
dakriosistitis adalah penyumbatan yang terjadi pada duktus nasolakrimalis yaitu
saluran yang mengalirkan air mata ke hidung. Faktor alergilah yang menyebabkan
terjadinya sumbatan pada saluran tersebut. Akibatnya adalah infeksi di sekitar
kantung air mata yang menimbulkan nyeri, warna merah dan bengkak, bahkan bisa
sampai mengeluarkan nanah dan penderita mengalami demam. Infeksi yang ringan
biasanya akan cepat sembuh walau tetap ada pembengkakan. Sementara yang
tergolong parah dapat menyebabkan kemerahan dan penebalan di atas kantung air
mata. Jika terus berlanjut akan terbentuk kantung nanah.
9. PRESBYOPIA
(RABUN DEKAT MENUA)
Penyakit
ini menjangkiti orang sudah memasuki usia lanjut. Jadi tidak akan ada orang
yang mampu menghindarinya. Kondisi ini disebabkan karena gaya akomodasi lensa
mata tak bekerja dengan baik akibatanya lensa mata tidak dapat menfokuskan
cahaya ke titik kuning dengan tepat, sehingga mata tidak bisa melihat yang jauh
maupun dekat. Gaya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk mencembung
dan memipih. Presbiopi dapat diatasi dengan lensa ganda yang berisi lensa plus
dan minus.
10. MYOPIA (RABUN JAUH)
Myopia
berasal dari bahasa Yunani yang artinya “Pandangan Dekat” (“nearsightedness”).
Ini karena kerusakan mata yang menghasilkan fokus pandangan di depan retina. Penderita
Myopia bisa melihat benda dari jarak dekat dengan jelas. Namun pada jarak jauh
benda tampak kabur sehingga membuat kepala menjadi pusing. Jika anak anda
merasa pusing ketika melihat tulisan di papan tulis di ruangan kelasnya dan
pandangannya kabur, kemungkinan dia menderita Myopia. Para profesional
perawatan mata, umumnya mengatasi masalah Myopia dengan penggunaan lensa (corrective
lenses) seperti kacamata atau lensa kontak (contact lenses), bisa
juga diatasi dengan operasi refraktif seperti LASIK. Lensa koreksi memiliki
ukuran kekuatan (power) negatif atau bisa disebut lensa minus untuk mengatasi
mata myopia.
Myopia
terbagi dalam 3 tingkatan:
a) Myopia Rendah dengan dioptre mendekati 0 –
-3.00
b) Myopia Sedang dengan dioptre -3.00 – -6.00
c) Myopia Tinggi dengan Dioptre -6 hingga ke
bawah (-10).
Diperkirakan
penderita Myopia antara 800 juta hingga 2,3 milyar (ini karena jarang ada yang
merasa menderita Myopia). Di negara-negara seperti Cina, India, dan Malaysia,
41% dari orang dewasa menderita Myopia hingga -1.00. Terlampau sering
membaca, apalagi dengan jarak yang terlalu dekat hingga cahaya yang terlalu
gelap dapat menyebabkan anak menderita myopia. Begitu pula berbagai pekerjaan
yang mengharuskan melihat benda dari jarak dekat seperti menjahit. Sebaliknya
bermain atau olah raga di luar selama 2-3 jam dengan paparan sinar matahari
(idealnya pagi) bisa mengurangi kemungkinan penyakit Myopia.
Para
peneliti Australia menyimpulkan bahwa paparan pada sinar matahari bermanfaat
untuk membatasi pertumbuhan bola mata yang bisa menyebabkan Myopia atau Rabun
Jauh. Mereka membandingkan anak-anak dari negara maju seperti Australia dan
Singapura. Anak-anak Singapura yang rata-rata hanya menghabiskan waktu 30 menit
di luar rumah ternyata 90% mengidap Myopia sehingga harus memakai kacamata baik
secara permanen atau pun temporer. Sementara anak-anak Australia yang
menghabiskan waktu 2-3 jam untuk bermain di luar rumah hanya 20% yang menderita
Myopia. Paparan sinar matahari di luar rumah bisa menambah dopamine pada mata
yang dapat mencegah Myopia. Jadi pencegahan penyakit Myopia dapat
dilakukan sebagai berikut:
ü Membaca jangan terlalu dekat (minimal
sepanjang siku anda)
ü Membacalah di ruangan yang cukup terang
ü Jangan membaca sambil tiduran
ü Hindari menonton TV atau main play station terlalu dekat secara terus menerus
ü Hindari memakai komputer dengan monitor
terlampau dekat. Sekali-sekali pandanglah ke tempat yang jauh
ü Bermainlah di luar rumah selama 2-3 jam
setiap hari dan lihat obyek yang jauh
ü Berolahragalah agar otot-otot anda termasuk
mata jadi kuat
ü Makanlah makanan yang bermanfaat bagi mata
anda seperti vitamin A, Beta Karotin, dan sebagainya
11. HIPERMETROPI (RABUN DEKAT)
Hipermetropi
(rabun dekat) merupakan penyakit mata akibat ketidaksanggupan melihat benda
yang berjarak dekat dari mata.Gejalanya adalah sakit kepala frontal,
penglihatan merasa tidak nyaman apabila melihat suatu objek dalam kurun waktu
yang lama.
12. BUTA WARNA
Buta
Warna merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh ketidakmampuan sel-sel
kerucut untuk menangkap spektrum warna tertentu akibat faktor genetis. Berikut
ini adalah klasifikasi dari buta warna :
a) Protanomali
merupakan kelemahan pada warna merah.
b) Deuteromali
kelemahan pada warna hijau
c) Tritanomali
kelemahan pada warna biru
13. ABLASIO RETINA
Ablasio
Retina adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina
(RIDE). keadaan ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada
usia berapapun, walaupun biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau
lebih tua. Ablasio retina lebih besar kemungkinannya terjadi pada orang yang
menderita rabun jauh (miopia) dan pada orang orang yang anggota keluarganya ada
yang pernah mengalami ablasio retina. Ablasio retina dapat pula disebabkan oleh
penyakit mata lain, seperti tumor, peradangan hebat, akibat trauma atau sebagai
komplikasi dari diabetes. Bila tidak segera dilakukan tindakan, ablasio retina
dapat menyebabkan cacat penglihatan atau kebutaan yang menetap.
14. BINTITAN
Ditandai
dengan munculnya bisul kecil pada tepi kelopak mata. Namun infeksi juga bisa
terjadi di lokasi yang lebih dalam, sehingga yang tampak hanya warna merah dan
pembengkakan. Bintitan timbul karena adanya infeksi bakteri pada kelenjar
di dasar bulu mata dan termasuk penyakit mata ringan. Umumnya akan menghilang
dengan sendirinya dalam waktu satu minggu setelah nanah keluar. Untuk
mempercepat pecahnya bisul, caranya dengan menggunakan kompres hangat dan
memijatnya dengan perlahan. Jenis penyakit mata ini sering terjadi pada anak
usia sekolah karena sering mengucek mata tanpa memperhatikan kebersihan tangan.
15. BELEKAN
Penyakit
belekan merupakan penyakit pada mata yang disebabkan oleh virus. Bisa juga
disebabkan oleh penularan dari udara oleh virus yang sama dari penderita belek
lainnya. Bagi penderita belek yang dirasakan adalah mata berair, keluar lodok
sacara terus menerus, mata gatal, pegal dan terkadang susah dibuka saat
bangun tidur. Memang terasa tidak enak dan rasanya ingin mengucek matanya bila
terkena penyakit ini.
Agar
tidak terkena belekan baiknya bagi penderita belek memakai kacamata, agar tidak
menulari orang lain dan agar bagi penderita tidak menjadi parah karena
bila tidak memakai kacamata maka matanya akan terkena debu kotoran sehingga
akan menjadi tambah parah. Bagi orang yang belum terkena jagalah kesehatan
tubuh karena orang yang memiliki ketahan tubuh yang bagus tidak akan tertular
virus tersebut. Apabila kondisi tubuh kurang bagus jaga jarak pandangan mata
dengan penderita belekan jangan terlalu dekat.
Obat untuk mengobati penyakit mata belekan
paling utama adalah erlamycetin yang memiliki kandungan chloramphenicol.
Namun agar lebih cepat dalam penyembuhan lebih baik juga dengan mengkonsumsi
obat seperti : Proxona, Neuropyramin, dan mokbios. Obat untuk mengobati
penyakit mata belekan dapat anda dapatkan di apotik-apotik terdekat, namun obat
yang paling penting harus ada yaitu erlamycetin baik itu yang dalam bentuk
tetes mata atau salep semuanya bisa, hanya saja yang tetes mata biasanya
ditenggorokan terasa pahit. Tapi lebih cepat sembuhnya.
16. KERATITIS
Penyakit
mata ini menyerang kornea mata. Penyebabnya bisa virus, kuman, maupun jamur.
Uniknya, keratitis ini seringkali menyerang para petani, khususnya yang sedang
mengalami masa panen. Karena itu, penyakit mata ini disebut juga sebagai
sawahika. Ciri-cirinya, di sekitar kornea mata terdapat bercak-bercak putih,
sehingga menyebabkan penglihatan si penderita menjadi kabur. Jalan
satu-satunya untuk sembuh harus dilakukan cangkok mata.
17. GLAUKOMA
Glaucoma adalah penyebab kebutaan nomor dua di
Indonesia setelah katarak, biasanya terjadi pada usia lanjut. Dibeberapa negara
2% penduduk usia diatas 40 tahun menderita Glaukoma, dan di Indonesia, Glaukoma
sebagai penyebab kebutaan yang tidak dapat dipulihkan. Glaukoma salah satu
penyakit mata yang diakibatkan karena kenaikan tekanan bola mata dan
menimbulkan kerusakan saraf penglihatan, sedangkan fungsi saraf mata akan
meneruskan bayangan yang dilihat ke otak. Diotak bayangan akan digabungkan
dipusat penglihatan dan membentuk benda (vision).
a) Penyebab
Didalam
bola mata bagian depan terdapat cairan jernih yang disebut humor akuwos.
Cairan ini dengan teratur akan mengalir dari tempat pembentukan kesaluran
luarnya. Tekanan tinggi disebabkan karena produksi cairan bola mata (humor
akuwos) yang berlebihan, atau dapat juga apaila saluran pembuangan keluar
yang disebut jaringan trabekula tersumbat.
b) Mekanisme terjadinya
Glaukoma
ü Aliran
humor akuwos lemah
ü Tekanan
bola mata tinggi/ Glaukoma
ü Kerusakan
saraf penglihatan
ü Kehilangan
penglihatan menetap
c) Macam-macam
Glaukoma
Glaukoma
dibagi menjadi 2, yaitu:
ü Glaukoma Primer
Dewasa
Sudut tertutup akut dan kronis. Sudut terbuka,
congenital.
ü Glaukoma
Sekunder
Glaukoma
ini disebabkan bilik mata depan rusak, sehingga menyebabkan tekanan bola mata
tinggi karena berbagai macam penyakit yang tidak ditangani, seperti katarak,
dan peradangan atau pemakaian tetes mata / zalf Kortikosteroid yang berlebihan.
d) Gejala
Glaukoma
Akut gejalanya cukup
berat, sakit mata mendadak, penglihatan kabur, mata merah, disertai dengan
sakit kepala, serta mual atau muntah. Pada umumnya penderita memerlukan
pertolongan darurat untuk sakit kepalanya dan mengabaikan keluhan mata.
Glaukoma
Kronis penyakitnya
lebih tenang, tanpa sakit kepala, sehingga penderita tidak merasakan adanya
kehilangan penglihatan sedikit demi sedikit. Awalnya kehilangan penglihatan
malam dan tepi, sedang penglihatan lurus dan dekat masih baik. Umumnya
penderita tidak menghiraukan penglihatannya, sehingga memburuk sampai buta.
e) Deteksi
Pemeriksaan
oleh dokter spesialis mata secara teratur adalah jalan terbaik untuk deteksi
dini Glaukoma secara dini. Pemeriksaan mata yang dilakukan:
ü Mengukur
tekanan bolamata (dengan tonometer aplanasi / schiotz)
ü Melihat
sudut bilik depan mata (dengan goniolens)
ü Memeriksa
lapang pandangan (dengan perimetri)
f) Penanganan
Tujuan
penanganan adalah untuk menurunkan tekanan bola mata dan mencegah kerusakan
saraf penglihatan. Peneganan tergantung jenis Glaukoma, mungkin dengan:
ü Obat-obatan
(lokal mata atau sistemik dengan diminum atau injeksi intravena)
ü Operasi
untuk memperlancar aliran humor akuos
ü Dengan
laser
Glaukoma
sudut sempit dapat dilakukan:
ü Iridektomi
Perifer, dilakukan pada : Stadium Prodromal dan
Goniosinechie yang belum
banyak pada mata sebelahnya / sehat (kontralateral) disebut Iridektomi
Propilaksis.
ü Operasi
Filtrasi, misalnya: Trabekulektomi, Scheie, Trepanasi, dan Iridenklesis.
Pada
Glaukoma Sudut Terbuka dapat dilakukan :
ü Iridotomi
(dengan laser),
ü Operasi
Filtrasi,
ü Trabekuloplasti
(dengan laser).
18. IRIDOSIKLITIS AKUT
Penyebabnya
berasal dari gigi yang berlubang. Pada awalnya, penyakit ini ditandai dengan
mata merah, namun tanpa kotoran, yang kemudian disertai nyeri dan penglihatan
agak terganggu karena ada bintik-bintik hitam yang beterbangan. Kalau pada
orang awam, penyakit ini dianggap biasa dan hanya diobati dengan obat-obat yang
dijual bebas.
Bila
penyakit ini ditangani secara cepat dan tepat, maka kemungkinan sembuh secara
sempurna akan terwujud. Namun sayang, penyakit ini pada umumnya akan kambuh
kembali terutama apabila sumber kumannya, yaitu gigi tidak ditangani dengan
baik. Kekambuhan yang sering akan menyebabkan mata menjadi cacat menetap
disertai penglihatan yang rabun bahkan bisa timbul kebutaan.
19. KERATOKONUS
Keratokonus adalah perubahan bentuk (penipisan)
kornea yang terjadi secara bertahap, sehingga bentuknya menyerupai kerucut. Keratokonus
mulai terjadi pada usia 10-20 tahun. Penyebab keratokunus tidak diketahui. Keratokonus lebih sering ditemukan
pada pemakai lensa kontak dan penderita rabun dekat. Penelitian
menunjukkan bahwa keratokonus kemungkinan terjadi karena beberapa hal berikut:
ü Kelainan kornea bawaan
ü Cedera mata (misalnya menggisik-gisik mata
atau memakai lensa kontak yang keras selama bertahun-tahun)
ü Penyakit mata tertentu (misalnya retinitis
pigmentosa, retinopati, konjungtivitis vernal)
ü Penyakit sistemik (misalnya amorosis
kongenitalis Leber, sindroma Ehlers-Danlos, sindroma Down dan osteogenesis
imperfekta).
a) Gejala
Keratokonus
terjadi jika bagian tengah kornea menipis dan secara bertahap menonjol ke arah
luar sehingga bentuknya menyerupai kerucut. Kelainan kelengkungan ini
menyebabkan perubahan pada kekuatan pembiasan kornea. Sebagai akibatnya terjadi
astigmata sedang sampai berat dan rabun dekat. Keratokonus juga bisa
menyebabkan pembengkakan dan pembentukan jaringan parut yang menghalangi
penglihatan.
b) Diagnosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kornea dengan slit lamp. Untuk
mengetahui kelengkungan kornea bisa dilakukan topografi kornea. Pada
keratokonus stadium lanjut, penipisan kornea bisa diukur dengan pakimetri.
c) Pengobatan
Keratokonus
biasanya menyerang kedua mata. Pada awalnya, penderita bisa memperbaiki
penglihatannya dengan menggunakan kaca mata. Tetapi sejalan dengan memburuknya
astigmata, penderita harus menggunakan lensa kontak untuk mengurangi astigmata
dan agar penglihatannya lebih baik. Pada kebanyakan kasus, kornea akan
kembali stabil beberapa tahun kemudian tanpa pernah menyebabkan gangguan
penglihatan yang berat. Tetapi pada sekitar 10-20% penderita, pada akhirnya
kornea membentuk jaringan parut atau tidak dapat mentolerir lensa kontak. Jika
hal ini terjadi, maka perlu dilakukan pencangkokan kornea.
20. ALERGI MATA MERAH (ALLERGIC CONJUNCTIVITIS)
Mata
merah alergi adalah radang konjungtiva yang disebabkan oleh reaksi alergi. Konjungtiva
banyak sekali mengandung sel dari sistem kekebalan (mast sel) yang melepaskan
senyawa kimia (mediator) dalam merespon terhadap berbagai rangsangan (seperti
serbuk sari atau debu tungau) . Mediator ini menyebabkan radang pada mata, yang
mungkin sebentar atau bertahan lama. Sekitar 20% dari orang memiliki tingkat
mata merah alergi. Mata merah alergi yang musiman dan mata merah alergi
yang berkelanjutan adalah jenis yang paling sering dari reaksi alergi pada
mata. Mata merah alergi yang musiman sering disebabkan oleh serbuk sari pohon
atau rumput, oleh karenanya jenis ini timbul khususnya pada musim semi atau
awala musim panas. Serbuk sari gulma bertanggung jawab pada gejala alergi mata
merah pada musim panas dan awal musim gugur. Alergi mata merah yang
berkelanjutan terjadi sepanjang tahun; paling sering disebabkan oleh tungau
debu, bulu hewan, dan bulu unggas. Mata merah Vernal adalah bentuk alergi
mata merah yang lebih serius dimana penyebabnya tidak diketahui. Kondisi paling
sering terjadi pada anak laki-laki, khususnya yang berumur kurang dari 10 tahun
yang memiliki eksema, asma, atau alergi musiman. Mata merah Vernal biasanya
kambuh setiap musim semi dan hilang pada musim gugur dan musim dingin. Banyak
anak tidak mengalaminya lagi pada umur dewasa muda.
a) Gejala
Orang
dengan semua bentuk alergi mata merah berkembang dengan cepat menjadi gatal dan
rasa terbakar pada kedua mata. Walaupun biasanya sama, kadang-kadang, satu mata
mungkin lebih terinfeksi daripada mata yang lain. Konjungtiva menjadi merah,
dan kadang-kadang konjungtiva bengkak, menyebabkan permukaan bola mata tampak
tembam sehingga banyak orang merasa terganggu. Pada mata merah musiman dan
berkelanjutan, sangat banyak kotoran berair yang tipis. Pandangan jarang
terpengaruh.
Pada
mata merah vernal, kotoran mata banyak dan seperti lendir. Tidak seperti jenis
alergi mata merah lainnya, mata merah vernal sering mempengaruhi kornea, dan
borok yang nyeri dapat timbul. Borok ini menyebabkan sensitivitas yang
berlebihan terhadap cahaya terang dan kadang-kadang menyebabkan pengurangan
pandangan yang permanen.
b) Diaknosa
Dokter
mengenali alergi mata merah oleh penampilan dan gejala khasnya.
c) Pengobatan
Kondisi
diobati dengan tetes mata anti alergi. Obat seperti itu termasuk cromolyn,
lodoxamide, olopatadine, dan tetes mata antihistamin, seperti emedastine dan
levocabastine. Tetes mata Ketorolac mempunyai anti inflamasi dan membantu
mengatasi gejala. Tetes mata Corticosteroid mempunyai anti inflamasi yang lebih
baik; tetapi, mereka sebaiknya tidak dipakai lebih dari beberapa minggu tanpa
pengamatan yang melekat karena mereka dapat menyebabkan peningkatan tekanan
pada mata (glaukoma), katarak, dan meningkatkan risiko infeksi mata. Baru-baru
ini, tetes mata yang dapat menghambat pengeluaran dan efek dari penyebab
pembengkakan seperti azelastine, nedocromil, dan pemirolast, sudah digunakan
dengan baik.
21. CEDERA BOLA MATA
Kebanyakan
luka (pencabikan) di sekitar mata lebih mengenai kelopak mata dibandingkan bola
mata. Luka yang mengenai bola mata, kebanyakan dangkal dan kecil. Meskipun
begitu, beberapa luka yang melewati putih mata (sklera) atau kubah transparan
pada permukaan mata (kornea), menembus interior mata. Beberapa luka dianggap
bola mata yang pecah (globe). Globe bisa juga pecah oleh pukulan keras. Beberapa
pencabikan bisa benar-benar merusak struktur yang diperlukan untuk penglihatan.
Mereka juga cenderung mengalami infeksi di dalam mata (endophthalmitis).
a) Gejala
Kebanyakan
orang dengan globe pecah hampir tidak bisa melihat. Mata seringkali benar-benar
menyimpang dan pupil kemungkinan tajam seperti tetesan air mata. Kadangkala
cairan keluar dari mata.
b) Diaknosa
Evaluasi
dengan segera oleh seorang ahli mata (dokter medis yang spesialisasinya pada
gangguan mata) diperlukan.
c) Pengobatan
Operasi
perbaikan seringkali diperlukan, kecuali untuk beberapa luka yang hanya
mempengaruhi selaput lendir tipis yang melindungi kornea (conjunctiva). Bahkan
sebelum operasi, antibiotik diberikan untuk mengurangi kemungkinan infeksi di
dalam mata. Infus antibiotik diberikan. Salep harus dihindari. Perisai
pelindung (baik produk komersil atau bagian bawah mangkuk kertas) dibalutkan
sepanjang mata untuk menghindari tekanan yang tidak disengaja yang bisa menekan
isi mata melalui pencabikan. Jika diperlukan, muntah bisa dikendalikan dengan
obat-obatan yang mengobati mual. Tetes mata diberikan untuk membesarkan pupil,
yang bisa membantu mencegah jaringan luka parut yang terbentuk pada bagian
berwarna mata (iris) dan bisa mengurangi luka dan kepekaan terhadap sinar yang
seringkali terjadi setelah luka. Obat-obatan untuk nyeri diberikan secara infus
atau, jika operasi perbaikan tidak diperlukan, diberikan melalui mulut.
Bahkan
setelah semua kemungkinan pengobatan medis dan operasi, luka serius bisa
menyebabkan kehilangan penglihatan sebagian atau seluruh. Sangat jarang,
setelah pencabikan bola mata (atau operasi mata), mata yang tidak terluka
menjadi meradang (sympathetic ophtalmia), yang bisa mengakibatkan hilangnya
sebagian penglihatan atau bahkan kebutaan jika dibiarkan tidak diobati.
Seringkali, kortikosteroid tetes, pil, dan suntikan bisa mencegah reaksi ini
dengan efektif. Dokter seringkali mengangkat mata rusak yang tidak dapat diubah
untuk mencegah sympathetic ophthalmia.
22. INFEKSI RONGGA MATA (ORBITAL CELLULITIS)
Infeksi
bisa menyebar dari sinus, gigi, atau aliran darat menuju rongga mata/orbit.
Infeksi pada orbit disebut orbital cellulitis. Infeksi mata bisa terjadi
setelah luka. Gejala-gejala termasuk rasa sakit, mata menonjol, gerakan mata
berkurang, kelopak mata bengkak, dan demam. Bola mata bengkak, penampilan tidak
jelas. Penglihatan kemungkinan terhalang. Tanpa pengobatan yang cukup,
orbital cellulitis bisa menyebabkan kebutaan. Infeksi bisa menyebar menuju otak
dan tulang belakang, atau penggumpalan darah bisa terjadi dan menyebar dari
pembuluh sekitar mata untuk meliputi pembuluh besar pada dasar otak (sinus
cavernous) dan menghasilkan cavernous sinus thrombosis.
a) Diaknosa
Dokter
biasanya mengenali orbital cellulitis tanpa menggunakan pemeriksaan diagnosa.
Meskipun begitu, memastikan penyebabnya bisa membutuhkan pemeriksaan lebih
lanjut, termasuk pemeriksaan pada gigi dan mulut dan sinar-X atau computed
tomography (CT) pada sinus. Seringkali, dokter memperoleh contoh dari lapisan
pada mata dan dari kulit, tenggorokan, atau sinus sebagai contoh darah dan
mengirimkan ke laboratorium untuk di tes. Contoh dikultur (untuk mengembangkan
organisme) untuk memastikan infeksi apa yang berkembang menuju orbital
cellulitis terletak, jenis organisme apa yang menyebabkan infeksi, dan
pengobatan apa yang harus digunakan.
b) Pengobatan
Antibiotik
diberikan sebelum hasil tes laboratorium diketahui. Antibiotik oral diberikan
untuk kasus ringan, infus antibiotik diberikan untuk kasus yang berat.
Antibiotik pertama kali yang digunakan kemungkinan diganti jika hasil kultur
menduga obat lain lebih efektif. Kadangkala operasi diperlukan untuk
mengeringkan penumpukan nanah (abscess) atau sinus yang terinfeksi.
23. ENDOFTALMITIS
Endoftalmitis
adalah peradangan pada seluruh lapisan mata bagian dalam, cairan dalam bola
mata (humor vitreus) dan bagian putih mata (sklera).
a) Penyebab
Penyebab
terjadinya infeksi adalah:
ü Luka
yang menusuk mata
ü Pembedahan
ü Bakteri
yang sampai ke mata melalui aliran darah.
b) Gejala
Gejalanya
seringkali berat, yaitu berupa: nyeri mata, kemerahan pada sklera, fotofobia
(peka terhadap cahaya), gangguan penglihatan.
c) Diaknosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
d) Pengobatan
Endoftalmitis
merupakan suatu keadaan darurat. Pengobatan harus segera diberikan, menunda
pengobatan bisa menyebabkan kebutaan. Diberikan antibiotik dan corticosteroid.
Untuk mengeluarkan cairan yang terinfeksi dari bola mata mungkin perlu
dilakukan pembedahan.
24. GANGGUAN SARAF OPTIK
Photoreceptor
kecil pada retina (permukaan bagian dalam di belakang mata) merasakan cahaya
dan mengirimkan sinyal kepada saraf mata. Saraf mata membawa sinyal menuju
otak. Masalah dimanapun sepanjang saraf mata atau kerusakan pada daerah di
belakang otak yang merasakan informasi penglihatan bisa menghasilkan kehilangan
pada penglihatan. Penyebab umum kerusakan saraf mata adalah tumor pada kelenjar
pituitary yang menekan pada saraf tersebut. Kedua saraf mata membawa
sinyal dari mata menuju bagian belakang otak. Pada struktur di otak disebut
optic chiasm, setiap saraf membelah, dan separuhnya serat yang melintang di
atas sisi lainnya. Karena susunan anatomi ini, kerusakan sepanjang saluran
saraf mata menyebabkan pola khusus pada kehilangan penglihatan. Dengan memahami
pola pada penglihatan yang hilang, seorang dokter bisa seringkali memastikan
saluran mana yang bermasalah. Beberapa pola pada kehilangan penglihatan. Tergantung
di daerah mana kerusakan jalur penglihatan terjadi, jenis kehilangan
penglihatan bervariasi. Misalnya, jika saraf mata rusak dimanapun di
antara bola mata dan chiasm mata, orang tersebut bisa menjadi buta hanya karena
mata tersebut. Jika chiasm mata rusak, kedua mata kehilangan penglihatan-mata
sebelah kanan kehilangan penglihatan pada bagian sebelah kanan pada bidang
penglihatan itu, dan mata sebelah kiri kehilangan penglihatan di
bagian sebelah kiri pada bidang penglihatan. Pada hemianopia, kerusakan
lebih jauh pada jalur syaraf optik (yang sering diakibatkan oleh stroke atau
penyakit tumor) masih menghasilkan pola lain pada kehilangan penglihatan.
Separuh bidang visual di kedua mata terkena. Misalnya, dengan kerusakan di sebelah
kiri bagian otak, kedua mata kehilangan setengah bagian kanan bidang visual
mereka.
25. KERATOKONJUNGTIVIS SIKKA
Keratokonjungtivitis
Sikka adalah kekeringan pada kedua mata yang berlangsung lama akibat menurunnya
fungsi kelenjar air mata, yang menyebabkan dehidrasi pada konjungtiva dan
kornea. Mata yang kering bisa merupakan gejala dari beberapa penyakit,
seperti: Artritis rematoid, Lupus eritematosus sistemik, Sindroma
Sjgren.
a) Gejala
Berkurangnya
pembentukan air mata atau penguapan air mata bisa menyebabkan iritasi mata dan
menimbulkan perasaan mata seperti terbakar. Kerusakan yang tersebar di
permukaan mata akan menambah rasa tidak nyaman dan kepekaan terhadap cahaya
(fotofobia). Pada stadium lanjut, permukaan mata bisa menebal dan membentuk
jaringan parut serta ulkus (luka terbuka). Pertumbuhan pembuluh darah juga
meningkat. Jika jaringan parut terbentuk di kornea maka bisa terjadi gangguan
penglihatan.
b) Diagnose
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Untuk mengetahui
derajat kelembaban yang membasahi mata bisa dilakukan tes Schirmer (menempelkan
kertas saring di ujung kelopak mata). Untuk mengetahui beratnya kerusakan mata
yang terjadi dilakukan pemeriksaan mata dengan menggunakan slit lamp.
c) Pengobatan
ü Untuk
mengatasi kekerinngan pada mata, setiap beberapa jam diteteskan air mata
buatan. Air mata buatan adalah tetes mata yang mengandung zat yang merangsang
air mata yang asli.
ü Pembedahan
dilakukan untuk menyumbat pengaliran air mata ke hidung sehingga lebih banyak
air mata yang digunakan untuk membasahi mata.
ü Jika
kekeringan mata sangat hebat, bisa dilakukan penjahitan sebagian kelopak mata
guna mengurangi penguapan air mata.
26. MELANOMA KOROID
Melanoma
Koroid adalah tumor pada lapisan koroid mata. Melanoma maligna pada koroid
merupakan kanker mata yang paling sering ditemukan.
a) Penyebab
Melanoma
merupakan jenis kanker yang sangat agresif dan bisa cepat menyebar. Melanoma
bisa disebabkan oleh pemaparan sinar matahari yang berlebihan. Yang paling
sering terkena adalah orang-orang yang berkulit terang dan bermata biru. Mata
bisa merupakan organ tumor yang utama atau mungkin juga kanker berasal dari
organ tubuh lainnya.
b) Gejala
Pada
stadium awal, melanoma biasanya tidak menyebabkan gangguan penglihatan, tetapi
pada akhirnya tumor bisa menyebabkan ablasio retina dan gangguan penglihatan. Gejala
lainnya yang mungkin terjadi adalah:
ü Mata
merah dan nyeri
ü Luka
kecil pada iris atau konjungtiva
ü Perubahan
warna iris
ü Gangguan
penglihatan pada salah satu mata
ü Mata menonjol.
ü Atau
mungkin juga tidak ada gejala sama sekali
c) Diaknosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala atau hasil pemeriksaan mata dengan menggunakan
oftalmoskop. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
ü USG
mata
ü CT
scan tulang tengkorak
ü MRI kepala
d) Pengobatan
Jika
berukuran kecil, tumor bisa diatasi dengan laser atau terapi penyinaran. Jika
tumor berukuran besar, mata harus diangkat. Jika mata tidak diangkat, tumor
bisa menyebar ke rongga mata (orbita) dan ke organ lainnya (melalui pembuluh
darah), menyebabkan kematian. Jika tumor telah menyebar, dilakukan kemoterapi.
e) Pencegahan
Untuk
mengurangi pemaparan sinar matahari, hendaknya gunakan kaca mata hitam jika
berada di luar rumah atau di luar ruangan.
27. KELAINAN PEMBULUH DARAH RETINA
Kelainan
pembuluh darah yang menuju ke mata bisa berupa perdarahan, tidak adekuatnya
pasokan darah dan penyumbatan pembuluh darah. Akibat yang serius adalah
kerusakan retina, yang kadang-kadang menetap dan menyebabkan penurunan fungsi
penglihatan bahkan kebutaan.
Retinopati Arteriosklerotik
Pada
keadaan ini, arteri-arteri kecil yang membawa darah ke mata mengalami
penyumbatan parsial karena dindingnya menebal.
Dengan
menggunakan oftalmoskop, bisa terlihat pembuluh darah yang menebal dan petunjuk
lainnya dari menurunnya pasokan darah ke retina.
Penebalan
pembuluh darah itu sendiri biasanya tidak mengganggu penglihatan, tetapi
merupakan petunjuk bahwa pembuluh darah di mata dan bagian tubuh lainnya tidak
sehat sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan dan pengobatan.
Retinopati
Hipertensif
Retinopati
Hipertensif adalah kerusakan retina akibat tekanan darah tinggi (hipertensi).
Penyakit ini terjadi jika tekanan darah sangat tinggi (misalnya pada hipertensi
maligna dan toksemia gravidarum). Hipertensi bisa menyebabkan kerusakan
pada pembuluh darah di dalam mata. Semakin tinggi dan semakin lama hipertensi
berlangsung, maka semakin berat kerusakan yang terjadi. Beratnya kerusakan
retina (retinopati) digambarkan dengan skala I sampai IV. Pada derajat I
biasanya tidak ditemukan gejala. Pada derajat IV terjadi pembengkakan saraf
optikus (disebut papilledema) dan makula (pusat penglihatan pada retina), yang
bisa menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.
Pada
stadium lanjut, darah bisa merembes ke dalam retina. Bercak retina mengalami
kerusakan karena kekurangan pasokan darah dan lama-lama lemak akan tertimbun di
dalam retina. Selain gangguan penglihatan, penderita juga bisa merasakan
sakit kepala.
Dengan
menggunakan oftalmoskop, bisa dilihat adanya penyempitan pembuluh darah dan
kelebihan cairan yang merembes dari pembuluh darah. Pemeriksaan lainnya yang
biasa dilakukan adalah angiografi fluoresensi. Satu-satunya pengobatan
untuk retinopati hipertensif adalah mengontrol tekanan darah.
Penyumbatan Arteri Retina
Arteri
retina adalah pembuluh darah utama yang membawa darah ke retina. Jika arteri
retina tersumbat, maka akan terjadi kebutaan mendadak tanpa disertai rasa
nyeri.
Penyumbatan
ini bisa disebabkan oleh aterosklerosis, bekuan darah atau endapan lemak
(biasanya lemak yang berasal dari sumsum tulang yang patah dan masuk ke dalam
aliran darah sebagai emboli). Penyebab lainnya adalah peradangan pembuluh darah
di kepala (arteritis temporalis).
Pelebaran
arteri retina bisa dilakukan dengan menghirup campuran karbon dioksida dan
oksigen. Dengan cara ini penyumbatan akan turun ke bawah sehingga mengurangi
daerah retina yang terkena.
Bisa
diberikan antikoagulan untuk mencegah pembentukan bekuan lebih lanjut atau
untuk mencegah penyebaran bekuan darah (yang bisa menyebabkan terjadinya
stroke).
Penyumbatan Vena Retina
Vena
retina adalah pembuluh darah utama yang membawa darah dari retina. Penyumbatan
vena retina menyebabkan vena yang lebih kecil membengkak dan berkelok-kelok.
Permukaan vena menjadi bengkak dan darah bisa merembes ke dalam retina. Penyumbatan
vena retina terutama terjadi pada usia lanjut yang menderita glaukoma,
diabetes, tekanan darah tinggi atau suatu keadaan dimana darah menjadi lebih
kental (misalnya terlalu banyak sel darah merah).
Penyumbatan
vena retina menyebabkan penurunan fungi penglihatan yang terjadi secara lebih
lambat dibandingkan dengan penyumbatan arteri retina. Perubahan yang terjadi
berupa pertumbuhan pembuluh darah baru yang abnormal di dalam retina dan
terjadinya glaukoma.
Angiografi
fluoresensi bisa membantu menentukan luasnya kerusakan dan rencana pengobatan.
Untuk menghancurkan pembuluh darah yang abnormal bisa digunakan laser. Pelebaran
vena retina bisa dilakukan dengan menghirup campuran karbon dioksida dan
oksigen. Dengan cara ini penyumbatan akan turun ke bawah sehingga mengurangi
daerah retina yang terkena. Pelebaran vena retina bisa dilakukan dengan
menghirup campuran karbon dioksida dan oksigen. Dengan cara ini penyumbatan
akan turun ke bawah sehingga mengurangi daerah retina yang terkena.
28. OPTIC NEURITIS
Optic
neuritis adalah peradangan pada saraf optik dimanapun sepanjang lintasannya.
a) Penyebab
Optic
neuritis kemungkinan disebabkan oleh infeksi virus (khususnya pada anak),
vaksinasi, meningitis, sifilis, penyakit autoimmun tertentu seperti multiple
sclerosis, dan peradangan intraocular (uveitis). Meskipun begitu, penyebab
optic neuritis seringkali tidak diketahui.
b) Gejala
Optic
neuritis menyebabkan kehilangan penglihatan, yang kemungkinan ringan atau berat
dan bisa terjadi pada salah satu atau kedua mata. Kehilangan penglihatan bisa
terjadi lebih dari sehari. Penglihatan pada mata yang berkaitan atau mata bisa
berkisar dari hampir normal sampai benar-benar buta. Kemungkinan terasa sakit
dengan gerakan mata. Tergantung pada penyebabnya, penglihatan bisa sembuh hanya
kemudian memburuk pada peristiwa berulang pada penglihatan yang buruk.
c) Diaknosa
Diagnosa
meliputi penelitian pada reaksi pupil dan penelitian bagian belakang mata
dengan ophthalmoscope, piringan optik (kepala saraf optik pada bagian belakang
mata) bisa tampak membengkak. Tes penglihatan peripheral bisa memperlihatkan
kehilangan penglihatan pada keliling bagian visual (samping). Magnetic
resonance imaging (MRI) bisa menunjukkan bukti multiple sceloris atau, jarang,
tumor menekan saraf optik.
d) Pengobatan
Kebanyakan
kasus optic neuritis akan membaik dalam beberapa bulan tanpa pengobatan.
Meskipun begitu, pada beberapa hal, pengobatan dengan infus kortikosteroid dan
obat-obatan lain bisa mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan
kambuh. Jika sebuah tumor menekan saraf optic, penglihatan biasanya membaik
begitu tekanan yang disebabkan oleh tumor telah dihilangkan.
29. SUMBATAN ARTERI DAN VENA RETINA PUSAT
Arteri
retinal pusat, saluran utama yang menyuplai darah untuk retina, bisa menjadi
betul-betul mampet karena penyakit atherosclerosis atau partikel, seperti gumpalan
darah, yang masuk peredaran darah dan menghalangi saluran (emboli). Radang
pembuluh darah adalah juga mungkin menyebabkan retinal arteri tersekat. Pada
orang dengan glaukoma, penyakit gula, atau tekanan darah tinggi, berbagai
proses mungkin terjadi, yang bisa menyebabkan tersekatnya vena. Jika
arteri pusat retinal mampet, mata yang terkena mengalami kehilangan pandangan
mendadak tetapi tanpa rasa sakit. Tersekatnya vena retinal pusat menyebabkan
vena yang penuh dan mengembang di depan saraf optik. Kehilangan jarak pandang
dari yang ringan hingga hebat karena arteri retinal pusat tersekat. Kekambuhan
sering terjadi. Selain kehilangan pandangan yang parah, komplikasi dari
arteri atau vena retinal pusat tersekat termasuk pendarahan ke dalam mata dan
glaukoma disebabkan oleh pertumbuhan pembuluh darah abnormal di selaput pelangi
dan sudut, di mana cairan dialirkan dari mata.
a) Diaknosa
Menggunakan
ophthalmoscope, seorang dokter bisa melihat perubahani di pembuluh darah dan
tanda lain berkurangnya suplai darah ke retina, seperti kepucatan retina pada
kasus arterial yang tersekta atau vena yang penuh dan pembengkakan di depan
saraf optic pada kasus vena tersekat. Tindakan Fluorescein angiography dimana
seorang dokter menyuntikkan pewarna ke dalam urat darah dan lalu memotret
retina membantu menentukan banyak sedikitnya kerusakan pada retina dan membantu
rencana pengobatan oleh dokter. Doppler ultrasound memindai kadang-kadang
mungkin dipergunakan untuk memeriksa darah mengalir di saluran darah.
b) Pengobatan
Pengobatan
sesegera sering diberikan dalam percobaan menghilangkan penghalangan arteri
retinal. Tetapi, pengobatan jarang efektif. Tekanan di dalam mata bisa
dikurangi dengan memijat kelopak mata tertutup sebentar-sebentar dengan jari.
Alternatif lain, satu prosedur yang disebut paracentesis chamber anterior
mungkin membantu menurangi tekanan di dalam mata. Pada prosedur ini, tetes mata
diteteskan di mata untuk membuat mata mati rasa, lalu jarum dimasukkan ke dalam
bilik anterior mata untuk meyedot sedikit cairan, sehingga secara cepat
mengurangi tekanan di mata.
Mengurangi
tekanan di dalam mata dengan pijatan atau paracentesis chamber anterior dapat
mengeluarkan gumpalan darah atau penyumbat lain dan dapat memasuki cabang bilik
yang lebih kecil, sehingga mengurangi area kerusakan pada retina. Umumnya tidak
ada terapi obat yang disetujui. Pengobatan laser mungkin digunakan untuk
menghancurkan pembuluh darah abnormal jika mereka berkembang ke selaput pelangi
atau sudut.
30. IRITIS TRAUMA DAN IRITIS KIMIA
Iritis
(juga dikenal sebagai iridocyclitis atau uveitis) adalah peradangan pada
lapisan dalam mata berpigmen (uvea), iris, atau keduanya. Iritis bisa
terjadi setelah trauma benda tumpul pada mata atau terbakar bahan kimia,
biasanya dalam 3 hari. Meskipun begitu, iritis bisa juga terjadi tanpa luka. Gejala
bisa termasuk sobekan, mata merah, dan sakit sekali pada mata. Biasanya orang
mengalami beberapa penglihatan buram atau rasa sakit ketika terkena sinar yang
terang (photophobia).
a) Diaknosa
Dokter
mendasari diagnosa pada riwayat orang tersebut, gejala-gejala, dan hasil
pemeriksaan lampu slit.
b) Pengobatan
Iritis
diobati dengan meneteskan ke dalam mata obat yang memperbesar pupil. Obat
tersebut menenangkan otot pada bagian berwarna mata (iris), yang kejang terasa
sakit sekali. Obat-obatan ini disebut cycloplegics dan termasuk cyclopentolate
dan homatropine. Kortikosteroid tetes mata biasanya cukup untuk menghilangkan
rasa sakit, tetapi bila diperlukan, orang tersebut bisa juga menggunakan
acetaminophen.
31. SKLERITIS (RADANG BAGIAN PUTIH MATA)
Skleritis
adalah suatu peradangan pada sklera (bagian putih mata).
a) Penyebab
Peradangan
pada sklera biasanya dihubungkan dengan penyakit autoimun (misalnya artritis
rematoid, lupus eritematosus), infeksi atau cedera kimia. Kadang penyebabnya
tidak diketahui. Paling sering terjadi pada usia antara 30-60 tahun dan jarang
ditemukan pada anak-anak.
b) Gejala
Gejalanya
berupa:
ü Nyeri
mata yang hebat
ü Bercak
merah pada sklera
ü Penglihatan
kabur
ü Fotofobia
(peka terhadap cahaya)
ü Mata berair.
c) Diaknosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
d) Pengobatan
Tetes
mata corticosteroid bisa mengurangi peradangan. Kadang diberikan corticosteroid
per-oral (melalui mulut). Jika tedapat artritis rematoid atau tidak
memberikan respon terhadap corticosteroid, diberikan obat yang menekan sistem
kekebalan (misalnya cyclophosphamide atau azathioprin).
32. SELULITIS ORBITALIS
Selulitis
Orbitalis adalah suatu infeksi pada jaringan di sekitar bola mata.
a) Penyebab
Penyebabnya
adalah infeksi bakteri. Infeksi bisa berasal dari sinus, gigi atau aliran
darah, atau bisa terjadi setelah suatu cedera mata. Pada
anak-anak, selulitis orbitalis biasanya berasal dari infeksi sinus yang
disebabkan oleh Hemophilus influenzae. Bakteri lainnya yang bisa menyebabkan
selulitis orbitalis adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae dan
streptokokus beta hemolitikus.
b) Gejala
Gejalanya
berupa:
ü Nyeri
hebat
ü Mata
menonjol
ü Pergerakan
mata terbatas
ü Kelopak
mata membengkak, tampak mengkilat dan berwarna merah atau ungu
ü Demam
ü Bola mata membengkak dan tampak berkabut.
Jika
tidak diobati secara adekuat, selulitis orbitalis bisa menyebabkan kebutaan,
infeksi otak dan medulla spinalis serta adanya bekuan darah di otak.
c) Diaknosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Untuk
menentukan penyebabnya bisa dilakukan rontgen gigi dan mulut atau CT scan
sinus. Contoh jaringan dari selaput mata, kulit, darah, tenggorokan atau
sinus bisa dibiakkan di laboratorium untuk menentukan bakteri penyebab infeksi.
d) Pengobatan
Untuk
kasus yang ringan diberikan antibiotik per-oral (melalui mulut); untuk kasus
yang berat antibiotik diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah). Kadang
perlu dilakukan pembedahan untuk membuang nanah atau mengeringkan sinus yang
terinfeksi.
e) Pencegahan
Diagnosis
dan pengobatan dini untuk infeksi gigi, sinus dan infeksi lainnya bisa mencegah
penyebaran infeksi ke mata.
33. PEMBEKAN KELOPAK MATA
Apapun
yang mengiritasi mata juga dapat mengiritasi kelopak mata dan menyebabkan
pembengkakan (edema).
a) Penyebab
Iritan
yang paling sering ditemukan adalah alergi, yang dapat menyebabkan salah satu
atau kedua kelopak berkerut dan bengkak. Reaksi alergi bisa disebabkan
oleh:
ü Obat
yang masuk ke dalam mata seperti tetes mata
ü Obat
lain atau kosmetik
ü Serbuk
sari atau partikel lain di udara
Pembengkakan
kelopak mata juga bisa terjadi akibat :
ü Sengatan atau gigitan serangga
ü Infeksi bakteri, virus atau jamur.
b) Gejala
Gejala yang timbul dari
penyakit ini yaitu kelopak
mata tampak membengkak.
c) Diaknosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksan fisik.
d) Pengobatan
Menghilangkan
penyebab pembengkakan dan kompres dingin bisa mengurangi pembengkakan. Jika
penyebabnya alergi, untuk mengurangi pembengkakan sebaiknya menghindari alergen
(zat yang menyebabkan alergi). Jika suatu benda asing (misalnya duri
serangga) tersangkut di dalam kelopak mata, harus segera diangkat.
34. PELEPASAN RETINA
Pelepasan
retina adalah pemisahan retina dari lapisan dasar pada pembuluh darah. Ketika
retina lepas, terpisah dari bagian persediaan darahnya, mencegahnya berfungsi
sebagaimana mestinya. Hingga retina terpasang kembali, hal tersebut bisa rusak
secar permanent. Pelepasan bisa dimulai pada area yang kecil, biasanya
sebagai akibat robekan retina jika bagian kecil tersebut tidak menempel
kembali, seluruh retina bisa lepas. Sobekan retina yang bisa menyebabkan
pelepasan retina lebih mungkin terjadi pada orang rabun ayam parah (miopi) atau
yang telah mengalami operasi katarak. Sobekan juga lebih mungkin terjadi
setelah luka mata. Cairan atau darah dari kerusakan pembuluh darah bisa menumpuk
antara retina dan jaringan di bawahnya, lebih lanjut memperburuk penglihatan.
a) Gejala
Pelepasan
retina tidak terasa sakit. Orang biasanya melihat benda kecil, mengambang
(floater) atau sorotan cahaya terang yang berlangsung lebih dari satu detik.
Hilangnya penglihatan di pinggir biasanya pertama kali terjadi, dan kehilangan
penglihatan menyebar sebagaimana perkembangan pelepasan tersebut. Hilangnya
penglihatan menyerupai tirai atau kerudung yang jatuh melintangi garis
penglihatan. Jika macula menjadi terlepas, penglihatan dengan segera memburuk,
dan segala sesuatu menjadi buram.
Seorang
dokter meneliti retina melalui ophthalmoscope dan biasanya pelepasan bisa
dilihat. Jika pelepasan tidak terlihat, ultrasound scan pada mata bisa
menunjukkannya.
b) Pengobatan
Seseorang
yang mengalami hilangnya penglihatan dengan tiba-tiba harus mengunjungi ahli
mata dengan segera. Tergantung pada pelepasan tersebut, operasi laser atau
operasi pembekuan (cryopexy) kemungkinan digunakan untuk memperbaiki retina
tersebut. Operasi laser menutup lubang pada retina. Terapi pembekuan
menyebabkan sebuah goresan terbentuk, yang menahan retina tetap di tempat.
Jika
retina tersebut terpasang kembali dalam 2 sampai 7 hari, kemungkinan
penglihatan biasanya akan bertambah baik. Jika retina telah terlepas untuk
jangka waktu yang lama atau jika pendarahan atau goresan telah terjadi,
kemungkinan penglihatan bertambah baik akan berkurang.
35. KANKER YANG MEMPENGARUHI RETINA
Kanker
yang mempengaruhi retina secara umum mulai pada choroid, lapisan padat pembuluh
darah yang menyuplai retina. Choroid terjepit di antara retina dan sclera
(bagian putih mata luar). Karena retina bergantung pada choroid untuk
persediaan darah dan menopangnya, kerusakan pada choroid oleh kanker mungkin
mempengaruhi pandangan.
Choroidal
Melanoma
Choroidal
melanoma adalah kanker yang berasal dari sel yang menghasilkan zat warna
(melanocytes) choroid. Choroidal melanoma adalah kanker yang paling sering
berasal dari mata. Paling sering terjadi pada orang dengan warna kulit putih
dan mata biru. Pada tahap awal, kanker biasanya tidak mengganggu pandangan.
Kemudian, hal itu dapat menyebabkan pandangan kabur atau kehilangan
pandangansecar menyeluruh karena pelepasan retinal. Metastases ke bagian badan
lain mungkin terjadi.
Diagnosa
awal adalah penting, karena kemungkinan penyembuhan choroid melanoma
berhubungan dengan ukuran tumor. Diagnosa dibuat menggunakan ophthalmoscope,
scaning ultrasound, dan potret serial.
Jika
melanoma kecil, pengobatan dengan laser, radiasi, atau penanaman bahan
radioaktif dapat memelihara pandangan dan menyelamatkan mata. Jika kanker
besar, mata harus disingkirkan. Jika kanker besar tidak dihilangkan, bisa
menjalar secara langsung ke dalam rongga mata (orbit) atau lewat aliran darah
(metastasize) ke organ lain, menyebabkan kematian.
Choroidal
Metastases
Choroidal
metastases adalah kanker yang sudah menjalar ke mata dari bagian badan lain.
Karena suplai darah terbaik di choroids, sering menjadi tempat datangnya kanker
dari penyebaran bagian badan lain. Pada wanita, kanker payudara adalah penebab
yang paling sering. Pada laki-laki, kanker paru-paru atau prostat adalah
penyebab yang paling umum
Sering
kali, kanker tidak menimbulkan gejala dan tidak ditemukan selama pemeriksaan
mata rutin. Penyakit dengan gejala, gejala pertama berkurang pandangan dan
adanya kilasan cahaya. Pelepasan Retinal dan kehilangan pandangan hebat mungkin
terjadi
Diagnosa
kadang-kadang dibuat selama pemeriksaan mata rutin dengan ophthalmoscope.
Diagnosa dibantu oleh scanning ultrasound. Penegasan diagnosa mungkin
melibatkan menggunakan sebuah jarum kecil untuk mengambil sampel jaringan untuk
diperiksa di bawah mikroskop (biopsi). Pengobatan biasanya dengan terapi
kemoterapi dan radiasi
36. KELAINAN PEMBULUH DARAH RETINA
Kelainan
pembuluh darah yang menuju ke mata bisa berupa perdarahan, tidak adekuatnya
pasokan darah dan penyumbatan pembuluh darah. Akibat yang serius adalah
kerusakan retina, yang kadang-kadang menetap dan menyebabkan penurunan fungsi
penglihatan bahkan kebutaan.
Rerinopati Arteriosklerotik
Pada
keadaan ini, arteri-arteri kecil yang membawa darah ke mata mengalami
penyumbatan parsial karena dindingnya menebal.
Dengan
menggunakan oftalmoskop, bisa terlihat pembuluh darah yang menebal dan petunjuk
lainnya dari menurunnya pasokan darah ke retina.
Penebalan
pembuluh darah itu sendiri biasanya tidak mengganggu penglihatan, tetapi
merupakan petunjuk bahwa pembuluh darah di mata dan bagian tubuh lainnya tidak
sehat sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan dan pengobatan.
Retinopati
Hipertensif
Retinopati
Hipertensif adalah kerusakan retina akibat tekanan darah tinggi (hipertensi).
Penyakit ini terjadi jika tekanan darah sangat tinggi (misalnya pada hipertensi
maligna dan toksemia gravidarum).
Hipertensi
bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di dalam mata. Semakin tinggi
dan semakin lama hipertensi berlangsung, maka semakin berat kerusakan yang
terjadi.
Beratnya
kerusakan retina (retinopati) digambarkan dengan skala I sampai IV. Pada
derajat I biasanya tidak ditemukan gejala. Pada derajat IV terjadi pembengkakan
saraf optikus (disebut papilledema) dan makula (pusat penglihatan pada retina),
yang bisa menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.
Pada
stadium lanjut, darah bisa merembes ke dalam retina. Bercak retina mengalami
kerusakan karena kekurangan pasokan darah dan lama-lama lemak akan tertimbun di
dalam retina.
Selain
gangguan penglihatan, penderita juga bisa merasakan sakit.
Dengan
menggunakan oftalmoskop, bisa dilihat adanya penyempitan pembuluh darah dan
kelebihan cairan yang merembes dari pembuluh darah. Pemeriksaan lainnya yang
biasa dilakukan adalah angiografi fluoresensi.
Satu-satunya
pengobatan untuk retinopati hipertensif adalah mengontrol tekanan darah.
Penyumbatan Arteri Retina
Arteri
retina adalah pembuluh darah utama yang membawa darah ke retina. Jika arteri
retina tersumbat, maka akan terjadi kebutaan mendadak tanpa disertai rasa nyeri.
Penyumbatan
ini bisa disebabkan oleh aterosklerosis, bekuan darah atau endapan lemak
(biasanya lemak yang berasal dari sumsum tulang yang patah dan masuk ke dalam
aliran darah sebagai emboli). Penyebab lainnya adalah peradangan pembuluh darah
di kepala (arteritis temporalis).
Pelebaran
arteri retina bisa dilakukan dengan menghirup campuran karbon dioksida dan
oksigen. Dengan cara ini penyumbatan akan turun ke bawah sehingga mengurangi
daerah retina yang terkena.
Bisa
diberikan antikoagulan untuk mencegah pembentukan bekuan lebih lanjut atau
untuk mencegah penyebaran bekuan darah (yang bisa menyebabkan terjadinya
stroke).
Penyumbatan Vena Retina
Vena
retina adalah pembuluh darah utama yang membawa darah dari retina. Penyumbatan
vena retina menyebabkan vena yang lebih kecil membengkak dan berkelok-kelok.
Permukaan vena menjadi bengkak dan darah bisa merembes ke dalam retina. Penyumbatan
vena retina terutama terjadi pada usia lanjut yang menderita glaukoma,
diabetes, tekanan darah tinggi atau suatu keadaan dimana darah menjadi lebih
kental (misalnya terlalu banyak sel darah merah).
Penyumbatan
vena retina menyebabkan penurunan fungi penglihatan yang terjadi secara lebih
lambat dibandingkan dengan penyumbatan arteri retina. Perubahan yang terjadi
berupa pertumbuhan pembuluh darah baru yang abnormal di dalam retina dan
terjadinya glaukoma.
Angiografi
fluoresensi bisa membantu menentukan luasnya kerusakan dan rencana pengobatan.
Untuk menghancurkan pembuluh darah yang abnormal bisa digunakan laser. Pelebaran
vena retina bisa dilakukan dengan menghirup campuran karbon dioksida dan
oksigen. Dengan cara ini penyumbatan akan turun ke bawah sehingga mengurangi
daerah retina yang terkena. Pelebaran vena retina bisa dilakukan dengan
menghirup campuran karbon dioksida dan oksigen. Dengan cara ini penyumbatan
akan turun ke bawah sehingga mengurangi daerah retina yang terkena.
37. KERATITIS ULSERATIVA PERIFER
Keratitis
Ulserativa Perifer adalah suatu peradangan dan ulserasi (pembentukan ulkus)
pada kornea yang seringkali terjadi pada penderita penyakit jaringan ikat
(misalnya artritis rematoid).
a) Penyebab
Keratitis
ulserativa perifer bisa disebabkan oleh:
ü Penyakit
non-infeksi
- Artritis rematoid
- Lupus eritematosus sistemik
- Sarkoidosis
- Rosasea
- Arteritis sel raksasa
- Penyakit peradangan saluran pencernaan
- Kelainan metabolisme
- Blefaritis
- Keratitis marginalis
- Pemakaian lensa kontak
- Cedera mata karena bahan kimia, trauma ataupu
pembedahan
ü Penyakit
infeksi
- Tuberkulosis
- Sifilis
- Hepatitis
- Disentri basiler
- Keratitis (karena virus, bakteri, jamur
maupun akantamuba).
Faktor
resiko utama terjadinya penyakit ini adalah penyakit jaringan ikat dan penyakit
pembuluh darah
b) Gejala
Terjadi
gangguan penglihatan, peka terhadap cahaya (fotofobia) dan penderita merasa ada
benda asing di matanya. Gejala lainnya adalah mata berair, peradangan
konjungtiva dan episklera.
c) Diaknosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata serta pemeriksaan
fisik.
d) Pengobatan
Pengobatan
lokal bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kerusakan kornea, sedangkan
pengobatan sistemik diberikan untuk mengatasi penyebabnya. Untuk mengatasi
penyebabnya, diberikan steroid sistemik dan obat penekan
sistem kekebalan (immunosupresan); obat tersebut juga efektif dalam
mengontrol peradangan mata dan sistemik.
Immunosupresan
yang diberikan biasanya adalah cyclophosphamide. Jika diduga penyebabnya
adalah penyakit infeksi, maka diberikan antibiotik. Beberapa teknik
pembedahan yang dilakukan untuk mengatasi keratitis ulserativa perifer:
- Perekat jaringan (misalnya lem sianoakrilat)
digunakan pada ancaman perforasi dan perforasi yang berukuran kurang dari 1-2
mm.
- Prosedur tektonik, yaitu keratoplasti,
keratoplasti penetrasi dan pencangkokan bercak korneoskleral.
38. KERATOMALASIA
Keratomalasia
(Xeroftalmia, Keratitis Xerotik) adalah suatu keadaan dimana kornea menjadi
kering dan keruh akibat kekurangan vitamin, A, protein dan kalori. Keratomalasia
biasanya menyerang kedua mata.
a) Penyebab
Keratomalasia
biasanya terjadi akibat kekurangan vitamin A yang berat. Vitamin A penting
untuk fungsi penglihatan yang normal, juga untuk pertumbuhan tulang, kesehatan
kulit dan melindungi selaput lendir pada saluran pencernaan, saluran pernafasan
dan saluran kemih
Di
negara-negara berkembang, kekurangan vitamin A dan keratomalasi merupakan
penyebab utama dari kebutaan pada masa kanak-kanak. Di negara-negara tersebut,
kekurangan vitamin A seringkali terjadi sebagai akibat malnutrisi pada bayi dan
anak-anak yang masih muda
Di
negara maju, kekurangan vitamin A dan keratomalasi terjadi akibat beberapa
keadaan berikut yang berhubungan dengan proses penyerapan, penyimpanan ataupun
pemindahan vitamin A, seperti :
- Penyakit seliak
- Kolitis ulserativa
- Fibrosis kistik
- Penyakit hati
- Pembedahan bypass pada usus
b) Gejala
Gejala
awal berupa rabun senja (penglihatan berkurang pada keadaan gelap) dan mata
yang kering (disebut xeroftalmia), diikuti oleh pembentukan kerutan, kekeruhan
dan perlunakan kornea (disebut keratomalasia). Pada kekurangan vitamin A
yang berat, pada konjungtiva terlihat adanya endapan kering dan berbusa yang
berwarna abu-keperakan (bintik Bitot). Jika tidak diberikan pengobatan
yang adekuat maka perlunakan kornea akan menyebabkan infeksi, perforasi serta
perubahan jaringan yang bersifat degeneratif, sehingga akhinya terjadi kebutaan.
c) Diaknosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
d) Pengobatan
Untuk
mengatasi infeksi, bisa diberikan salep atau tetes mata antibiotik. Untuk
memperbaiki kekurangan vitamin A, diberikan tambahan vitamin per-oral (melalui
mulut) dan untuk mengatasi malnutrisi dilakukan perbaikan gizi.
39. MATA DAN
PENGLIHATAN
Struktur
dan fungsi mata sangat rumit dan mengagumkan. Secara konstan mata menyesuaikan
jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh
serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke
otak. Mata memiliki struktur sebagai berikut:
ü Sklera
(bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan
relatif kuat.
ü Konjungtiva
: selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera.
ü Kornea
: struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris,
pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
ü Pupil
: daerah hitam di tengah-tengah iris.
ü Iris
: jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan
di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara
merubah ukuran pupil.
ü Lensa
: struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus;
berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.
ü Retina
: lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata;
berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.
ü Saraf
optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke
otak.
ü Humor
aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea
(mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan
kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.
ü Humor
vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina
(mengisi segmen posterior mata).
Cahaya
yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Iris mengatur jumlah cahaya yang
masuk dengan cara membuka dan menutup, seperti halnya celah pada lensa kamera.
Jika lingkungan di sekitar gelap, maka cahaya yang masuk akan lebih banyak;
jika lingkungan di sekitar terang, maka cahaya yang masuk menjadi lebih
sedikit. Ukuran pupil dikontrol oleh otot sfingter pupil, yang membuka dan
menutup iris.
Lensa
terdapat di belakang iris. Dengan merubah bentuknya, lensa memfokuskan cahaya
ke retina. Jika mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot silier akan
berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Jika mata
memfokuskan pada objek yang jauh, maka otot silier akan mengendur dan lensa
menjadi lebih tipis dan lebih lemah. Sejalan dengan pertambahan usia,
lensa menjadi kurang lentur, kemampuannya untuk menebal menjadi berkurang
sehingga kemampuannya untuk memfokuskan objek yang dekat juga berkurang.
Keadaan ini disebut presbiopia.
Retina
mengandung saraf-saraf cahaya dan pembuluh darah. Bagian retina yang paling
sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan ujung saraf. Banyaknya ujung
saraf ini menyebabkan gambaran visuil yang tajam. Retina mengubah gambaran
tersebut menjadi gelombang listrik yang oleh saraf optikus dibawa ke otak.
Saraf
optikus menghubungkan retina dengan cara membelah jalurnya. Sebagian serat
saraf menyilang ke sisi yang berlawanan pada kiasma optikus (suatu daerah yang
berada tepat di bawah otak bagian depan). Kemudian sebelum sampai ke otak
bagian belakang, berkas saraf tersebut akan bergabung kembali.
Bola
mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:
ü Segmen
anterior : mulai dari kornea sampai lensa.
ü Segmen
posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina.
Segmen
anterior berisi humor aqueus yang merupakan sumber energi bagi struktur mata di
dalamnya. Segmen posterior berisi humor vitreus. Cairan tersebut membantu
menjaga bentuk bola mata. Segmen anterior sendiri terbagi menjadi 2
bagian:
- Bilik anterior : mulai dari kornea sampai
iris
- Bilik posterior : mulai dari iris sampai
lensa.
Dalam
keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati pupil
masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang
terletak ujung iris.
Otot Saraf dan Pembuluh
Darah
Beberapa
otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial
tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf
lainnya. Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam
retina ke otak. Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air
mata oleh kelenjar air mata. Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian
mata yang lain dan merangsang otot pada tulang orbita.
Arteri
oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan, sedangkan
darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah
ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.
Struktur Pelindung
Struktur
di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke
segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin,
bakteri, virus, jamur dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga
memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk.
Orbita
adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh
darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.
Kelopak
mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara
refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan
cahaya yang sangat terang. Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan
cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata
mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea
bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata
adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata.
Bulu
mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi
membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang).
Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah
penguapan air mata.
Kelenjar
lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan
menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung
melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak
mata atas dan bawah, di dekat hidung.
Air
mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan
membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya
akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.
Kebutaan
Cedera
dan penyakit pada mata bisa mempengaruhi penglihatan. Kejernihan penglihatan
disebut ketajaman visuil, yang berkisar dari penglihatan penuh sampai ke
tanpa penglihatan. Jika ketajaman menurun, maka penglihatan menjadi kabur.
Ketajaman
penglihatan biasanya diukur dengan skala yang membandingkan penglihatan
seseorang pada jarak 20 kaki dengan seseorang yang memiliki ketajaman penuh.
Visuil 20/20 artinya seseorang melihat benda pada jarak 20 kaki dengan
ketajaman penuh; sedangkan visuil 20/200 artinya seseorang melihat benda pada
jarak 20 kaki, yang oleh orang dengan ketajaman penuh benda tersebut terlihat
pada jarak 200 kaki. Secara teoritis, kebutaan terjadi jika ketajaman
penglihatan lebih buruk dari 20/200 meskipun telah dibantu dengan kaca
mata maupun lensa kontak. Kebutaan bisa terjadi karena berbagai alasan:
- cahaya tidak dapat mencapai retina
- cahaya tidak terfokus sebagaimana mestinya
pada retina
- retina tidak dapat merasakan cahaya secara
normal
- kelainan penghantaran gelombang saraf dari
retina ke otak
- otak tidak dapat menterjemahkan informasi
yang dikirim oleh mata.
Beberapa
penyakit yang bisa menyebabkan kebutaan:
- Katarak
- Kelainan refraksi
- Ablasio retina
- Retinitis pigmentosa
- Diabetes
- Degenerasi makuler
- Sklerosis multipel
- Tumor kelenjar hipofisa
- Glaukoma
- Kelainan pada daerah otak yang mengolah
gelombang visuil akibat stroke, tumor atau penyakit lainnya.
40. ABLASIO RETINA
Ablasio
Retina adalah terpisahnya/terlepasnya retina dari jaringan penyokong di
bawahnya. Jaringan
saraf yang membentuk bagian peka cahaya pada retina membentuk suatu selaput
tipis yang melekat erat pada jaringan penyokong di bawahnya. Jika kedua lapisan
tersebut terpisah, maka retina tidak dapat berfungsi dan jika tidak kembali
disatukan bisa terjadi kerusakan permanen. Pada ablasio lainnya, retina tidak robek
tetapi terpisah dari jaringan di bawahnya. Pemisahan ini terjadi jika gerakan
cairan di dalam bola mata menarik retina atau jika cairan yang terkumpul
diantara retina dan jaringan di bawahnya mendorong retina. Ablasio
bisa bermula di suatu daerah yang kecil, tetapi jika tidak diobati, seluruh
retina bisa terlepas. Pada salah satu bentuk ablasio, retina betul-betul
mengalami robekan. Bentuk ablasio ini biasanya terjadi pada penderita miopia
atau penderita yang telah menjalani operasi katark atau penderita cedera mata.
a) Penyebab
Retina
merupakan selaput transparan di bagian belakang mata yang mengolah bayangan
yang difokuskan di retina oleh kornea dan lensa. Ablasio retina seringkali dihubungkan dengan
adanya robekan atau lubang pada retina, sehingga cairan di dalam mata merembes
melalui robekan atau lubang tersebut dan menyebabkan terlepasnya retina dari
jaringan di bawahnya. Hal tersebut bisa terjadi akibat:
ü Trauma
ü Proses
penuaan
ü Diabetes
berat
ü Penyakit peradangan, tetapi ablasio retina
sering kali terjadi secara spontan
Pada
bayi prematur, ablasio retina bisa terjadi akibat retinopati akibat
prematuritas
Selama
proses terlepasnya retina, perdarahan dari pembuluh darah retina yang kecil
bisa menyebabkan kekeruhan pada bagian dalam mata yang dalam keadaan normal
terisi oleh humor vitreus. Jika terjadi pelepasan makula, akan terjadi gangguan
penglihatan pusat lapang pandang. Faktor resiko terjadinya ablasio retina
adalah :
ü Rabun
dekat
ü Riwayat
keluarga dengan ablasio retina
ü Diabetes
yang tidak terkontrol
ü Trauma.
b) Gejala
Ablasio
retina tidak menimbulkan nyeri, tetapi bisa menyebabkan gambaran bentuk-bentuk
ireguler yang melayang-layang atau kilatan cahaya, serta menyebabkan
penglihatan menjadi kabur. Hilangnya fungsi penglihatan awalnya hanya
terjadi pada salah satu bagian dari lapang pandang, tetapi kemudian menyebar
sejalan dengan perkembangan ablasio. Jika makula terlepas, akan segera terjadi
gangguan penglihatan dan penglihatan menjadi kabur.
c) Diaknosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Beberapa
pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keutuhan retina:
ü Oftalmoskopi
direk dan indirek
ü Ketajaman
penglihatan
ü Tes
refraksi
ü Respon
refleks pupil
ü Gangguan
pengenalan warna
ü Pemeriksaan
slit lamp
ü Tekanan
intraokuler
ü USG
mata
ü Angiografi
fluoresensi
ü Elektroretinogram
d) Pengobatan
Pembedahan
laser bisa digunakan untuk menutup lubang atau robekan pada retina yang
biasanya ditemukan sebelum terjadinya ablasio. Dengan kriopeksi (pemberian
dingin dengan jarum es) akan terbentuk jaringan parut yang melekatkan retina
pada jaringan di bawahnya. Teknik ini digunakan bersamaan dengan penyuntikan
gelembung udara dan kepala dipertahankan pada posisi tertentu untuk mencegah
penimbunan kembali cairan di belakang retina. Penempelan kembali retina
melalui pembedahan terdiri dari pembuatan lekukan pada sklera (bagian putih
mata) untuk mengurangi tekanan pada retina sehingga retina kembali menempel
e) Pencegahan
Gunakan
kaca mata pelindung untuk mencegah terjadinya trauma pada mata. Penderita
diabetes sebaiknya mengontrol kadar gula darahnya secara seksama. Jika anda
memiliki resiko menderita ablasio retina, periksakan mata minimal setahun
sekali
41. DAKROSISTITIS (INFEKSI KANTONG AIR MATA)
Dakriosistitis
adalah suatu infeksi pada kantong air mata (sakus lakrimalis).
a) Penyebab
Dakriosistitis
biasanya terjadi akibat penyumbatan pada duktus nasolakrimalis (saluran
yang mengalirkan air mata ke hidung).
b) Gejala
ü Infeksi
menyebabkan nyeri di daerah sekitar kantong air mata yang tampak merah dan
membengkak.
ü Mata
menjadi merah dan berair serta mengeluarkan nanah.
ü Jika
kantong air mata ditekan secara perlahan, akan keluar nanah dari lubang di
sudut mata sebelah dalam (dekat hidung).
ü Penderita
juga mengalami demam
ü Jika
infeksi yang ringan atau berulang berlangsung lama maka sebagian besar gejala
mungkin menghilang hanya pembengkakan ringan yang menetap.
ü Kadang
infeksi menyebabkan tertahannya air mata di dalam kantong air mata sehingga
terbentuk kantong yang berisi cairan (mukokel di bawah kulit.
ü Infeksi
berulang bisa menyebabkan penebalan dan kemerahan diatas kantong air mata.
ü Bisa
terbentuk kantong nanah (abses) yang kemudian pecah dan mengeluarkan nanahnya.
c) Diaknosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
d) Pengobatan
Infeksi
diobati dengan antibiotik per-oral (melalui mulut) atau intravena (melalui
pembuluh darah). Daerah kantong air mata juga boleh dikompres hangat.
Jika
terbentuk abses, dilakukan pembedahan untuk membuka dan membuang nanahnya.
Untuk
infeksi menahun, penyumbatan duktus nasolakrimalis bisa dibuka dengan bantuan
jarum atau melalui pembedahan.
42. DAKRIOSTENOSIS
Dakriostenosis
adalah penyumbatan duktus nasolakrimalis (saluran yang mengalirkan air mata ke
hidung).
a) Penyebab
Dalam
keadaan normal, air mata dari permukaan mata dialirkan ke dalam hidung melalui
duktus nasolakrimalis. Jika saluran ini tersumbat, air mata akan menumpuk dan
mengalir secara berlebihan ke pipi. Penyumbatan duktus nasolakrimalis
(dakriostenosis) bisa terjadi akibat:
ü Gangguan
perkembangan sistem nasolakrimalis pada saat lahir
ü Infeksi
hidung menahun
ü Infeksi
mata yang berat atau berulang
ü Patah
tulang (fraktur) hidung atau wajah
ü Tumor
Penyumbatan
bisa bersifat parsial (sebagian) atau total
b) Gejala
Penyumbatan
karena tidak sempurnanya sistem nasolakrimalis biasanya menyebabkan pengaliran
air mata yang berlebihan ke pipi (epifora) dari salah satu ataupun kedua mata
(lebih jarang) pada bayi berumur 3-12 minggu. Penyumbatan ini biasanya akan
menghilang dengan sendirinya pada usia 6 bulan, sejalan dengan perkembangan
sistem nasolakrimalis
c) Diaknosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang lainnya adalah:
ü Pemeriksaan
hidung bagian dalam
ü Pewarnaan
mata dengan zat fluoresensi untuk menilai pengaliran air mata
ü Sinar
X khusus untuk menilai duktus nasolakrimalis
d) Pengobatan
Jika
penyumbatannya parsial, bisa dilakukan pemijatan pada daerah kantong air mata
sebanyak beberapa kali/hari. Jika terjadi peradangan pada konjungtiva
(konjungtivitis) diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotik. Jika penyumbatan tetap terjadi biasanya saluran harus
dibuka dengan bantuan jarum kecil yang dimasukkan melalui lubang saluran di
sudut kelopak mata. Pada penderita dewasa dilakukan pembedahan
untuk membuka kembali saluran air mata (dakriosistorinostomi).
e) Pencegahan
Pengobatan
yang adekuat terhadap infeksi hidung dan mata bisa mengurangi resiko terjadinya
dakriostenosis.
43. EKSOFTALMOS (PENONJOLAN BOLA MATA ABNORMAL)
Eksoftalmos
adalah penonjolan abnormal pada salah satu atau kedua bola mata.
a) Penyebab
Eksoftalmos
bisa disebabkan oleh :
ü Penyakit
tiroid, terutama penyakit Grave (jaringan di dalam rongga mata membengkak dan terdapat
endapan yang mendorong mata ke depan)
ü Perdarahan
di belakang mata
ü Peradangan
di dalam rongga mata
ü Tumor
jinak maupun ganas di dalam rongga mata dan di belakang bola mata
ü Pseudotumor
ü Trombosis
sinus kavernosus
ü Malformasi
arteriovenosa
b) Gejala
Salah
satu atau kedua bola mata tampak menonjol
c) Diaknosa
Setiap
mata yang menonjol tidak selalu berarti eksoftalmos. Beratnya penonjolan mata
bisa diukur dengan penggaris biasa atau dengan alat yang disebut oftalmometer. Pemeriksaan lainnya yang dilakukan adalah CT scan dan tes
fungsi tiroid.
d) Pengobatan
Pengobatan
tergantung kepada penyebabnya. Jika terdapat kelainan antara arteri dan vena
maka dilakukan pembedahan. Jika penyebabnya adalah hipertiroidisme (terlalu banyak
hormon tiroid) maka dilakukan pengobatan terhadap hipertiroidisme. Untuk menghilangkan penekanan terhadap saraf optikus
diberikan corticosteroid per-oral (melalui mulut), terapi penyinaran lokal atau
pembedahan. Jika kelopak mata tidak dapat menutupi bola
mata yang menonjol, mungkin perlu dilakukan pembedahan kelopak mata untuk
membantu melindungi kornea terhadap kekeringan dan infeksi.
Untuk
mengatasi pseudotumor dan pembengkakan bisa diberikan corticosteroid. Jika
tumor membahayakan mata karena mendorongnya keluar, maka dilakukan pembedahan
untuk mengangkat tumor
44. ENTROPION & EKTROPION
Entropion
adalah suatu keadaan dimana kelopak dan bulu mata bagian bawah membalik ke
dalam ke arah bola mata. Ektropion adalah suatu keadaan dimana kelopak dan bulu
mata bagian bawah membalik ke arah luar.
a) Penyebab
Kebanyakan
kasus ektropion terjadi akibat pengenduran jaringan kelopak mata akibat
penuaan. Beberapa kasus terjadi karena adanya jaringan parut pada kelopak mata
akibat luka bakar kimia maupun panas, truma, kanker kulit atau pembedahan
kelopak mata. Kadang ektropion merupakan bawaan lahir akibat pembentukan
kelopak mata yang tidak sempurna.
b) Gejala
Entropion
adalah suatu keadaan dimana kelopak dan bulu mata bagian bawah membalik ke
dalam ke arah bola mata. Ektropion adalah suatu keadaan dimana kelopak dan bulu
mata bagian bawah membalik ke arah luar.
c) Diaknosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata
d) Pengobatan
Entropion
dan ektropion harus diperbaiki melalui pembedahan sebelum gesekan kelopak dan
bulu mata menyebabkan kerusakan kornea. Pembedahan biasanya dilakukan dengan
bius lokal dan penderita tidak perlu dirawat. Dilakukan pengencangan kelopak
mata. Setelah pembedahan, mata ditutup selama 24 jam dan diberi
salep antibiotik selama sekitar 1 minggu.
45. EPISKLERITIS
Episkleritis
adalah suatu peradangan pada episklera. Sklera terdiri dari serat-serat jaringan
ikat yang membentuk dinding putih mata yang kuat. Sklera dibungkus oleh
episklera yang merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung pembuluh darah
untuk memberi makan sklera. Di bagian depan mata, episklera terbungkus oleh
konjungtiva.
a) Penyebab
Penyebabnya
tidak diketahui, tetapi beberapa penyakit berikut telah dihubungkan dengan
terjadinya episkleritis, penyakit tersebut yaitu :
ü Artritis
rematoid
ü Sindroma
Sjgren
ü Sifilis
ü Herpes
zoster
ü Tuberkulosis
b) Gejala
Biasanya
peradangan hanya mengenai sebagian kecil bola mata dan tampak sebagai daerah
yang agak menonjol, berwarna kuning. Gejala lainnya adalah:
ü nyeri
mata
ü peka
terahadap cahaya (fotofobia)
ü nyeri
mata bila ditekan
ü mata berair
c) Diaknosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata
d) Pengobatan
Biasanya
dalam waktu 1-2 minggu penyakit ini akan menghilang dengan sendirinya. Untuk
mempercepat penyembuhan bisa diberikan tetes mata corticosteroid.
46. KATARAK
Katarak
adalah sejenis kerusakan mata yang menyebabkan lensa mata berselaput dan rabun.
Lensa mata menjadi keruh dan cahaya tidak dapat menembusinya, bervariasi sesuai
tingkatannya dari sedikit sampai keburaman total dan menghalangi jalan cahaya.
dalam perkembangan katarak yang terkait dengan usia penderita dapat menyebabkan
penguatan lensa, menyebabkan penderita menderita miopi, menguning secara
bertahap dan keburaman lensa dapat mengurangi persepsi akan warna biru. Katarak
biasanya berlangsung perlahan-lahan menyebabkan kehilangan penglihatan dan
berpotensi membutakan jika tidak diobati. Kondisi ini biasanya mempengaruhi
kedua mata, tapi hampir selalu satu mata dipengaruhi lebih awal dari yang lain.
Penyakit ini biasanya diderita oleh lansia.
a) Penyebab
Pada
banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. Katarak biasanya terjadi pada usia
lanjut dan bisa diturunkan. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor
lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya. Katarak bisa disebabkan oleh:
ü Cedera
mata
ü Penyakit
metabolik (misalnya diabetes)
ü Obat-obat
tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak
kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau
beberapa saat kemudian). Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit
keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh:
ü Infeksi
kongenital, seperti campak Jerman
ü Berhubungan
dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia.
Faktor
resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah:
ü penyakit
metabolik yang diturunkan
ü riwayat
katarak dalam keluarga
ü infeksi
virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan
Katarak
pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan. Katarak pada
dewasa dikelompokkan menjadi :
ü Katarak
immatur : lensa masih memiliki bagian yang jernih
ü Katarak
matur : lensa sudah seluruhnya keruh
ü Katarak
hipermatur : ada bagian permukaan lensa yang sudah merembes melalui kapsul
lensa dan bisa menyebabkan peradangan pada struktur mata yang lainnya.
Kebanyakan
lensa agak keruh setelah usia 60 tahun. Sebagian besar penderita mengalami
perubahan yang serupa pada kedua matanya, meskipun perubahan pada salah satu
mata mungkin lebih buruk dibandingkan dengan mata yang lainnya.
Banyak
penderita katarak yang hanya mengalami gangguan penglihatan yang ringan dan
tidak sadar bahwa mereka menderita katarak. Faktor yang mempengaruhi
terjadinya katarak adalah:
ü kadar
kalsium darah yang rendah
ü diabetes
ü pemakaian
kortikosteroid jangka panjang
ü berbagai
penyakit peradangan dan penyakit metabolik.
ü faktor
lingkungan (trauma, penyinaran, sinar ultraviolet).
b) Gejala
Semua
sinar yang masuk ke mata harus terlebih dahulu melewati lensa. Karena itu
setiap bagian lensa yang menghalangi, membelokkan atau menyebarkan sinar bisa
menyebabkan gangguan penglihatan. Beratnya gangguan penglihatan tergantung
kepada lokasi dan kematangan katarak. Katarak berkembang secara perlahan
dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan penglihatan yang muncul secara
bertahap.
Gangguan
penglihatan bisa berupa:
ü kesulitan
melihat pada malam hari
ü melihat
lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata
ü penurunan
ketajaman penglihatan (bahkan pada siang hari).
Gejala
lainnya adalah:
ü sering
berganti kaca mata
ü penglihatan
ganda pada salah satu mata.
Kadang
katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata
(glaukoma), yang bosa menimbulkan rasa nyeri.
c) Diaknosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Pemeriksaan
diagnostik yang biasa dilakukan adalah:
ü Pemeriksaan
mata standar, termasuk pemeriksaan dengan slit lamp
ü USG
mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.
d) Pengobatan
Satu-satunya
pengobatan untuk katarak adalah pembedahan. Pembedahan dilakukan jika penderita
tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata untuk melakukan
kegitannya sehari-hari. Beberapa penderita mungkin merasa penglihatannya lebih
baik hanya dengan mengganti kaca matanya, menggunakan kaca mata bifokus yang
lebih kuat atau menggunakan lensa pembesar.
Jika
katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan. Pembedahan
katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.
Pengangkatan
lensa
Ada 2
macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:
- Pembedahan ekstrakapsuler : lensa diangkat
dengan meninggalkan kapsulnya.
- Untuk memperlunak lensa sehingga mempermudah
pengambilan lensa melalui sayatan yang kecil, digunakan gelombang suara
berfrekuensi tinggi (fakoemulsifikasi).
- Pembedahan intrakapsuler : lensa beserta
kapsulnya diangkat. Pada saat ini pembedahan intrakapsuler sudah jarang
dilakukan.
Penggantian
lensa
Penderita
yang telah menjalani pembedahan katarak biasanya akan mendapatkan lensa buatan
sebagai pengganti lensa yang telah diangkat.
Lensa
buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler, biasanya
lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.
Operasi
katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan jarang sekali
terjadi infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa menyebabkan gangguan
penglihatan yang serius. Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan dan
mempercepat penyembuhan, selama beberapa minggu setelah pembedahan diberikan
tetes mata atau salep. Untuk melindungi mata dari cedera, penderita
sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung mata yang terbuat dari logam
sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.
e) Pencegahan
Pencegahan
utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan
menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak. Menggunakan
kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa mengurangi
jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata. Berhenti merokok bisa
mengurangi resiko terjadinya katarak.
47. KALAZION
Kalazion
adalah sebuah massa kecil di dalam kelopak mata yang disebabkan oleh
penyumbatan kelenjar minyak yang kecil di dalam kelopak mata.
a) Penyebab
Kalazion
tumbuh di dalam kelenjar Meibom pada kelopak mata. Hal ini terjadi akibat
penyumbatan pada saluran kelenjar Meibom. Kelenjar Meibom adalah kelenjar
sebasea, yang menghasilkan minyak yang membentuk permukaan selaput air mata.
b) Gejala
Pada
awalnya, kalazion tampak dan terasa seperti hordeolum, kelopak mata membengkak,
nyeri dan mengalami iritasi. Beberapa hari kemudian gejala tersebut menghilang
dan meninggalkan pembengkakan bundar tanpa rasa nyeri pada kelopak mata dan
tumbuh secara perlahan. Di bawah kelopak mata terbentuk daerah kemerahan atau
abu-abu.
c) Diaknosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata. Kadang
saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit; untuk
memastikan hal ini maka perlu dilakukan biopsi.
d) Pengobatan
Pengobatan
utama adalah kompres hangat selama 10-15 menit, minimal 4 kali/hari.
Pengompresan akan melunakkan minyak yang mengeras yang menyumbat saluran dan
mempermudah pengaliran serta penyembuhan. Kalazia seringkali menghilang tanpa
pengobatan dalam waktu 1 bulan. Jika kalazion terus membesar mungkin perlu
diangkat melalui pembedahan. Pembedahan biasanya dilakukan dari bawah kelopak
mata untuk menghindari pembentukan jaringan parut di kulit. Obat
tetes mata yang mengandung antibiotik biasanya digunakan beberapa hari sebelum
dan sesudah pengangkatan kalazion.
48. KERATOPATI BULOSA (PEMBENGKAKAN KORNEA)
Keratopati
Bulosa adalah pembengkakan kornea yang paling sering terjadi pada usia lanjut. Ada 2
macam keratopati bulosa:
· Keratopati
Bulosa Afakik : jika lensa alami telah diangkat dan tidak diganti dengan lensa
buatan
· Keratopati
Bulos Pseudofakik: jika lensa alami telah diganti oleh lensa buatan
a) Penyebab
Kesehatan
kornea berhubungan erat dengan jumlah sel endotelial. Sel endotelial
adalah sel-sel yang terletak di kornea bagian belakang dan berfungsi memompa
cairan dari kornea sehingga kornea relatif tetap kering dan bersih. Sejalan
dengan bertambahnya usia, terjadi pengikisan sel-sel endotel yang terjadi
secara bertahap. Kecepatan hilangnya sel endotel ini berbeda pada setiap orang. Peradangan
intraokuler (uveitis) dan trauma pada mata juga bisa menyebabkan hilangnya sel
endotel sehingga meningkatkan resiko terjadinya keratopati bulosa. Setiap
pembedahan mata (termasuk operasi katarak dengan atau tanpa pencangkokan lensa
buatan), bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sel endotel. Jika cukup banyak
sel endotel yang hilang, maka kornea bisa membengkak.
b) Gejala
Penglihatan
penderita menjadi kabur, yang paling buruk dirasakan pada pagi hari tetapi akan
membaik pada siang hari. Pada stadium lanjut akan terbentuk lepuhan
berisi cairan (bula) pada permukaan kornea. Jika bula ini pecah, akan timbul
nyeri yang hebat dan hal ini meningkatkan resiko terjadinya infeksi kornea
(ulserasi). Ketika tidur kedua mata terpejam sehingga cairan
tertimbun di bawah kelopak mata dan kornea menjadi lebih basah. Jika mata
dibuka, cairan berlebihan ini akan menguap bersamaan dengan air mata.
c) Diaknosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.Gan
slit lampbisa diketahui adanya lepuhan, pembengkakan dan pembuluh darah di
dalam stroma. Untuk menghitung jumlah sel endotel bisa dilakukan
pemeriksaan mikroskopi spekuler.
d) Pengobatan
Tujuan
pengobatan adalah mengurangi pembengkakan kornea. Karena itu diteteskan larutan
garam (natrium klorida 5%) untuk membantu menarik cairan dari kornea. Jika
tekanan di dalam mata meningkat, diberikan obat glaukoma untuk mengurangi
tekanan yang juga berfungsi meminimalkan pembengkakan kornea. Jika
bula pecah, diberikan obat anti peradangan, larutan natrium klorida 5%,
salep/tetes mata antibiotik, zat pelebar pupil dan lensa kontak yang
diperban; guna membantu penyembuhan permukaan mata dan mengurangi nyeri. Jika
penyakitnya berat dan tidak dapat diatasi dengan tindakan di atas, mungkin
perlu dipertimbangkan untuk menjalani pencangkokan kornea.
49. KONJUNGTIVITIS GONOKOKAL
Bayi
baru lahir bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya
ketika melewati jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan
tetes mata (biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya
eritromisin) untuk membunuh bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis
gonokokal.
Dewasa
bisa mendapatkan konjungtivitis gonokokal melalui hubungan seksual (misalnya
jika cairan semen yang terinfeksi masuk ke dalam mata). Biasanya konjungtivitis
hanya menyerang satu mata. Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai,
mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea,
abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi konjungtivitis gonokokal
bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotik.
a) Penyebab
Konjungtiva
bisa mengalami peradangan akibat:
ü Infeksi
olah virus atau bakteri
ü Reaksi
alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang
ü Iritasi
oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari las
listrik atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.
Kadang
konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Konjungtivitis
semacam ini bisa disebabkan oleh:
ü Entropion
atau ektropion
ü Kelainan
saluran air mata
ü Kepekaan
terhadap bahan kimia
ü Pemaparan
oleh iritan
ü Infeksi
oleh bakteri tertentu (terutama klamidia).
Pemakaian
lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan
konjungtivitis.
b) Gejala
Konjungtiva
yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran.
Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna
putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama
pada konjungtivitis karena alergi. Gejala lainnya adalah:
ü mata
berair
ü mata
terasa nyeri
ü mata
terasa gatal
ü pandangan
kabur
ü peka
terhadap cahaya
ü terbentuk
keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari
c) Diaknosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
d) Pengobatan
Pengobatan
tergantung kepada penyebabnya. Kelopak mata dibersihkan dengan air hangat.
Jika penyebabnya bakteri, diberikan tetes mata atau salep yang mengandung
antibiotik. Untuk konjungtivitis karena alergi, antihistamin per-oral
(melalui mulut) bisa mengurangi gatal-gatal dan iritasi. Atau bisa juga
diberikan tetes mata yang mengandung corticosteroid. Untuk
memperbaiki posisi kelopak mata atau membukan saluran air mata yang tersumbat,
mungkin perlu dilakukan pembedahan.
e) Pencegahan
Konjungtivitis
mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan
obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih. Usahakan
untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit. Jangan
menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya. Gunakan
lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya.
50. PATAH TULANG ORBITA
Cedera
wajah bisa menyebabkan patah (fraktur) pada tulang-tulang yang membentuk orbita
(rongga mata). Ada beberapa patah tulang wajah yang bisa menyebabkan gangguan
penglihatan.
a) Penyebab
Mata
dilindungi oleh rongga bertulang yang berbentuk seperti buah pir. Lantai orbita
sangat rendan terhadap sejenis fraktur yang disebut fraktur blow-out. Dorongan
dari suatu benda tumpul yang berukuran lebih besar dari lobang orbita bisa
menyebabkan fraktur blow-out. Fraktur ini biasanya disebabkan oleh bola,
tinjuan atau dasbor (pada kecelakaan lalu lintas) yang mengenai mata
b) Gejala
Darah
yang terkumpul setelah terjadinya fraktur dapat menyebabkan penekanan pada mata
atau saraf dan pembuluh darah mata. Fraktur juga bisa mempengaruhi fungsi
otot-otot yang menggerakkan mata, sehingga terjadi penglihatan ganda (diplopia)
atau menghalangi pergerakan mata ke kanan, kiri, atas maupun bawah
c) Diaknosa
Dilakukan
pemeriksaan mata lengkap untuk mengetahui adanya kerusakan pada mata.
Pemeriksaan ini meliputi penilaian otot mata, CT scan dilakukan untuk menilai luasnya fraktur.
d) Pengobatan
Jika
fraktur menjepit saraf atau otot, atau mendorong bola mata ke belakang,
dilakukan perbaikan tulang wajah melalui pembedahan.
Jika
fraktur tidak menimbulkan kerusakan pada struktur yang vital, dilakukan
pemasangan tulang kembali pada tempatnya dengan bantuan lempengan logam kecil
dan sekrup atau kawat
Berikut adalah beberapa
langkah yang bisa kita lakukan agar terhindar dari penyakit mata, diantaranya
adalah :
1) Menghindari menyentuh mata setelah bepergian
atau menyentuh barang-barang orang yang sakit mata. Biasakan untuk selalu
mencuci tangan terlebih dahulu atau menggunakan cairan pembersih tangan sebelum
menyentuh mata.
2) Menghindari berbagi barang pribadi seperti
handuk, kacamata, sapu tangan, perias mata atau lensa kontak dengan orang lain.
3) Sebaiknya tidak mengucek-ucek mata tanpa
mencuci tangan terlebih dahulu untuk mencegah goresan mata dan infeksi dari
kuman yang mungkin menempel di tangan, karena tangan tidak selalu berada dalam
kondisi steril.
4) Menggunakan pelindung mata seperti kacamata
jika berada di tempat-tempat yang berisiko tertular sakit mata atau jika sedang
mengendarai sepeda motor agar tidak terkena debu atau angin yang dapat
menyebabkan iritasi.
5) Memperhatikan
kebersihan dari kacamata atau lensa kontak yang digunakan.
PENYAKIT MUKA
1. TAHI LALAT
Tahi
Lalat adalah pertumbuhan kulit yang kecil dan biasanya berwarna gelap,
yang berasal dari sel-sel penghasil pigmen (melanosit)
di kulit.
a) Gejala
Ukuran
tahi lalat bervariasi, bisa mendatar atau menonjol, permukaannya bisa halus
atau kasar (menyerupai kutil) dan bisa berrambut. Biasanya berwarna coklat tua
atau hitam, tetapi bisa juga berwarna merah atau kuning-coklat. Hampir semua
orang memiliki sekitar 10 buah tahi lalat, yang biasanya tumbuh pada masa
kanak-kanak atau remaja. Sel-sel pigmen memberikan respon terhadap perubahan
kadar hormon, karena itu tahi lalat bisa tumbuh, membesar atau bertambah gelap
selama kehamilan berlangsung. Tanda-tanda perubahan pada tahi lalat yang
mengarah kepada keganasan:
ü Ukurannya
bertambah besar
ü Warnanya
bertambah gelap
ü Peradangan
ü Perubahan
warna dalam bentuk bintik-bintik
ü Perdarahan
ü Luka
terbuka
ü Gatal
ü Nyeri.
b) Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Biopsi atau analisa terhadap tahi lalat yang sudah diangkat bisa membantu menentukan adanya keganasan atau tidak.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Biopsi atau analisa terhadap tahi lalat yang sudah diangkat bisa membantu menentukan adanya keganasan atau tidak.
c) Pengobatan
Pengobatannya bervariasi, tergantung kepada jenis tahi lalat dan keadaan yang dipengaruhinya. Tahi lalat bisa merupakan gangguan atau menambah kecantikan/penampilan seseorang. Tahi lalat yang mengganggu atau terdapat di daerah yang bergesekan dengan pakaian sehingga menimbulkan iritasi kulit, bisa diangkat dengan menggunakan pisau bedah dan pembiusan lokal.
Pengobatannya bervariasi, tergantung kepada jenis tahi lalat dan keadaan yang dipengaruhinya. Tahi lalat bisa merupakan gangguan atau menambah kecantikan/penampilan seseorang. Tahi lalat yang mengganggu atau terdapat di daerah yang bergesekan dengan pakaian sehingga menimbulkan iritasi kulit, bisa diangkat dengan menggunakan pisau bedah dan pembiusan lokal.
Kebanyakan
tahi lalat tidak berbahaya dan tidak harus diangkat. Tetapi beberapa tahi lalat
sangat menyerupai keganasan (melanoma maligna) dan sulit untuk
membedakannya. Selain itu, tahi lalat yang jinak bisa berkembang menjadi
melanoma maligna. Hampir separuh kasus melanoma maligna berawal sebagai tahi
lalat, karena itu tahi lalat yang mencurigakan sebaiknya diangkat dan diperiksa
dengan mikroskop.
Jika telah terbukti bahwa sebuah tahi lalat bersifat ganas, maka perlu dilakukan pembedahan tambahan untuk mengangkat kulit di sekitarnya.
Jika telah terbukti bahwa sebuah tahi lalat bersifat ganas, maka perlu dilakukan pembedahan tambahan untuk mengangkat kulit di sekitarnya.
2. LUKA BAKAR
MATAHARI (SUNBURN)
Luka
bakar diakibatkan dari terlalu terkena sinar ultraviolet (UV) yang singkat
(akut). Jumlah cahaya matahari yang diperlukan untuk menghasilkan sengatan
berbeda-beda dengan pigmentasi dan kemampuan tiap-tiap orang untuk menghasilkan
lebih banyak melamin.
Sengatan
sinar matahari mengakibatkan kulit kemerahan yang menyakitkan. Sengatan sinar
matahari yang berat bisa menghasilkan bengkak dan lepuhan. Gejala-gejala bisa
terjadi secepatnya 1 jam setelah terkena dan biasanya mencapai puncaknya dalam
3 hari. Beberapa orang yang mengalami sengatan sinar matahari berat mengalami
demam, panas-dingin, dan kelemahan dan bahkan pada saat yang langka bisa
menjadi syok (ditandai dengan tekanan darah yang sangat rendah, pusing, dan
sangat lemah). Beberapa hari setelah sengatan sinar matahari, orang dengan
kulit cukup normal bisa mengalami pengelupasan pada daerah yang tersengat,
biasanya disertai dengan rasa gatal. Daerah mengelupas ini bahkan lebih peka
terhadap sengatan sinar matahari untuk beberapa minggu. Orang yang telah
mengalami sengatan sinar matahari ketika muda berada pada resiko yang besar
pada kanker kulit pada tahun-tahun kemudian bahkan jika mereka tidak terkena
sinar matahari dalam jangka waktu yang lama.
a) Pengobatan
Kompres air dingin bisa
menyejukkan kulit yang terbakar, daerah yang panas, seperti yang pelembab bisa
lakukan tanpa anestesi atau parfum yang kemungkinan bisa mengiritasi atau
membuat kulit sensitive. Salep atau lotion mengandung anestesi local (misalnya,
benzocaine) sementara meringankan nyeri tetapi harus dihindari karena
kadangkala memicu reaksi alergi. Tablet kortikosteroid juga bisa membantu
meringankan peradangan tetapi digunakan hanya untuk luka bakar yang sangat
serius.
Krim antibiotik untuk luka
bakar khusus diperlukan hanya untuk lepuhan berat. Kebanyakan lepuhan karena
sengatan sinar matahari pecah dengan sendirinya tidak perlu dipecahkan atau
dikeringkan. Kulit yang terbakar sinar matahari jarang menjadi terinfeksi,
tetapi jika infeksi terbentuk, penyembuhan kemungkinan tertunda. Seorang dokter
bisa memastikan tingkat keparahan pada infeksi dan meresepkan antibiotik jika
diperlukan.
Kulit yang terbakar sinar matahari sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari, tetapi penyembuhan sempurna bisa memerlukan waktu mingguan. Setelah kulit yang terbakar mengelupas, lapisan yang baru terkena tipis dan sangat peka terhadap sinar matahari dan harus dilindungi untuk beberapa minggu.
Kulit yang terbakar sinar matahari sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari, tetapi penyembuhan sempurna bisa memerlukan waktu mingguan. Setelah kulit yang terbakar mengelupas, lapisan yang baru terkena tipis dan sangat peka terhadap sinar matahari dan harus dilindungi untuk beberapa minggu.
b) Pencegahan
Penghindaran : yang terbaik-dan yang paling jelas-cara untuk mencegah sinar matahari yang merusak adalah menghindari sinar matahari yang kuat dan langsung. Jika kontak dengan matahari tidak bisa dihindari, orang tersebut harus mencari tempat berteduh secepat mungkin, menutupi dengan pakain pelindung ulta violet, menggunakan tabir surya, topi, dan kacamata pelindung-UV. Kebanyakan benda bisa menyaring atau menghambat radiasi UV tetapi kebanyakan tidak.
Penghindaran : yang terbaik-dan yang paling jelas-cara untuk mencegah sinar matahari yang merusak adalah menghindari sinar matahari yang kuat dan langsung. Jika kontak dengan matahari tidak bisa dihindari, orang tersebut harus mencari tempat berteduh secepat mungkin, menutupi dengan pakain pelindung ulta violet, menggunakan tabir surya, topi, dan kacamata pelindung-UV. Kebanyakan benda bisa menyaring atau menghambat radiasi UV tetapi kebanyakan tidak.
Pakaian, jendela kaca
biasa, asap, dan saringan kabut kebanyakan sinar yang merusakkan. Meskipun
begitu, air buka saringan yang baik. Sinar UVA dan UVB bisa menembus kaki
(sekitar 30 cm) pada air jernih. Awan dan kabut juga bukan saringan sinar UV
yang baik-seseorang bisa tersengat sinar matahari pada hari yang berawan dan
berkabut. Salju, air, dan pasir memantulkan sinar matahari, memperbesar jumlah
sinar UV yang mencapai kulit. Orang juga tersengat lebih cepat pada permukaan
yang tinggi, dimana udara yang tipis membuat sinar UV yang menyengat mencapai
kulit.
Pelindung sinar matahari : sebelum terkena sinar matahari yang kuat secara langsung, seseorang harus menggunakan pelindung sinar matahari, salep atau krim yang mengandung bahan yang melindungi kulit dengan menyaring sinar Ultra Violet. Penyaring sinar matahari yang lebih lama cenderung menyaring hanya sinar UVB, tetapi kebanyakan pelindung sinar matahari yang lebih baru sekarang ‘full spectrum’ dan secara efektif menyaring sinar UVA dengan baik.
Pelindung sinar matahari : sebelum terkena sinar matahari yang kuat secara langsung, seseorang harus menggunakan pelindung sinar matahari, salep atau krim yang mengandung bahan yang melindungi kulit dengan menyaring sinar Ultra Violet. Penyaring sinar matahari yang lebih lama cenderung menyaring hanya sinar UVB, tetapi kebanyakan pelindung sinar matahari yang lebih baru sekarang ‘full spectrum’ dan secara efektif menyaring sinar UVA dengan baik.
Pelindung sinar matahari mengandung zat-zat, seperti asam para-aminobenzoic (PABA) dan benzophenone, yang menyerap sinar UV. Karena PABA tidak segera mengikat kulit dengan kuat, pelindung sinar matahari mengandung PABA harus digunakan 30 menit sebelum pergi keluar dibawah matahari atau menuju air. PABA bisa melukai kulit atau menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang. Kebanyakan pelindung sinar matahari mengandung keduanya baik PABA dan benzophenone atau bahan kimia lain.
Kombinasi pelindung sinar matahari ini menyediakan perlindungan dari jarak cakupan luas sinar UV. Kebanyakan pelindung sinar matahari diakui baik tahan air atau resistan air, tetapi kebanyakan hal ini meskipun demikian lebih sering diperlukan untuk digunakan diantara orang yang berenang atau berkeringat.
Pelindung sinar matahari lainnya, disebut penghambat sinar matahari, mengandung penghalang fisik seperti zinc oxide atau titanium dioxide. Salep tebal dan putih ini kebanyakan menghambat semua sinar matahari dari kulit dan bisa digunakan pada daerah yang kecil dan sensitive, seperti hidung dan bibir. Beberapa kosmetik mengandung zinc oxide atau titanium dioxide.
Sunblock formula terbaru memiliki lebih banyak ketebalan dan warna yang memuaskan, yang membuat mereka dapat dikombinasikan dengan penghambat kimia tradisional lainnya dengan demikian menghasilkan bahkan lebih banyak pelindung sinar matahari untuk formulasi yang diberikan.
Pelindung sinar matahari dinilai dengan faktor angka pelindung sinar matahari (SPF)-semakin tinggi angka SPF, semakin tinggi perlindungannya. Pelindung sinar matahari dinilai antara 2 dan 12 menghadirkan beberapa perlindungan; mereka yang dinilai antara 13 dan 298 menghadirkan perlindungan yang baik; mereka yang dinilai 30 dan diatasnya menghadirkan perlindungan maksimal. SPF tersebut, meskipun demikian, hanya mengukur perlindungan melawan terkena UVB; tidak terdapat skala untuk perlindungan UVA.
3. KELOID
Keloid
adalah benjolan padat di kulit (berwarna kecoklatan, kemerahan) yang merupakan
pertumbuhan berlebihan jaringan fibrosa setelah penyembuhan luka. Benjolan ini
(keloid) makin luas melebihi batas luka dan sering terasa gatal.
Keloid
lebih sering terjadi pada kulit gelap (berwarna) dibanding kulit putih.
Persentase kejadian sama antara pria dan wanita. Lebih sering terjadi pada usia
anak-anak dan dewasa muda (10-30 tahun).
a) Penyebab
Penyebab
pasti masih menjadi perdebatan. Diduga karena adanya proses peradangan pada
kulit, bisa akibat luka, jerawat atau berbagai sebab yang menimbulkan
peradangan. Faktor-faktor yang berperan terhadap terjadinya keloid, antara
lain:
ü Faktor
keturunan dan ras. Kulit gelap (berwarna) lebih sering dibanding kulit putih.
ü Umur.
Lebih sering terjadi pada usia muda.
ü Jenis
dan lokasi trauma (luka). Keloid lebih sering terjadi pada peradangan yang lama
sembuh. Dan lebih mudah terjadi pada daerah dengan regangan kulit yang tinggi,
misalnya: dada, bahu, leher, kepala dan tungkai.
b) Tanda tanda
Benjolan
keras, tidak teratur, berbatas jelas, menonjol, berwarna kecoklatan, kemerahan.
Awalnya kenyal seperti karet, licin dan acapkali terasa gatal. Lama kelamaan
benjolan tersebut mengeras dan tidak terasa apa-apa.
c) Pengobatan
Berbagai
cara pengobatan dapat dilakukan untuk meratakan tonjolan keloid, antara lain:
ü Injeksi
kortikosteroid (triamcinolone acetonide) intralesi (injeksi langsung pada
permukaan keloid).
ü Pembedahan.
Cara ini justru menimbulkan keloid baru yang lebih luas dari sebelumnya. Ada
sementara pendapat yang menyatakan bahwa pembedahan disertai perban tekan dan
injeksi steroid intralesi memberikan hasil baik.
ü Penekanan.
Yakni penekanan dengan bahan berpori-pori sepanjang hari selama 12-24 bulan.
Dapat juga menggunakan plester Haelan (mengandung flurandrenolone).
ü Bedah
beku (cryotherapy) menggunakan nitrogen cair. Lebih efektif jika
dikombinasi dengan injeksi kortikosteroid intralesi.
ü Laser
karbondioksida.
Menurut
penulis, pilihan terbaik adalah dengan injeksi langsung menyusur permukaan
keloid dengan kortikosteroid (triamcinolone acetonide) setidaknya 1-4 minggu
sekali hingga tonjolan keloid menjadi rata.
Untuk
keloid yang besar, injeksi dapat dilakukan berulangkali (ada yang sampai
belasan kali) hingga rata. Itupun masih ada kemungkinan pertumbuhan pada
jaringan kecil yang sebelumnya tidak terinjeksi.
Untuk
keloid kecil pada umumnya bisa rata setelah injeksi kortikosteroid 3-5 kali.
Injeksi terbaik adalah dengan jarum (needle) no.27G menyusur permukaan keloid. Pastikan keloid berwarna putih agak menggelembung karena masuknya obat. Sekali lagi menyusuri permukaan, bukan injeksi dalam menusuk keloid. Injeksi menusuk ke dalam keloid seringkali menuai kegagalan. Mengapa ? Mungkin terkait dengan jaringan keloid yang secara histopatologis menunjukkan pola seluler.
Injeksi kortikosteroid tidak bisa diberikan pada keloid yang luas, miaslnya karena luka bakar. Pada kasus demikian dapat dipertimbangkan pengobatan cara lain.
Injeksi terbaik adalah dengan jarum (needle) no.27G menyusur permukaan keloid. Pastikan keloid berwarna putih agak menggelembung karena masuknya obat. Sekali lagi menyusuri permukaan, bukan injeksi dalam menusuk keloid. Injeksi menusuk ke dalam keloid seringkali menuai kegagalan. Mengapa ? Mungkin terkait dengan jaringan keloid yang secara histopatologis menunjukkan pola seluler.
Injeksi kortikosteroid tidak bisa diberikan pada keloid yang luas, miaslnya karena luka bakar. Pada kasus demikian dapat dipertimbangkan pengobatan cara lain.
Perlu
diketahui, bekas keloid tidak lantas hilang, meski sudah dapat diratakan.
Pada kasus yang melibatkan wajah (keloid di wajah), seyogyanya berkonsultasi kepada ahli kulit atau ahli bedah plastik agar didapatkan hasil optimal.
Pada kasus yang melibatkan wajah (keloid di wajah), seyogyanya berkonsultasi kepada ahli kulit atau ahli bedah plastik agar didapatkan hasil optimal.
4. MUKA SRIGALA
Masih
ingat Supatra Sasuphan? Ya, dia adalah gadis Thailand yang menderita penyakit
langka, sehingga dijuluki sebagai manusia serigala. Penyakit langka itu
menyebabkan sebagian wajah Sasuphan ditumbuhi oleh bulu-bulu seperti bulu
serigala. Baru-baru ini, peneliti telah menemukan penyebab penyakit kelainan
genetik itu.
Dunia
medis mengenal penyakit ini dengan sindroma Werewolf atau Hypertrichosis.
Saking langkanya, sindroma yang disebabkan oleh mutasi kromosom itu hanya
menimpa kurang dari 100 orang di dunia. Para peneliti menelusuri
letak perubahan mutasi yang dialami pengidap sindrom ini di Meksiko pada
kromosom X (salah satu dari dua kromosom pada gen manusia). Ternyata,
mereka menemukan bahwa ini merupakan penyakit turunan. Biasanya pengidap
laki-laki akan tertutup bulu pada bagian wajah dan kelopak matanya. Sementara
itu, pengidap perempuan biasanya ditumbuhi bulu pada bagian tubuhnya.
Profesor
Xue Zhang, pakar genetika dari Peking Union Medical College, juga telah menguji
salah seorang pengidap penyakit ini dan menemukan kelainan genetik itu pada
kromosom X. Kelainan genetika kemudian ditemukan juga pada kromosom
X milik pengidap yang berada di Mexico. Hanya saja, kelainan gen yang ditemukan
pada pengidap ini berbeda dengan yang berada di China. Namun, DNA
ekstra pada kromosom X mereka itu mungkin turut memicu aktifnya gen-gen
penumbuh rambut di sekelilingnya. Pragna Patel, ilmuwan dari
University of Southern California memperkirakan bahwa biang keladi kelainan gen
ini adalah gen bernama SOX3, yang diketahui bertanggung jawab pada pertumbuhan
rambut.
"Faktanya,
sekuens tambahan yang terselip (pada kromosom X), bisa memicu pertumbuhan
rambut," kata Patel pada hasil penelitiannya yang telah dipublikasikan
pada American Journal of Human Genetics. Namun, Patel menambahkan,
hal itu juga bisa digunakan untuk penelitian demi mendapatkan pengobatan
terhadap penyakit kebotakan atau hirsutism (berlebihnya pertumbuhan rambut).
5. LUPUS
Lupus
adalah penyakit autoimun yang hingga saat ini belum diketahui persis penyebabnya.
Penyakit ini juga disebut peniru ulung karena gejalanya mirip dengan gejala
beberapa penyakit lain. Sesama pasien lupus sangat mungkin dan sering dijumpai
datang dengan keluhan awal yang berbeda. Meski demikian ada
beberapa gejala yang wajib diwaspadai sebagai lupus, yakni jika muncul bercak
merah berbentuk kupu-kupu di wajah atau bagian tubuh lain. Bercak
merah berbentuk kupu-kupu tersebut sering diderita orang yang menderita
Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Eritematosus sendiri berarti kemerahan. Sementara
gejala lain, sakit pada sendi dan tulang, anemia, rambut rontok, sensitif
terhadap sinar matahari, cepat lelah, ruam pada kulit, dan sakit di dada bila
menghirup nafas dalam. Jika mendapati gejala-gejala tersebut, Anda dapat
langsung mendatangi dokter khusus pemerhati lupus, yakni dokter spesialis
penyakit dalam konsultan, ahli hematologi, rheumatologi, ginjal hipertensi, dan
alergi imunologi. Untuk menegakkan diagnosis, akan dilakukan sejumlah
pemeriksaan dan uji laboratorium, serta analisa riwayat kesehatan pasien. Dalam
dunia kedokteran lupus termasuk dalam penyakit autoimun. Artinya, antibodi yang
terbentuk di dalam tubuh pasien justru merusak organ tubuh sendiri, seperti
ginjal, hati, sendi, sel darah merah dan sel darah putih. Tanpa diketahui
persis penyebabnya, kasus penyakit lupus lebih sering menyerang perempuan
dibanding laki-laki. Kisaran usia pasien yang banyak dihinggapi lupus
antara 15-44 tahun. Namun, pada prinsipnya lupus dapat menyerang siapa pun dan
tak terbatas usia.
6. FLEK HITAM
Keadaan
dimana muka mempunyai flek atau bintik hitam, biasanya bereaksi terhadap
tamparan sinar ultra violet untuk melindungi kulit. Cara menghilangkannya
supaya warna tidak semakin gelap hindaran di bawah terik sinar matahari.
7. KOMEDO
Penyumbatan
kulit yang terjadi karena penumpukan sel kulit mati dan sebum pada muara
kelenjar minyak. Biasanya ada di sekitar ujung hidung.
8. JERAWAT
Suatu
keadaan di mana pori-pori kulit tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah
meradang. Kemungkinan penyebabnya adalah perubahan hormonal yang merangsang
kelenjar minyak di kulit. Perubahan hormonal lainnya yang dapat menjadi pemicu
timbulnya jerawat adalah masa menstruasi, kehamilan, pemakaian pil KB, dan
stres.
0 komentar:
Posting Komentar