Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow
RSS

Rabu, 29 Mei 2013

Penyakit Mata dan Muka


PENYAKIT MATA

Ada istilah bahwa mata adalah jendela hati. Selain itu mata merupakan organ yang sangat vital bagi manusia. Dengan mata kita dapat menikmati keindahan dunia dan mengetahui segalanya. Bagi semua yang mempunyai mata yang masih sehat hal terpenting yang patut dilakukan adalah dengan menjaganya. Untuk itu tidak ada salahnya bagi kita bersama-sama mengetahui apa saja penyakit yang biasanya menyerang mata, apa penyebabnya, dan bagaimana cara penanganannya. Karena dengan mengetahui penyakit yang menyerang mata mudah-mudahan kita bisa lebih waspada dan lebih bisa menjaga mata kita.
Sakit mata tidak semuanya menular, tapi ada juga yang menular sehingga kita perlu berhati-hati agar kita bisa terhindar dari penyakit mata. Dan beberapa penyakit mata ada  disebabkan oleh infeksi, baik itu karena infeksi virus, bakteri ataupun jamur.
Sedangkan penyebab sakit mata yang di dasari dua kategori penyebab diatas :
Penyebab sakit mata bisa dikategorikan menjadi dua kategori besar, yaitu :
1. Sakit dipermukaan mata (ocular)
Rasa sakit di permukaan mata adalah kondisi dimana rasa sakit berasal dari luar struktur permukaan mata, beberapa penyebabnya adalah:
ü  Konjungtivitis adalah salah satu masalah mata yang paling umum. Konjungtivitis biasanya disebabkan oleh alergi, bakteri, kimia, atau peradangan virus dari konjungtiva (membran yang lembut melapisi kelopak mata dan menutupi bola mata). Ciri-ciri sakit mata yang disebabkan oleh konjungtivitis ini adalah: mata berubah warna menjadi merah muda, rasa sakit biasanya ringan, atau tidak ada rasa sakit sama sekali, gatal, dan mata kemerahan.
ü  Lecet kornea juga penyebab umum sakit mata. kornea adalah salah satu bagian pada mata paling transparan, sensitif dan lembut. Lecet biasanya terjadi dikarenakan goresan ke permukaan kornea, seperti dari benda asing atau terlalu sering menggunakan lensa kontak.
ü  Efek Kimia dan luka bakar merupakan penyebab signifikan pada sakit mata. Efek Kimia yang dimaksud berupa asam atau zat basa, seperti pembersih rumah tangga atau pemutih.
ü  Adapun luka bakar biasanya berasal dari sumber cahaya yang kuat, seperti percikan las api atau juga berasal dari matahari dan alat-alat penerangan yang memiliki intensitas cahaya cukup tinggo.
ü  Radang kelopak mata biasanya terjadi dikarenakan kelenjar minyak terpasang di tepi kelopak mata.
ü  Iritasi mata. Ditandai dengan adanya benjolan kecil pada mata. Benjolan mata ini dibentuk oleh kelenjar minyak mata yang tidak normal. sehingga menyebabkan iritasi pada mata, rasa sakitnya cukup menyakitkan

2. Sakit didalam orbit mata (orbital)
Sakit Orbital digambarkan sebagai sakit yang terdapat dibagian dalam mata atau di belakang permukaan mata. Berikut ini beberapa penyebab sakit mata yang berasal dari orbital :
ü Glaukoma menyebabkan nyeri orbital, walaupun sebagian besar kasus glaukoma tidak menyakitkan. Glaukoma disebabkan oleh peningkatan tekanan intraokular, atau tekanan internal mata, yang akhirnya dapat menyebabkan cacat dalam penglihatan dan bahkan kebutaan jika tidak diobati. Tekanan intraokular dapat meningkat dikarenakan penyumbatan cairan mata atau peningkatan produksi aqueous humor (cairan yang menggenangi mata). Hal ini biasanya terjadi pada orang tua.
ü Iritis adalah peradangan pada iris atau bagian berwarna dari mata, yang menyebabkan rasa sakit mata dalam.
ü Neuritis Optik adalah suatu peradangan pada saraf optik. Saraf optik terhubung ke bagian belakang mata. Penyebab peradangan ini biasanya berasal dari multiple sclerosis, infeksi virus, atau infeksi bakteri.
ü Sinusitis, yang merupakan infeksi bakteri atau virus dari sinus, dapat menyebabkan rasa nyeri orbital atau lekuk mata.
ü Migran, adalah penyebab yang sangat umum nyeri orbital mata yang terkait dengan sakit kepala.
ü Trauma peristiwa, seperti cedera penetrasi ke mata, pukulan mata dengan benda asing, dan tabrakan kendaraan bermotor, yang menyebabkan rasa sakit mata signifikan dan cedera. Goresan ke kornea biasanya terkait dengan peristiwa traumatis yang sangat menyakitkan.

Ada bermacam-macam penyakit mata, antara lain kita bahas disini agar bisa lebih hati-hati menjaga kesehatan mata. Karena disamping jendela hati, mata adalah organ vital kita untuk belajar dan beraktivitas.


1.        KONJUNGTIVITIS
Penyakit mata ini tergolong menular. Penyakit mata ini terjadi karena adanya iritasi atau peradangan akibat infeksi pada bagian selaput yang melapisi mata. Gejalanya mata memerah, terasa nyeri, berair, gatal, keluar kotoran (belekan), dan penglihatan (kabur). Penyakit bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi virus atau bakteri, alergi (debu, serbuk, bulu, angin, atau asap), penggunaan lensa kontak yang kurang bersih, dan pemakaian lensa kontak jangka panjang.  Bayi juga dapat menderita penyakit serupa. Hanya saja penyebabnya lebih karena infeksi yang timbul ketika melewati jalan lahir. Pada bayi penyakit ini disebut konjungtivitis gonokokal. Seperti yang  kita ketahui bersama bahwa jalan lahir tidaklah steril dari kuman tertentu yang mungkin bisa menimbulkan infeksi. Ketika  bayi lahir melalui jalan lahir (vagina) , maka dengan  mudah bayi tersebut terinfeksi oleh kuman-kuman yang ada di daerah tersebut. Jika mengenai mata bisa mengakibatkan infeksi pada mata dengan gejala mata merah dan belekan. Oleh karena itu, pada umumnya mata bayi baru lahir akan ditetesi obat mata atau salep antibiotika untuk mematikan bakteri yang dapat menyebabkan konjungtivitis gonokokal.

2.        KERATOKONJUNGTIVITAS VERNALIS 
Keratokonjungtivitas vernalis adalah iritasi atau peradangan pada bagian kornea (selaput bening) akibat alergi sehingga menimbulkan rasa sakit. Gejala yang ditimbulkannya adalah mata merah, berair, gatal, kelopak mata bengkak, dan terjadi kotoran mata (belekan). Perlu diketahui penyakit ini merupakan peradangan yang berulang alias musiman dan penderitanya cenderung kambuh terutama pada musim panas. Terkadang penderita mengalami kerusakan pada sebagian kecil kornea yang menyebabkan nyeri yang akut.

3.        ENDOFTALMITIS
Endoftalmitis merupakan infeksi yang terjadi di lapisan mata bagian dalam sehingga bola mata bernanah. Gejalanya berupa mata merah, nyeri, bahkan sampai mengalami gangguan penglihatan. Biasanya terjadi karena mata tertusuk sesuatu seperti lidi atau benda tajam lainnya. Infeksi ini cukup berat sehingga harus segera ditangani karena bisa menimbulkan kebutaan.


4.        SELULITIS ORBITALIS
Selulitis orbitalis yaitu peradangan pada jaringan di sekitar bola mata. Gejalanya berupa mata merah, nyeri, kelopak mata bengkak, bola mata menonjol dan bengkak, serta penderita mengalami demam. Pada anak-anak sering terjadi akibat cedera mata, infeksi sinus atau infeksi yang berasal dari gigi. Diagnosa pasti dapat ditegakkan melalui rontgen gigi dan mulut atau CT Scan sinus. Selulitis Orbitalis yang tak segera ditangani bisa berakibat fatal, seperti kebutaan, infeksi otak atau pembekuan darah di otak. Untuk kasus yang tergolong ringan dapat diberikan antibiotika secara oral. Pada kasus berat diberikan antibiotika melalui pembuluh darah atau bahkan pembedahan untuk mengeluarkan nanah ataupun mengeringkan sinus yang terinfeksi.

5.        TRAKOMA
Trakoma adalah infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini berkembang biak di lingkungan yang kotor atau bersanitasi buruk. Lantaran itulah, trakoma sering menyerang anak-anak, terutama di berbagai negara berkembang. Pemaparan bakteri berlangsung saat anak menggunakan alat atau benda yang sudah tercemari Chlamydia seperti sapu tangan atau handuk. Gejala trakoma adalah mata merah, mengeluarkan kotoran (belekan), pembengkakan kelopak mata dan kelenjar getah bening, serta kornea kelihatan keruh. Penyakit ini sangat menular.

6.        BLEFARITIS
Di bagian bola mata terdapat lapisan air mata yang berfungi melindungi bola mata dari iritasi. Lapisan yang sangat halus ini terdiri atas tiga kelenjar, yaitu kelenjar minyak, air dan lendir. Nah, blefaritis adalah suatu peradangan pada kelopak mata karena terjadinya produksi minyak yang berlebihan yang berasal dari kelenjar minyak tersebut. Tidak diketahui persis mengapa produksi minyak bisa menjadi berlebihan. Sayangnya kelebihan minyak ini ada di dekat kelopak mata yang juga sering didatangi bakteri. Gejala blefaritis berupa mata merah, nyeri, panas, gatal, berair, ada luka di bagian kelopak mata dan membengkak. Pada beberapa kasus sampai terjadi kerontokan bulu mata. Ada dua jenis blefaritis yaitu blefaritis anterior dan blefaritis posterior. Yang pertama merupakan peradangan di kelopak mata bagian luar depan yaitu di tempat melekatnya bulu mata. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus. Yang kedua adalah peradangan di kelopak mata bagian dalam, yaitu bagian kelopak mata yang bersentuhan dengan mata. Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar minyak.

7.        ULKUS KORNEA
Ulkus kornea adalah infeksi pada kornea bagian luar. Biasanya terjadi karena jamur, virus, protozoa atau karena beberapa jenis bakteri, seperti stafilokokus, pseudomonas atau pneumokokus. Penyebab awal bisa karena mata kelilipan atau tertusuk benda asing. Ulkus Kornea terkadang terjadi di seluruh permukaan kornea sampai ke bagian dalam dan belakang kornea. Ulkus Kornea yang memburuk dapat menyebabkan komplikasi infeksi di bagian kornea yang lebih dalam, perforasi kornea (terjadi lubang), kelainan letak iris (selaput pelangi) dan kerusakan mata. Gejalanya mata merah, nyeri, gatal, berair, muncul kotoran mata, peka terhadap cahaya (photo phobia), pada bagian kornea tampak bintik nanah warna kuning keputihan, dan gangguan penglihatan.

8.        DAKRIOSISTITIS
Penyebab dakriosistitis adalah penyumbatan yang terjadi pada duktus nasolakrimalis yaitu saluran yang mengalirkan air mata ke hidung. Faktor alergilah yang menyebabkan terjadinya sumbatan pada saluran tersebut. Akibatnya adalah infeksi di sekitar kantung air mata yang menimbulkan nyeri, warna merah dan bengkak, bahkan bisa sampai mengeluarkan nanah dan penderita mengalami demam. Infeksi yang ringan biasanya akan cepat sembuh walau tetap ada pembengkakan. Sementara yang tergolong parah dapat menyebabkan kemerahan dan penebalan di atas kantung air mata. Jika terus berlanjut akan terbentuk kantung nanah.

9.        PRESBYOPIA (RABUN DEKAT MENUA)
Penyakit ini menjangkiti orang sudah memasuki usia lanjut. Jadi tidak akan ada orang yang mampu menghindarinya. Kondisi ini disebabkan karena gaya akomodasi lensa mata tak bekerja dengan baik akibatanya lensa mata tidak dapat menfokuskan cahaya ke titik kuning dengan tepat, sehingga mata tidak bisa melihat yang jauh maupun dekat.  Gaya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih. Presbiopi dapat diatasi dengan lensa ganda yang berisi lensa plus dan minus.

10.    MYOPIA (RABUN JAUH)
Myopia berasal dari bahasa Yunani yang artinya “Pandangan Dekat” (“nearsightedness”). Ini karena kerusakan mata yang menghasilkan fokus pandangan di depan retina. Penderita Myopia bisa melihat benda dari jarak dekat dengan jelas. Namun pada jarak jauh benda tampak kabur sehingga membuat kepala menjadi pusing. Jika anak anda merasa pusing ketika melihat tulisan di papan tulis di ruangan kelasnya dan pandangannya kabur, kemungkinan dia menderita Myopia. Para profesional perawatan mata, umumnya mengatasi masalah Myopia dengan penggunaan lensa (corrective lenses) seperti kacamata atau lensa kontak (contact lenses), bisa juga diatasi dengan operasi refraktif seperti LASIK. Lensa koreksi memiliki ukuran kekuatan (power) negatif atau bisa disebut lensa minus untuk mengatasi mata myopia.
Myopia terbagi dalam 3 tingkatan:
a)    Myopia Rendah dengan dioptre mendekati 0 – -3.00
b)    Myopia Sedang dengan dioptre -3.00 – -6.00
c)    Myopia Tinggi dengan Dioptre -6 hingga ke bawah (-10).
Diperkirakan penderita Myopia antara 800 juta hingga 2,3 milyar (ini karena jarang ada yang merasa menderita Myopia). Di negara-negara seperti Cina, India, dan Malaysia, 41% dari orang dewasa menderita Myopia hingga -1.00. Terlampau sering membaca, apalagi dengan jarak yang terlalu dekat hingga cahaya yang terlalu gelap dapat menyebabkan anak menderita myopia. Begitu pula berbagai pekerjaan yang mengharuskan melihat benda dari jarak dekat seperti menjahit. Sebaliknya bermain atau olah raga di luar selama 2-3 jam dengan paparan sinar matahari (idealnya pagi) bisa mengurangi kemungkinan penyakit Myopia.
Para peneliti Australia menyimpulkan bahwa paparan pada sinar matahari bermanfaat untuk membatasi pertumbuhan bola mata yang bisa menyebabkan Myopia atau Rabun Jauh. Mereka membandingkan anak-anak dari negara maju seperti Australia dan Singapura. Anak-anak Singapura yang rata-rata hanya menghabiskan waktu 30 menit di luar rumah ternyata 90% mengidap Myopia sehingga harus memakai kacamata baik secara permanen atau pun temporer. Sementara anak-anak Australia yang menghabiskan waktu 2-3 jam untuk bermain di luar rumah hanya 20% yang menderita Myopia. Paparan sinar matahari di luar rumah bisa menambah dopamine pada mata yang dapat mencegah Myopia. Jadi pencegahan penyakit Myopia dapat dilakukan sebagai berikut:
ü Membaca jangan terlalu dekat (minimal sepanjang siku anda)
ü Membacalah di ruangan yang cukup terang
ü Jangan membaca sambil tiduran
ü Hindari menonton TV atau main play station terlalu dekat secara terus menerus
ü Hindari memakai komputer dengan monitor terlampau dekat. Sekali-sekali pandanglah ke tempat yang jauh
ü Bermainlah di luar rumah selama 2-3 jam setiap hari dan lihat obyek yang jauh
ü Berolahragalah agar otot-otot anda termasuk mata jadi kuat
ü Makanlah makanan yang bermanfaat bagi mata anda seperti vitamin A, Beta Karotin, dan sebagainya

11.    HIPERMETROPI (RABUN DEKAT)
Hipermetropi (rabun dekat) merupakan penyakit mata akibat ketidaksanggupan melihat benda yang berjarak dekat dari mata.Gejalanya adalah sakit kepala frontal, penglihatan merasa tidak nyaman apabila melihat suatu objek dalam kurun waktu yang lama.

12.    BUTA WARNA
Buta Warna merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh ketidakmampuan sel-sel kerucut untuk menangkap spektrum warna tertentu akibat faktor genetis. Berikut ini adalah klasifikasi dari buta warna :
a)    Protanomali merupakan kelemahan pada warna merah.
b)   Deuteromali kelemahan pada warna hijau
c)    Tritanomali kelemahan pada warna biru

13.    ABLASIO RETINA
Ablasio Retina adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina (RIDE). keadaan ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada usia berapapun, walaupun biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua. Ablasio retina lebih besar kemungkinannya terjadi pada orang yang menderita rabun jauh (miopia) dan pada orang orang yang anggota keluarganya ada yang pernah mengalami ablasio retina. Ablasio retina dapat pula disebabkan oleh penyakit mata lain, seperti tumor, peradangan hebat, akibat trauma atau sebagai komplikasi dari diabetes. Bila tidak segera dilakukan tindakan, ablasio retina dapat menyebabkan cacat penglihatan atau kebutaan yang menetap.



14.    BINTITAN
Ditandai dengan munculnya bisul kecil pada tepi kelopak mata. Namun infeksi juga bisa terjadi di lokasi yang lebih dalam, sehingga yang tampak hanya warna merah dan pembengkakan. Bintitan timbul karena adanya infeksi bakteri pada kelenjar di dasar bulu mata dan termasuk penyakit mata ringan. Umumnya akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu satu minggu setelah nanah keluar. Untuk mempercepat pecahnya bisul, caranya dengan menggunakan kompres hangat dan memijatnya dengan perlahan. Jenis penyakit mata ini sering terjadi pada anak usia sekolah karena sering mengucek mata tanpa memperhatikan kebersihan tangan.

15.    BELEKAN
Penyakit belekan merupakan penyakit pada mata yang disebabkan oleh virus. Bisa juga disebabkan oleh penularan dari udara oleh virus yang sama dari penderita belek lainnya. Bagi penderita belek yang dirasakan adalah mata berair, keluar lodok sacara terus menerus, mata gatal, pegal  dan terkadang susah dibuka saat bangun tidur. Memang terasa tidak enak dan rasanya ingin mengucek matanya bila terkena penyakit ini.
Agar tidak terkena belekan baiknya bagi penderita belek memakai kacamata, agar tidak menulari orang lain dan agar bagi penderita tidak menjadi parah karena bila tidak memakai kacamata maka matanya akan terkena debu kotoran sehingga akan menjadi tambah parah. Bagi orang yang belum terkena jagalah kesehatan tubuh karena orang yang memiliki ketahan tubuh yang bagus tidak akan tertular virus tersebut. Apabila kondisi tubuh kurang bagus jaga jarak pandangan mata dengan penderita belekan jangan terlalu dekat.
Obat untuk mengobati penyakit mata belekan paling utama adalah erlamycetin yang memiliki kandungan chloramphenicol. Namun agar lebih cepat dalam penyembuhan lebih baik juga dengan mengkonsumsi obat seperti : Proxona, Neuropyramin, dan mokbios. Obat untuk mengobati penyakit mata belekan dapat anda dapatkan di apotik-apotik terdekat, namun obat yang paling penting harus ada yaitu erlamycetin baik itu yang dalam bentuk tetes mata atau salep semuanya bisa, hanya saja yang tetes mata biasanya ditenggorokan terasa pahit. Tapi lebih cepat sembuhnya.

16.    KERATITIS
Penyakit mata ini menyerang kornea mata. Penyebabnya bisa virus, kuman, maupun jamur. Uniknya, keratitis ini seringkali menyerang para petani, khususnya yang sedang mengalami masa panen. Karena itu, penyakit mata ini disebut juga sebagai sawahika. Ciri-cirinya, di sekitar kornea mata terdapat bercak-bercak putih, sehingga menyebabkan penglihatan si penderita menjadi kabur.  Jalan satu-satunya untuk sembuh harus dilakukan cangkok mata.

17.    GLAUKOMA
Glaucoma adalah penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia setelah katarak, biasanya terjadi pada usia lanjut. Dibeberapa negara 2% penduduk usia diatas 40 tahun menderita Glaukoma, dan di Indonesia, Glaukoma sebagai penyebab kebutaan yang tidak dapat dipulihkan. Glaukoma salah satu penyakit mata yang diakibatkan karena kenaikan tekanan bola mata dan menimbulkan kerusakan saraf penglihatan, sedangkan fungsi saraf mata akan meneruskan bayangan yang dilihat ke otak. Diotak bayangan akan digabungkan dipusat penglihatan dan membentuk benda (vision).
a)    Penyebab
Didalam bola mata bagian depan terdapat cairan jernih yang disebut humor akuwos. Cairan ini dengan teratur akan mengalir dari tempat pembentukan kesaluran luarnya. Tekanan tinggi disebabkan karena produksi cairan bola mata (humor akuwos) yang berlebihan, atau dapat juga apaila saluran pembuangan keluar yang disebut jaringan trabekula tersumbat.
b)   Mekanisme terjadinya Glaukoma
ü  Aliran humor akuwos lemah
ü  Tekanan bola mata tinggi/ Glaukoma
ü  Kerusakan saraf penglihatan
ü  Kehilangan penglihatan menetap
c)    Macam-macam Glaukoma
Glaukoma dibagi menjadi 2, yaitu:
ü Glaukoma Primer
Dewasa Sudut tertutup akut dan kronis. Sudut terbuka, congenital.
ü Glaukoma Sekunder
Glaukoma ini disebabkan bilik mata depan rusak, sehingga menyebabkan tekanan bola mata tinggi karena berbagai macam penyakit yang tidak ditangani, seperti katarak, dan peradangan atau pemakaian tetes mata / zalf Kortikosteroid yang berlebihan.

d)   Gejala
Glaukoma Akut gejalanya cukup berat, sakit mata mendadak, penglihatan kabur, mata merah, disertai dengan sakit kepala, serta mual atau muntah. Pada umumnya penderita memerlukan pertolongan darurat untuk sakit kepalanya dan mengabaikan keluhan mata.
Glaukoma Kronis penyakitnya lebih tenang, tanpa sakit kepala, sehingga penderita tidak merasakan adanya kehilangan penglihatan sedikit demi sedikit. Awalnya kehilangan penglihatan malam dan tepi, sedang penglihatan lurus dan dekat masih baik. Umumnya penderita tidak menghiraukan penglihatannya, sehingga memburuk sampai buta.
e)    Deteksi
Pemeriksaan oleh dokter spesialis mata secara teratur adalah jalan terbaik untuk deteksi dini Glaukoma secara dini. Pemeriksaan mata yang dilakukan:
ü  Mengukur tekanan bolamata (dengan tonometer aplanasi / schiotz)
ü  Melihat sudut bilik depan mata (dengan goniolens)
ü  Memeriksa lapang pandangan (dengan perimetri)
f)     Penanganan
Tujuan penanganan adalah untuk menurunkan tekanan bola mata dan mencegah kerusakan saraf penglihatan. Peneganan tergantung jenis Glaukoma, mungkin dengan:
ü Obat-obatan (lokal mata atau sistemik dengan diminum atau injeksi intravena)
ü Operasi untuk memperlancar aliran humor akuos
ü Dengan laser
Glaukoma sudut sempit dapat dilakukan:
ü Iridektomi Perifer, dilakukan pada : Stadium Prodromal dan Goniosinechie yang belum banyak pada mata sebelahnya / sehat (kontralateral) disebut Iridektomi Propilaksis.
ü Operasi Filtrasi, misalnya: Trabekulektomi, Scheie, Trepanasi, dan Iridenklesis.
Pada Glaukoma Sudut Terbuka dapat dilakukan :
ü Iridotomi (dengan laser),
ü Operasi Filtrasi,
ü Trabekuloplasti (dengan laser).

18.    IRIDOSIKLITIS AKUT
Penyebabnya berasal dari gigi yang berlubang. Pada awalnya, penyakit ini ditandai dengan mata merah, namun tanpa kotoran, yang kemudian disertai nyeri dan penglihatan agak terganggu karena ada bintik-bintik hitam yang beterbangan. Kalau pada orang awam, penyakit ini dianggap biasa dan hanya diobati dengan obat-obat yang dijual bebas.
Bila penyakit ini ditangani secara cepat dan tepat, maka kemungkinan sembuh secara sempurna akan terwujud. Namun sayang, penyakit ini pada umumnya akan kambuh kembali terutama apabila sumber kumannya, yaitu gigi tidak ditangani dengan baik. Kekambuhan yang sering akan menyebabkan mata menjadi cacat menetap disertai penglihatan yang rabun bahkan bisa timbul kebutaan.

19.    KERATOKONUS
Keratokonus adalah perubahan bentuk (penipisan) kornea yang terjadi secara bertahap, sehingga bentuknya menyerupai kerucut. Keratokonus mulai terjadi pada usia 10-20 tahun. Penyebab keratokunus tidak diketahui. Keratokonus lebih sering ditemukan pada pemakai lensa kontak dan penderita rabun dekat. Penelitian menunjukkan bahwa keratokonus kemungkinan terjadi karena beberapa hal berikut:
ü Kelainan kornea bawaan
ü Cedera mata (misalnya menggisik-gisik mata atau memakai lensa kontak yang keras selama bertahun-tahun)
ü Penyakit mata tertentu (misalnya retinitis pigmentosa, retinopati, konjungtivitis vernal)
ü Penyakit sistemik (misalnya amorosis kongenitalis Leber, sindroma Ehlers-Danlos, sindroma Down dan osteogenesis imperfekta).
a)    Gejala
Keratokonus terjadi jika bagian tengah kornea menipis dan secara bertahap menonjol ke arah luar sehingga bentuknya menyerupai kerucut. Kelainan kelengkungan ini menyebabkan perubahan pada kekuatan pembiasan kornea. Sebagai akibatnya terjadi astigmata sedang sampai berat dan rabun dekat. Keratokonus juga bisa menyebabkan pembengkakan dan pembentukan jaringan parut yang menghalangi penglihatan.
b)     Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kornea dengan slit lamp. Untuk mengetahui kelengkungan kornea bisa dilakukan topografi kornea. Pada keratokonus stadium lanjut, penipisan kornea bisa diukur dengan pakimetri.
c)      Pengobatan
Keratokonus biasanya menyerang kedua mata. Pada awalnya, penderita bisa memperbaiki penglihatannya dengan menggunakan kaca mata. Tetapi sejalan dengan memburuknya astigmata, penderita harus menggunakan lensa kontak untuk mengurangi astigmata dan agar penglihatannya lebih baik. Pada kebanyakan kasus, kornea akan kembali stabil beberapa tahun kemudian tanpa pernah menyebabkan gangguan penglihatan yang berat. Tetapi pada sekitar 10-20% penderita, pada akhirnya kornea membentuk jaringan parut atau tidak dapat mentolerir lensa kontak. Jika hal ini terjadi, maka perlu dilakukan pencangkokan kornea.

20.    ALERGI MATA MERAH (ALLERGIC CONJUNCTIVITIS)
Mata merah alergi adalah radang konjungtiva yang disebabkan oleh reaksi alergi. Konjungtiva banyak sekali mengandung sel dari sistem kekebalan (mast sel) yang melepaskan senyawa kimia (mediator) dalam merespon terhadap berbagai rangsangan (seperti serbuk sari atau debu tungau) . Mediator ini menyebabkan radang pada mata, yang mungkin sebentar atau bertahan lama. Sekitar 20% dari orang memiliki tingkat mata merah alergi. Mata merah alergi yang musiman dan mata merah alergi yang berkelanjutan adalah jenis yang paling sering dari reaksi alergi pada mata. Mata merah alergi yang musiman sering disebabkan oleh serbuk sari pohon atau rumput, oleh karenanya jenis ini timbul khususnya pada musim semi atau awala musim panas. Serbuk sari gulma bertanggung jawab pada gejala alergi mata merah pada musim panas dan awal musim gugur. Alergi mata merah yang berkelanjutan terjadi sepanjang tahun; paling sering disebabkan oleh tungau debu, bulu hewan, dan bulu unggas. Mata merah Vernal adalah bentuk alergi mata merah yang lebih serius dimana penyebabnya tidak diketahui. Kondisi paling sering terjadi pada anak laki-laki, khususnya yang berumur kurang dari 10 tahun yang memiliki eksema, asma, atau alergi musiman. Mata merah Vernal biasanya kambuh setiap musim semi dan hilang pada musim gugur dan musim dingin. Banyak anak tidak mengalaminya lagi pada umur dewasa muda.
a)    Gejala
Orang dengan semua bentuk alergi mata merah berkembang dengan cepat menjadi gatal dan rasa terbakar pada kedua mata. Walaupun biasanya sama, kadang-kadang, satu mata mungkin lebih terinfeksi daripada mata yang lain. Konjungtiva menjadi merah, dan kadang-kadang konjungtiva bengkak, menyebabkan permukaan bola mata tampak tembam sehingga banyak orang merasa terganggu. Pada mata merah musiman dan berkelanjutan, sangat banyak kotoran berair yang tipis. Pandangan jarang terpengaruh.
Pada mata merah vernal, kotoran mata banyak dan seperti lendir. Tidak seperti jenis alergi mata merah lainnya, mata merah vernal sering mempengaruhi kornea, dan borok yang nyeri dapat timbul. Borok ini menyebabkan sensitivitas yang berlebihan terhadap cahaya terang dan kadang-kadang menyebabkan pengurangan pandangan yang permanen.
b)   Diaknosa
Dokter mengenali alergi mata merah oleh penampilan dan gejala khasnya.
c)    Pengobatan
Kondisi diobati dengan tetes mata anti alergi. Obat seperti itu termasuk cromolyn, lodoxamide, olopatadine, dan tetes mata antihistamin, seperti emedastine dan levocabastine. Tetes mata Ketorolac mempunyai anti inflamasi dan membantu mengatasi gejala. Tetes mata Corticosteroid mempunyai anti inflamasi yang lebih baik; tetapi, mereka sebaiknya tidak dipakai lebih dari beberapa minggu tanpa pengamatan yang melekat karena mereka dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada mata (glaukoma), katarak, dan meningkatkan risiko infeksi mata. Baru-baru ini, tetes mata yang dapat menghambat pengeluaran dan efek dari penyebab pembengkakan seperti azelastine, nedocromil, dan pemirolast, sudah digunakan dengan baik.

21.    CEDERA BOLA MATA
Kebanyakan luka (pencabikan) di sekitar mata lebih mengenai kelopak mata dibandingkan bola mata. Luka yang mengenai bola mata, kebanyakan dangkal dan kecil. Meskipun begitu, beberapa luka yang melewati putih mata (sklera) atau kubah transparan pada permukaan mata (kornea), menembus interior mata. Beberapa luka dianggap bola mata yang pecah (globe). Globe bisa juga pecah oleh pukulan keras. Beberapa pencabikan bisa benar-benar merusak struktur yang diperlukan untuk penglihatan. Mereka juga cenderung mengalami infeksi di dalam mata (endophthalmitis).
a)    Gejala
Kebanyakan orang dengan globe pecah hampir tidak bisa melihat. Mata seringkali benar-benar menyimpang dan pupil kemungkinan tajam seperti tetesan air mata. Kadangkala cairan keluar dari mata.
b)   Diaknosa
Evaluasi dengan segera oleh seorang ahli mata (dokter medis yang spesialisasinya pada gangguan mata) diperlukan.
c)    Pengobatan
Operasi perbaikan seringkali diperlukan, kecuali untuk beberapa luka yang hanya mempengaruhi selaput lendir tipis yang melindungi kornea (conjunctiva). Bahkan sebelum operasi, antibiotik diberikan untuk mengurangi kemungkinan infeksi di dalam mata. Infus antibiotik diberikan. Salep harus dihindari. Perisai pelindung (baik produk komersil atau bagian bawah mangkuk kertas) dibalutkan sepanjang mata untuk menghindari tekanan yang tidak disengaja yang bisa menekan isi mata melalui pencabikan. Jika diperlukan, muntah bisa dikendalikan dengan obat-obatan yang mengobati mual. Tetes mata diberikan untuk membesarkan pupil, yang bisa membantu mencegah jaringan luka parut yang terbentuk pada bagian berwarna mata (iris) dan bisa mengurangi luka dan kepekaan terhadap sinar yang seringkali terjadi setelah luka. Obat-obatan untuk nyeri diberikan secara infus atau, jika operasi perbaikan tidak diperlukan, diberikan melalui mulut.
Bahkan setelah semua kemungkinan pengobatan medis dan operasi, luka serius bisa menyebabkan kehilangan penglihatan sebagian atau seluruh. Sangat jarang, setelah pencabikan bola mata (atau operasi mata), mata yang tidak terluka menjadi meradang (sympathetic ophtalmia), yang bisa mengakibatkan hilangnya sebagian penglihatan atau bahkan kebutaan jika dibiarkan tidak diobati. Seringkali, kortikosteroid tetes, pil, dan suntikan bisa mencegah reaksi ini dengan efektif. Dokter seringkali mengangkat mata rusak yang tidak dapat diubah untuk mencegah sympathetic ophthalmia.

22.    INFEKSI RONGGA MATA (ORBITAL CELLULITIS)
Infeksi bisa menyebar dari sinus, gigi, atau aliran darat menuju rongga mata/orbit. Infeksi pada orbit disebut orbital cellulitis. Infeksi mata bisa terjadi setelah luka. Gejala-gejala termasuk rasa sakit, mata menonjol, gerakan mata berkurang, kelopak mata bengkak, dan demam. Bola mata bengkak, penampilan tidak jelas. Penglihatan kemungkinan terhalang. Tanpa pengobatan yang cukup, orbital cellulitis bisa menyebabkan kebutaan. Infeksi bisa menyebar menuju otak dan tulang belakang, atau penggumpalan darah bisa terjadi dan menyebar dari pembuluh sekitar mata untuk meliputi pembuluh besar pada dasar otak (sinus cavernous) dan menghasilkan cavernous sinus thrombosis.
a)    Diaknosa
Dokter biasanya mengenali orbital cellulitis tanpa menggunakan pemeriksaan diagnosa. Meskipun begitu, memastikan penyebabnya bisa membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, termasuk pemeriksaan pada gigi dan mulut dan sinar-X atau computed tomography (CT) pada sinus. Seringkali, dokter memperoleh contoh dari lapisan pada mata dan dari kulit, tenggorokan, atau sinus sebagai contoh darah dan mengirimkan ke laboratorium untuk di tes. Contoh dikultur (untuk mengembangkan organisme) untuk memastikan infeksi apa yang berkembang menuju orbital cellulitis terletak, jenis organisme apa yang menyebabkan infeksi, dan pengobatan apa yang harus digunakan.
b)   Pengobatan
Antibiotik diberikan sebelum hasil tes laboratorium diketahui. Antibiotik oral diberikan untuk kasus ringan, infus antibiotik diberikan untuk kasus yang berat. Antibiotik pertama kali yang digunakan kemungkinan diganti jika hasil kultur menduga obat lain lebih efektif. Kadangkala operasi diperlukan untuk mengeringkan penumpukan nanah (abscess) atau sinus yang terinfeksi.

23.    ENDOFTALMITIS
Endoftalmitis adalah peradangan pada seluruh lapisan mata bagian dalam, cairan dalam bola mata (humor vitreus) dan bagian putih mata (sklera).

a)    Penyebab
Penyebab terjadinya infeksi adalah:
ü Luka yang menusuk mata
ü Pembedahan
ü Bakteri yang sampai ke mata melalui aliran darah.
b)   Gejala
Gejalanya seringkali berat, yaitu berupa: nyeri matakemerahan pada sklerafotofobia (peka terhadap cahaya)gangguan penglihatan.
c)    Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
d)   Pengobatan
Endoftalmitis merupakan suatu keadaan darurat. Pengobatan harus segera diberikan, menunda pengobatan bisa menyebabkan kebutaan. Diberikan antibiotik dan corticosteroid. Untuk mengeluarkan cairan yang terinfeksi dari bola mata mungkin perlu dilakukan pembedahan.

24.    GANGGUAN SARAF OPTIK
Photoreceptor kecil pada retina (permukaan bagian dalam di belakang mata) merasakan cahaya dan mengirimkan sinyal kepada saraf mata. Saraf mata membawa sinyal menuju otak. Masalah dimanapun sepanjang saraf mata atau kerusakan pada daerah di belakang otak yang merasakan informasi penglihatan bisa menghasilkan kehilangan pada penglihatan. Penyebab umum kerusakan saraf mata adalah tumor pada kelenjar pituitary yang menekan pada saraf tersebut. Kedua saraf mata membawa sinyal dari mata menuju bagian belakang otak. Pada struktur di otak disebut optic chiasm, setiap saraf membelah, dan separuhnya serat yang melintang di atas sisi lainnya. Karena susunan anatomi ini, kerusakan sepanjang saluran saraf mata menyebabkan pola khusus pada kehilangan penglihatan. Dengan memahami pola pada penglihatan yang hilang, seorang dokter bisa seringkali memastikan saluran mana yang bermasalah. Beberapa pola pada kehilangan penglihatan. Tergantung di daerah mana kerusakan jalur penglihatan terjadi, jenis kehilangan penglihatan bervariasi. Misalnya, jika saraf mata rusak dimanapun di antara bola mata dan chiasm mata, orang tersebut bisa menjadi buta hanya karena mata tersebut. Jika chiasm mata rusak, kedua mata kehilangan penglihatan-mata sebelah kanan kehilangan penglihatan pada bagian sebelah kanan pada bidang penglihatan itu, dan mata sebelah kiri kehilangan penglihatan di bagian sebelah kiri pada bidang penglihatan. Pada hemianopia, kerusakan lebih jauh pada jalur syaraf optik (yang sering diakibatkan oleh stroke atau penyakit tumor) masih menghasilkan pola lain pada kehilangan penglihatan. Separuh bidang visual di kedua mata terkena. Misalnya, dengan kerusakan di sebelah kiri bagian otak, kedua mata kehilangan setengah bagian kanan bidang visual mereka.

25.    KERATOKONJUNGTIVIS SIKKA
Keratokonjungtivitis Sikka adalah kekeringan pada kedua mata yang berlangsung lama akibat menurunnya fungsi kelenjar air mata, yang menyebabkan dehidrasi pada konjungtiva dan kornea. Mata yang kering bisa merupakan gejala dari beberapa penyakit, seperti:   Artritis rematoidLupus eritematosus sistemikSindroma Sjgren.
a)    Gejala
Berkurangnya pembentukan air mata atau penguapan air mata bisa menyebabkan iritasi mata dan menimbulkan perasaan mata seperti terbakar. Kerusakan yang tersebar di permukaan mata akan menambah rasa tidak nyaman dan kepekaan terhadap cahaya (fotofobia). Pada stadium lanjut, permukaan mata bisa menebal dan membentuk jaringan parut serta ulkus (luka terbuka). Pertumbuhan pembuluh darah juga meningkat. Jika jaringan parut terbentuk di kornea maka bisa terjadi gangguan penglihatan.
b)   Diagnose
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Untuk mengetahui derajat kelembaban yang membasahi mata bisa dilakukan tes Schirmer (menempelkan kertas saring di ujung kelopak mata). Untuk mengetahui beratnya kerusakan mata yang terjadi dilakukan pemeriksaan mata dengan menggunakan slit lamp.
c)    Pengobatan
ü Untuk mengatasi kekerinngan pada mata, setiap beberapa jam diteteskan air mata buatan. Air mata buatan adalah tetes mata yang mengandung zat yang merangsang air mata yang asli.
ü Pembedahan dilakukan untuk menyumbat pengaliran air mata ke hidung sehingga lebih banyak air mata yang digunakan untuk membasahi mata.
ü Jika kekeringan mata sangat hebat, bisa dilakukan penjahitan sebagian kelopak mata guna mengurangi penguapan air mata.

26.    MELANOMA KOROID
Melanoma Koroid adalah tumor pada lapisan koroid mata. Melanoma maligna pada koroid merupakan kanker mata yang paling sering ditemukan.
a)   Penyebab
Melanoma merupakan jenis kanker yang sangat agresif dan bisa cepat menyebar. Melanoma bisa disebabkan oleh pemaparan sinar matahari yang berlebihan. Yang paling sering terkena adalah orang-orang yang berkulit terang dan bermata biru. Mata bisa merupakan organ tumor yang utama atau mungkin juga kanker berasal dari organ tubuh lainnya.
b)   Gejala
Pada stadium awal, melanoma biasanya tidak menyebabkan gangguan penglihatan, tetapi pada akhirnya tumor bisa menyebabkan ablasio retina dan gangguan penglihatan. Gejala lainnya yang mungkin terjadi adalah:
ü  Mata merah dan nyeri
ü  Luka kecil pada iris atau konjungtiva
ü  Perubahan warna iris
ü  Gangguan penglihatan pada salah satu mata
ü  Mata menonjol.
ü  Atau mungkin juga tidak ada gejala sama sekali
c)    Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala atau hasil pemeriksaan mata dengan menggunakan oftalmoskopPemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
ü  USG mata
ü  CT scan tulang tengkorak
ü  MRI kepala
d)   Pengobatan
Jika berukuran kecil, tumor bisa diatasi dengan laser atau terapi penyinaran. Jika tumor berukuran besar, mata harus diangkat. Jika mata tidak diangkat, tumor bisa menyebar ke rongga mata (orbita) dan ke organ lainnya (melalui pembuluh darah), menyebabkan kematian. Jika tumor telah menyebar, dilakukan kemoterapi.
e)    Pencegahan
Untuk mengurangi pemaparan sinar matahari, hendaknya gunakan kaca mata hitam jika berada di luar rumah atau di luar ruangan.

27.    KELAINAN PEMBULUH DARAH RETINA
Kelainan pembuluh darah yang menuju ke mata bisa berupa perdarahan, tidak adekuatnya pasokan darah dan penyumbatan pembuluh darah. Akibat yang serius adalah kerusakan retina, yang kadang-kadang menetap dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan bahkan kebutaan.
Retinopati Arteriosklerotik
Pada keadaan ini, arteri-arteri kecil yang membawa darah ke mata mengalami penyumbatan parsial karena dindingnya menebal.
Dengan menggunakan oftalmoskop, bisa terlihat pembuluh darah yang menebal dan petunjuk lainnya dari menurunnya pasokan darah ke retina.
Penebalan pembuluh darah itu sendiri biasanya tidak mengganggu penglihatan, tetapi merupakan petunjuk bahwa pembuluh darah di mata dan bagian tubuh lainnya tidak sehat sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan dan pengobatan.
Retinopati Hipertensif
Retinopati Hipertensif adalah kerusakan retina akibat tekanan darah tinggi (hipertensi). Penyakit ini terjadi jika tekanan darah sangat tinggi (misalnya pada hipertensi maligna dan toksemia gravidarum). Hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di dalam mata. Semakin tinggi dan semakin lama hipertensi berlangsung, maka semakin berat kerusakan yang terjadi. Beratnya kerusakan retina (retinopati) digambarkan dengan skala I sampai IV. Pada derajat I biasanya tidak ditemukan gejala. Pada derajat IV terjadi pembengkakan saraf optikus (disebut papilledema) dan makula (pusat penglihatan pada retina), yang bisa menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.
Pada stadium lanjut, darah bisa merembes ke dalam retina. Bercak retina mengalami kerusakan karena kekurangan pasokan darah dan lama-lama lemak akan tertimbun di dalam retina. Selain gangguan penglihatan, penderita juga bisa merasakan sakit kepala.
Dengan menggunakan oftalmoskop, bisa dilihat adanya penyempitan pembuluh darah dan kelebihan cairan yang merembes dari pembuluh darah. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan adalah angiografi fluoresensi. Satu-satunya pengobatan untuk retinopati hipertensif adalah mengontrol tekanan darah.
Penyumbatan Arteri Retina
Arteri retina adalah pembuluh darah utama yang membawa darah ke retina. Jika arteri retina tersumbat, maka akan terjadi kebutaan mendadak tanpa disertai rasa nyeri.
Penyumbatan ini bisa disebabkan oleh aterosklerosis, bekuan darah atau endapan lemak (biasanya lemak yang berasal dari sumsum tulang yang patah dan masuk ke dalam aliran darah sebagai emboli). Penyebab lainnya adalah peradangan pembuluh darah di kepala (arteritis temporalis).
Pelebaran arteri retina bisa dilakukan dengan menghirup campuran karbon dioksida dan oksigen. Dengan cara ini penyumbatan akan turun ke bawah sehingga mengurangi daerah retina yang terkena.
Bisa diberikan antikoagulan untuk mencegah pembentukan bekuan lebih lanjut atau untuk mencegah penyebaran bekuan darah (yang bisa menyebabkan terjadinya stroke).
Penyumbatan Vena Retina
Vena retina adalah pembuluh darah utama yang membawa darah dari retina. Penyumbatan vena retina menyebabkan vena yang lebih kecil membengkak dan berkelok-kelok. Permukaan vena menjadi bengkak dan darah bisa merembes ke dalam retina. Penyumbatan vena retina terutama terjadi pada usia lanjut yang menderita glaukoma, diabetes, tekanan darah tinggi atau suatu keadaan dimana darah menjadi lebih kental (misalnya terlalu banyak sel darah merah).
Penyumbatan vena retina menyebabkan penurunan fungi penglihatan yang terjadi secara lebih lambat dibandingkan dengan penyumbatan arteri retina. Perubahan yang terjadi berupa pertumbuhan pembuluh darah baru yang abnormal di dalam retina dan terjadinya glaukoma.
Angiografi fluoresensi bisa membantu menentukan luasnya kerusakan dan rencana pengobatan. Untuk menghancurkan pembuluh darah yang abnormal bisa digunakan laser. Pelebaran vena retina bisa dilakukan dengan menghirup campuran karbon dioksida dan oksigen. Dengan cara ini penyumbatan akan turun ke bawah sehingga mengurangi daerah retina yang terkena. Pelebaran vena retina bisa dilakukan dengan menghirup campuran karbon dioksida dan oksigen. Dengan cara ini penyumbatan akan turun ke bawah sehingga mengurangi daerah retina yang terkena.

28.    OPTIC NEURITIS
Optic neuritis adalah peradangan pada saraf optik dimanapun sepanjang lintasannya.
a)   Penyebab
Optic neuritis kemungkinan disebabkan oleh infeksi virus (khususnya pada anak), vaksinasi, meningitis, sifilis, penyakit autoimmun tertentu seperti multiple sclerosis, dan peradangan intraocular (uveitis). Meskipun begitu, penyebab optic neuritis seringkali tidak diketahui.
b)   Gejala
Optic neuritis menyebabkan kehilangan penglihatan, yang kemungkinan ringan atau berat dan bisa terjadi pada salah satu atau kedua mata. Kehilangan penglihatan bisa terjadi lebih dari sehari. Penglihatan pada mata yang berkaitan atau mata bisa berkisar dari hampir normal sampai benar-benar buta. Kemungkinan terasa sakit dengan gerakan mata. Tergantung pada penyebabnya, penglihatan bisa sembuh hanya kemudian memburuk pada peristiwa berulang pada penglihatan yang buruk.
c)    Diaknosa
Diagnosa meliputi penelitian pada reaksi pupil dan penelitian bagian belakang mata dengan ophthalmoscope, piringan optik (kepala saraf optik pada bagian belakang mata) bisa tampak membengkak. Tes penglihatan peripheral bisa memperlihatkan kehilangan penglihatan pada keliling bagian visual (samping). Magnetic resonance imaging (MRI) bisa menunjukkan bukti multiple sceloris atau, jarang, tumor menekan saraf optik.

d)   Pengobatan
Kebanyakan kasus optic neuritis akan membaik dalam beberapa bulan tanpa pengobatan. Meskipun begitu, pada beberapa hal, pengobatan dengan infus kortikosteroid dan obat-obatan lain bisa mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan kambuh. Jika sebuah tumor menekan saraf optic, penglihatan biasanya membaik begitu tekanan yang disebabkan oleh tumor telah dihilangkan.

29.     SUMBATAN ARTERI DAN VENA RETINA PUSAT
Arteri retinal pusat, saluran utama yang menyuplai darah untuk retina, bisa menjadi betul-betul mampet karena penyakit atherosclerosis atau partikel, seperti gumpalan darah, yang masuk peredaran darah dan menghalangi saluran (emboli). Radang pembuluh darah adalah juga mungkin menyebabkan retinal arteri tersekat. Pada orang dengan glaukoma, penyakit gula, atau tekanan darah tinggi, berbagai proses mungkin terjadi, yang bisa menyebabkan tersekatnya vena. Jika arteri pusat retinal mampet, mata yang terkena mengalami kehilangan pandangan mendadak tetapi tanpa rasa sakit. Tersekatnya vena retinal pusat menyebabkan vena yang penuh dan mengembang di depan saraf optik. Kehilangan jarak pandang dari yang ringan hingga hebat karena arteri retinal pusat tersekat. Kekambuhan sering terjadi. Selain kehilangan pandangan yang parah, komplikasi dari arteri atau vena retinal pusat tersekat termasuk pendarahan ke dalam mata dan glaukoma disebabkan oleh pertumbuhan pembuluh darah abnormal di selaput pelangi dan sudut, di mana cairan dialirkan dari mata.
a)   Diaknosa
Menggunakan ophthalmoscope, seorang dokter bisa melihat perubahani di pembuluh darah dan tanda lain berkurangnya suplai darah ke retina, seperti kepucatan retina pada kasus arterial yang tersekta atau vena yang penuh dan pembengkakan di depan saraf optic pada kasus vena tersekat. Tindakan Fluorescein angiography dimana seorang dokter menyuntikkan pewarna ke dalam urat darah dan lalu memotret retina membantu menentukan banyak sedikitnya kerusakan pada retina dan membantu rencana pengobatan oleh dokter. Doppler ultrasound memindai kadang-kadang mungkin dipergunakan untuk memeriksa darah mengalir di saluran darah.
b)   Pengobatan
Pengobatan sesegera sering diberikan dalam percobaan menghilangkan penghalangan arteri retinal. Tetapi, pengobatan jarang efektif. Tekanan di dalam mata bisa dikurangi dengan memijat kelopak mata tertutup sebentar-sebentar dengan jari. Alternatif lain, satu prosedur yang disebut paracentesis chamber anterior mungkin membantu menurangi tekanan di dalam mata. Pada prosedur ini, tetes mata diteteskan di mata untuk membuat mata mati rasa, lalu jarum dimasukkan ke dalam bilik anterior mata untuk meyedot sedikit cairan, sehingga secara cepat mengurangi tekanan di mata.
Mengurangi tekanan di dalam mata dengan pijatan atau paracentesis chamber anterior dapat mengeluarkan gumpalan darah atau penyumbat lain dan dapat memasuki cabang bilik yang lebih kecil, sehingga mengurangi area kerusakan pada retina. Umumnya tidak ada terapi obat yang disetujui. Pengobatan laser mungkin digunakan untuk menghancurkan pembuluh darah abnormal jika mereka berkembang ke selaput pelangi atau sudut.

30.     IRITIS TRAUMA DAN IRITIS KIMIA
Iritis (juga dikenal sebagai iridocyclitis atau uveitis) adalah peradangan pada lapisan dalam mata berpigmen (uvea), iris, atau keduanya. Iritis bisa terjadi setelah trauma benda tumpul pada mata atau terbakar bahan kimia, biasanya dalam 3 hari. Meskipun begitu, iritis bisa juga terjadi tanpa luka. Gejala bisa termasuk sobekan, mata merah, dan sakit sekali pada mata. Biasanya orang mengalami beberapa penglihatan buram atau rasa sakit ketika terkena sinar yang terang (photophobia).
a)   Diaknosa
Dokter mendasari diagnosa pada riwayat orang tersebut, gejala-gejala, dan hasil pemeriksaan lampu slit.
b)   Pengobatan
Iritis diobati dengan meneteskan ke dalam mata obat yang memperbesar pupil. Obat tersebut menenangkan otot pada bagian berwarna mata (iris), yang kejang terasa sakit sekali. Obat-obatan ini disebut cycloplegics dan termasuk cyclopentolate dan homatropine. Kortikosteroid tetes mata biasanya cukup untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi bila diperlukan, orang tersebut bisa juga menggunakan acetaminophen.

31.     SKLERITIS (RADANG BAGIAN PUTIH MATA)
Skleritis adalah suatu peradangan pada sklera (bagian putih mata).
a)   Penyebab
Peradangan pada sklera biasanya dihubungkan dengan penyakit autoimun (misalnya artritis rematoid, lupus eritematosus), infeksi atau cedera kimia. Kadang penyebabnya tidak diketahui. Paling sering terjadi pada usia antara 30-60 tahun dan jarang ditemukan pada anak-anak.
b)   Gejala
Gejalanya berupa:
ü Nyeri mata yang hebat
ü Bercak merah pada sklera
ü Penglihatan kabur
ü Fotofobia (peka terhadap cahaya)
ü Mata berair.
c)    Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
d)   Pengobatan
Tetes mata corticosteroid bisa mengurangi peradangan. Kadang diberikan corticosteroid per-oral (melalui mulut). Jika tedapat artritis rematoid atau tidak memberikan respon terhadap corticosteroid, diberikan obat yang menekan sistem kekebalan (misalnya cyclophosphamide atau azathioprin).

32.     SELULITIS ORBITALIS
Selulitis Orbitalis adalah suatu infeksi pada jaringan di sekitar bola mata.
a)   Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri. Infeksi bisa berasal dari sinus, gigi atau aliran darah, atau bisa terjadi setelah suatu cedera mataPada anak-anak, selulitis orbitalis biasanya berasal dari infeksi sinus yang disebabkan oleh Hemophilus influenzae. Bakteri lainnya yang bisa menyebabkan selulitis orbitalis adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae dan streptokokus beta hemolitikus.
b)   Gejala
Gejalanya berupa:
ü Nyeri hebat
ü Mata menonjol
ü Pergerakan mata terbatas
ü Kelopak mata membengkak, tampak mengkilat dan berwarna merah atau ungu
ü Demam
ü Bola mata membengkak dan tampak berkabut.
Jika tidak diobati secara adekuat, selulitis orbitalis bisa menyebabkan kebutaan, infeksi otak dan medulla spinalis serta adanya bekuan darah di otak.
c)    Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Untuk menentukan penyebabnya bisa dilakukan rontgen gigi dan mulut atau CT scan sinus. Contoh jaringan dari selaput mata, kulit, darah, tenggorokan atau sinus bisa dibiakkan di laboratorium untuk menentukan bakteri penyebab infeksi.
d)   Pengobatan
Untuk kasus yang ringan diberikan antibiotik per-oral (melalui mulut); untuk kasus yang berat antibiotik diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah). Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk membuang nanah atau mengeringkan sinus yang terinfeksi.
e)    Pencegahan
Diagnosis dan pengobatan dini untuk infeksi gigi, sinus dan infeksi lainnya bisa mencegah penyebaran infeksi ke mata.

33.     PEMBEKAN KELOPAK MATA
Apapun yang mengiritasi mata juga dapat mengiritasi kelopak mata dan menyebabkan pembengkakan (edema).
a)   Penyebab
Iritan yang paling sering ditemukan adalah alergi, yang dapat menyebabkan salah satu atau kedua kelopak berkerut dan bengkak. Reaksi alergi bisa disebabkan oleh:
ü  Obat yang masuk ke dalam mata seperti tetes mata
ü  Obat lain atau kosmetik
ü  Serbuk sari atau partikel lain di udara
Pembengkakan kelopak mata juga bisa terjadi akibat :
ü Sengatan atau gigitan serangga
ü  Infeksi bakteri, virus atau jamur.
b)   Gejala
Gejala yang timbul dari penyakit ini yaitu kelopak mata tampak membengkak.
c)    Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksan fisik.
d)   Pengobatan
Menghilangkan penyebab pembengkakan dan kompres dingin bisa mengurangi pembengkakanJika penyebabnya alergi, untuk mengurangi pembengkakan sebaiknya menghindari alergen (zat yang menyebabkan alergi). Jika suatu benda asing (misalnya duri serangga) tersangkut di dalam kelopak mata, harus segera diangkat.


34.     PELEPASAN RETINA
Pelepasan retina adalah pemisahan retina dari lapisan dasar pada pembuluh darah. Ketika retina lepas, terpisah dari bagian persediaan darahnya, mencegahnya berfungsi sebagaimana mestinya. Hingga retina terpasang kembali, hal tersebut bisa rusak secar permanent. Pelepasan bisa dimulai pada area yang kecil, biasanya sebagai akibat robekan retina jika bagian kecil tersebut tidak menempel kembali, seluruh retina bisa lepas. Sobekan retina yang bisa menyebabkan pelepasan retina lebih mungkin terjadi pada orang rabun ayam parah (miopi) atau yang telah mengalami operasi katarak. Sobekan juga lebih mungkin terjadi setelah luka mata. Cairan atau darah dari kerusakan pembuluh darah bisa menumpuk antara retina dan jaringan di bawahnya, lebih lanjut memperburuk penglihatan.
a)   Gejala
Pelepasan retina tidak terasa sakit. Orang biasanya melihat benda kecil, mengambang (floater) atau sorotan cahaya terang yang berlangsung lebih dari satu detik. Hilangnya penglihatan di pinggir biasanya pertama kali terjadi, dan kehilangan penglihatan menyebar sebagaimana perkembangan pelepasan tersebut. Hilangnya penglihatan menyerupai tirai atau kerudung yang jatuh melintangi garis penglihatan. Jika macula menjadi terlepas, penglihatan dengan segera memburuk, dan segala sesuatu menjadi buram.
Seorang dokter meneliti retina melalui ophthalmoscope dan biasanya pelepasan bisa dilihat. Jika pelepasan tidak terlihat, ultrasound scan pada mata bisa menunjukkannya.
b)   Pengobatan
Seseorang yang mengalami hilangnya penglihatan dengan tiba-tiba harus mengunjungi ahli mata dengan segera. Tergantung pada pelepasan tersebut, operasi laser atau operasi pembekuan (cryopexy) kemungkinan digunakan untuk memperbaiki retina tersebut. Operasi laser menutup lubang pada retina. Terapi pembekuan menyebabkan sebuah goresan terbentuk, yang menahan retina tetap di tempat.
Jika retina tersebut terpasang kembali dalam 2 sampai 7 hari, kemungkinan penglihatan biasanya akan bertambah baik. Jika retina telah terlepas untuk jangka waktu yang lama atau jika pendarahan atau goresan telah terjadi, kemungkinan penglihatan bertambah baik akan berkurang.
                                 


35.     KANKER YANG MEMPENGARUHI RETINA
Kanker yang mempengaruhi retina secara umum mulai pada choroid, lapisan padat pembuluh darah yang menyuplai retina. Choroid terjepit di antara retina dan sclera (bagian putih mata luar). Karena retina bergantung pada choroid untuk persediaan darah dan menopangnya, kerusakan pada choroid oleh kanker mungkin mempengaruhi pandangan.
Choroidal Melanoma
Choroidal melanoma adalah kanker yang berasal dari sel yang menghasilkan zat warna (melanocytes) choroid. Choroidal melanoma adalah kanker yang paling sering berasal dari mata. Paling sering terjadi pada orang dengan warna kulit putih dan mata biru. Pada tahap awal, kanker biasanya tidak mengganggu pandangan. Kemudian, hal itu dapat menyebabkan pandangan kabur atau kehilangan pandangansecar menyeluruh karena pelepasan retinal. Metastases ke bagian badan lain mungkin terjadi.
Diagnosa awal adalah penting, karena kemungkinan penyembuhan choroid melanoma berhubungan dengan ukuran tumor. Diagnosa dibuat menggunakan ophthalmoscope, scaning ultrasound, dan potret serial.
Jika melanoma kecil, pengobatan dengan laser, radiasi, atau penanaman bahan radioaktif dapat memelihara pandangan dan menyelamatkan mata. Jika kanker besar, mata harus disingkirkan. Jika kanker besar tidak dihilangkan, bisa menjalar secara langsung ke dalam rongga mata (orbit) atau lewat aliran darah (metastasize) ke organ lain, menyebabkan kematian.
Choroidal Metastases
Choroidal metastases adalah kanker yang sudah menjalar ke mata dari bagian badan lain. Karena suplai darah terbaik di choroids, sering menjadi tempat datangnya kanker dari penyebaran bagian badan lain. Pada wanita, kanker payudara adalah penebab yang paling sering. Pada laki-laki, kanker paru-paru atau prostat adalah penyebab yang paling umum
Sering kali, kanker tidak menimbulkan gejala dan tidak ditemukan selama pemeriksaan mata rutin. Penyakit dengan gejala, gejala pertama berkurang pandangan dan adanya kilasan cahaya. Pelepasan Retinal dan kehilangan pandangan hebat mungkin terjadi
Diagnosa kadang-kadang dibuat selama pemeriksaan mata rutin dengan ophthalmoscope. Diagnosa dibantu oleh scanning ultrasound. Penegasan diagnosa mungkin melibatkan menggunakan sebuah jarum kecil untuk mengambil sampel jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop (biopsi). Pengobatan biasanya dengan terapi kemoterapi dan radiasi

36.     KELAINAN PEMBULUH DARAH RETINA
Kelainan pembuluh darah yang menuju ke mata bisa berupa perdarahan, tidak adekuatnya pasokan darah dan penyumbatan pembuluh darah. Akibat yang serius adalah kerusakan retina, yang kadang-kadang menetap dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan bahkan kebutaan.
Rerinopati Arteriosklerotik
Pada keadaan ini, arteri-arteri kecil yang membawa darah ke mata mengalami penyumbatan parsial karena dindingnya menebal.
Dengan menggunakan oftalmoskop, bisa terlihat pembuluh darah yang menebal dan petunjuk lainnya dari menurunnya pasokan darah ke retina.
Penebalan pembuluh darah itu sendiri biasanya tidak mengganggu penglihatan, tetapi merupakan petunjuk bahwa pembuluh darah di mata dan bagian tubuh lainnya tidak sehat sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan dan pengobatan.
Retinopati Hipertensif
Retinopati Hipertensif adalah kerusakan retina akibat tekanan darah tinggi (hipertensi). Penyakit ini terjadi jika tekanan darah sangat tinggi (misalnya pada hipertensi maligna dan toksemia gravidarum).
Hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di dalam mata. Semakin tinggi dan semakin lama hipertensi berlangsung, maka semakin berat kerusakan yang terjadi.
Beratnya kerusakan retina (retinopati) digambarkan dengan skala I sampai IV. Pada derajat I biasanya tidak ditemukan gejala. Pada derajat IV terjadi pembengkakan saraf optikus (disebut papilledema) dan makula (pusat penglihatan pada retina), yang bisa menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.
Pada stadium lanjut, darah bisa merembes ke dalam retina. Bercak retina mengalami kerusakan karena kekurangan pasokan darah dan lama-lama lemak akan tertimbun di dalam retina.
Selain gangguan penglihatan, penderita juga bisa merasakan sakit.
Dengan menggunakan oftalmoskop, bisa dilihat adanya penyempitan pembuluh darah dan kelebihan cairan yang merembes dari pembuluh darah. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan adalah angiografi fluoresensi.
Satu-satunya pengobatan untuk retinopati hipertensif adalah mengontrol tekanan darah.


Penyumbatan Arteri Retina
Arteri retina adalah pembuluh darah utama yang membawa darah ke retina. Jika arteri retina tersumbat, maka akan terjadi kebutaan mendadak tanpa disertai rasa nyeri.
Penyumbatan ini bisa disebabkan oleh aterosklerosis, bekuan darah atau endapan lemak (biasanya lemak yang berasal dari sumsum tulang yang patah dan masuk ke dalam aliran darah sebagai emboli). Penyebab lainnya adalah peradangan pembuluh darah di kepala (arteritis temporalis).
Pelebaran arteri retina bisa dilakukan dengan menghirup campuran karbon dioksida dan oksigen. Dengan cara ini penyumbatan akan turun ke bawah sehingga mengurangi daerah retina yang terkena.
Bisa diberikan antikoagulan untuk mencegah pembentukan bekuan lebih lanjut atau untuk mencegah penyebaran bekuan darah (yang bisa menyebabkan terjadinya stroke).
Penyumbatan Vena Retina
Vena retina adalah pembuluh darah utama yang membawa darah dari retina. Penyumbatan vena retina menyebabkan vena yang lebih kecil membengkak dan berkelok-kelok. Permukaan vena menjadi bengkak dan darah bisa merembes ke dalam retinaPenyumbatan vena retina terutama terjadi pada usia lanjut yang menderita glaukoma, diabetes, tekanan darah tinggi atau suatu keadaan dimana darah menjadi lebih kental (misalnya terlalu banyak sel darah merah).
Penyumbatan vena retina menyebabkan penurunan fungi penglihatan yang terjadi secara lebih lambat dibandingkan dengan penyumbatan arteri retina. Perubahan yang terjadi berupa pertumbuhan pembuluh darah baru yang abnormal di dalam retina dan terjadinya glaukoma.
Angiografi fluoresensi bisa membantu menentukan luasnya kerusakan dan rencana pengobatan. Untuk menghancurkan pembuluh darah yang abnormal bisa digunakan laserPelebaran vena retina bisa dilakukan dengan menghirup campuran karbon dioksida dan oksigen. Dengan cara ini penyumbatan akan turun ke bawah sehingga mengurangi daerah retina yang terkenaPelebaran vena retina bisa dilakukan dengan menghirup campuran karbon dioksida dan oksigen. Dengan cara ini penyumbatan akan turun ke bawah sehingga mengurangi daerah retina yang terkena.

37.     KERATITIS ULSERATIVA PERIFER
Keratitis Ulserativa Perifer adalah suatu peradangan dan ulserasi (pembentukan ulkus) pada kornea yang seringkali terjadi pada penderita penyakit jaringan ikat (misalnya artritis rematoid).
a)   Penyebab
Keratitis ulserativa perifer bisa disebabkan oleh:
ü Penyakit non-infeksi
-     Artritis rematoid
-     Lupus eritematosus sistemik
-     Sarkoidosis
-     Rosasea
-     Arteritis sel raksasa
-     Penyakit peradangan saluran pencernaan
-     Kelainan metabolisme
-     Blefaritis
-     Keratitis marginalis
-     Pemakaian lensa kontak
-     Cedera mata karena bahan kimia, trauma ataupu pembedahan
ü Penyakit infeksi
-     Tuberkulosis
-     Sifilis
-     Hepatitis
-     Disentri basiler
-  Keratitis (karena virus, bakteri, jamur maupun akantamuba).
Faktor resiko utama terjadinya penyakit ini adalah penyakit jaringan ikat dan penyakit pembuluh darah
b)   Gejala
Terjadi gangguan penglihatan, peka terhadap cahaya (fotofobia) dan penderita merasa ada benda asing di matanya. Gejala lainnya adalah mata berairperadangan konjungtiva dan episklera.
c)    Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata serta pemeriksaan fisik.
d)   Pengobatan
Pengobatan lokal bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kerusakan kornea, sedangkan pengobatan sistemik diberikan untuk mengatasi penyebabnya. Untuk mengatasi penyebabnya, diberikan steroid sistemik dan obat penekan sistem kekebalan (immunosupresan); obat tersebut juga efektif dalam mengontrol peradangan mata dan sistemik.
Immunosupresan yang diberikan biasanya adalah cyclophosphamide. Jika diduga penyebabnya adalah penyakit infeksi, maka diberikan antibiotik. Beberapa teknik pembedahan yang dilakukan untuk mengatasi keratitis ulserativa perifer:
-     Perekat jaringan (misalnya lem sianoakrilat) digunakan pada ancaman perforasi dan perforasi yang berukuran kurang dari 1-2 mm.
-     Prosedur tektonik, yaitu keratoplasti, keratoplasti penetrasi dan pencangkokan bercak korneoskleral.

38.     KERATOMALASIA
Keratomalasia (Xeroftalmia, Keratitis Xerotik) adalah suatu keadaan dimana kornea menjadi kering dan keruh akibat kekurangan vitamin, A, protein dan kalori. Keratomalasia biasanya menyerang kedua mata.
a)      Penyebab
Keratomalasia biasanya terjadi akibat kekurangan vitamin A yang berat. Vitamin A penting untuk fungsi penglihatan yang normal, juga untuk pertumbuhan tulang, kesehatan kulit dan melindungi selaput lendir pada saluran pencernaan, saluran pernafasan dan saluran kemih
Di negara-negara berkembang, kekurangan vitamin A dan keratomalasi merupakan penyebab utama dari kebutaan pada masa kanak-kanak. Di negara-negara tersebut, kekurangan vitamin A seringkali terjadi sebagai akibat malnutrisi pada bayi dan anak-anak yang masih muda
Di negara maju, kekurangan vitamin A dan keratomalasi terjadi akibat beberapa keadaan berikut yang berhubungan dengan proses penyerapan, penyimpanan ataupun pemindahan vitamin A, seperti :
-     Penyakit seliak
-     Kolitis ulserativa
-     Fibrosis kistik
-     Penyakit hati
-     Pembedahan bypass pada usus
b)     Gejala
Gejala awal berupa rabun senja (penglihatan berkurang pada keadaan gelap) dan mata yang kering (disebut xeroftalmia), diikuti oleh pembentukan kerutan, kekeruhan dan perlunakan kornea (disebut keratomalasia). Pada kekurangan vitamin A yang berat, pada konjungtiva terlihat adanya endapan kering dan berbusa yang berwarna abu-keperakan (bintik Bitot). Jika tidak diberikan pengobatan yang adekuat maka perlunakan kornea akan menyebabkan infeksi, perforasi serta perubahan jaringan yang bersifat degeneratif, sehingga akhinya terjadi kebutaan.
c)      Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
d)     Pengobatan
Untuk mengatasi infeksi, bisa diberikan salep atau tetes mata antibiotik. Untuk memperbaiki kekurangan vitamin A, diberikan tambahan vitamin per-oral (melalui mulut) dan untuk mengatasi malnutrisi dilakukan perbaikan gizi.

39.  MATA DAN PENGLIHATAN
Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan mengagumkan. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak. Mata memiliki struktur sebagai berikut:
ü  Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat.
ü  Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera.
ü  Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
ü  Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.
ü  Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.
ü  Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.
ü  Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.
ü  Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak.
ü  Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.
ü  Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata).

Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk dengan cara membuka dan menutup, seperti halnya celah pada lensa kamera. Jika lingkungan di sekitar gelap, maka cahaya yang masuk akan lebih banyak; jika lingkungan di sekitar terang, maka cahaya yang masuk menjadi lebih sedikit. Ukuran pupil dikontrol oleh otot sfingter pupil, yang membuka dan menutup iris.

Lensa terdapat di belakang iris. Dengan merubah bentuknya, lensa memfokuskan cahaya ke retina. Jika mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot silier akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Jika mata memfokuskan pada objek yang jauh, maka otot silier akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah. Sejalan dengan pertambahan usia, lensa menjadi kurang lentur, kemampuannya untuk menebal menjadi berkurang sehingga kemampuannya untuk memfokuskan objek yang dekat juga berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia.
Retina mengandung saraf-saraf cahaya dan pembuluh darah. Bagian retina yang paling sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan ujung saraf. Banyaknya ujung saraf ini menyebabkan gambaran visuil yang tajam. Retina mengubah gambaran tersebut menjadi gelombang listrik yang oleh saraf optikus dibawa ke otak.
Saraf optikus menghubungkan retina dengan cara membelah jalurnya. Sebagian serat saraf menyilang ke sisi yang berlawanan pada kiasma optikus (suatu daerah yang berada tepat di bawah otak bagian depan). Kemudian sebelum sampai ke otak bagian belakang, berkas saraf tersebut akan bergabung kembali.
Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:

ü  Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa.
ü  Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina.
Segmen anterior berisi humor aqueus yang merupakan sumber energi bagi struktur mata di dalamnya. Segmen posterior berisi humor vitreus. Cairan tersebut membantu menjaga bentuk bola mata. Segmen anterior sendiri terbagi menjadi 2 bagian:
-           Bilik anterior : mulai dari kornea sampai iris
-           Bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa.

Dalam keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang terletak ujung iris.

Otot Saraf dan Pembuluh Darah
Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya. Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak. Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mataSaraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang orbita.
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.

Struktur Pelindung
Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk.
Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.
Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat terang. Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata.
Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang). Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan air mata.
Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung.
Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.

Kebutaan
Cedera dan penyakit pada mata bisa mempengaruhi penglihatan. Kejernihan penglihatan disebut ketajaman visuil, yang berkisar dari penglihatan penuh sampai ke tanpa penglihatan. Jika ketajaman menurun, maka penglihatan menjadi kabur.
Ketajaman penglihatan biasanya diukur dengan skala yang membandingkan penglihatan seseorang pada jarak 20 kaki dengan seseorang yang memiliki ketajaman penuh. Visuil 20/20 artinya seseorang melihat benda pada jarak 20 kaki dengan ketajaman penuh; sedangkan visuil 20/200 artinya seseorang melihat benda pada jarak 20 kaki, yang oleh orang dengan ketajaman penuh benda tersebut terlihat pada jarak 200 kaki. Secara teoritis, kebutaan terjadi jika ketajaman penglihatan lebih buruk dari 20/200 meskipun telah dibantu dengan kaca mata maupun lensa kontak. Kebutaan bisa terjadi karena berbagai alasan:
-     cahaya tidak dapat mencapai retina
-     cahaya tidak terfokus sebagaimana mestinya pada retina
-     retina tidak dapat merasakan cahaya secara normal
-     kelainan penghantaran gelombang saraf dari retina ke otak
-     otak tidak dapat menterjemahkan informasi yang dikirim oleh mata.

Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan kebutaan:
-     Katarak
-     Kelainan refraksi
-     Ablasio retina
-     Retinitis pigmentosa
-     Diabetes
-     Degenerasi makuler
-     Sklerosis multipel
-     Tumor kelenjar hipofisa
-     Glaukoma
-     Kelainan pada daerah otak yang mengolah gelombang visuil akibat stroke, tumor atau penyakit lainnya.

40.     ABLASIO RETINA
Ablasio Retina adalah terpisahnya/terlepasnya retina dari jaringan penyokong di bawahnyaJaringan saraf yang membentuk bagian peka cahaya pada retina membentuk suatu selaput tipis yang melekat erat pada jaringan penyokong di bawahnya. Jika kedua lapisan tersebut terpisah, maka retina tidak dapat berfungsi dan jika tidak kembali disatukan bisa terjadi kerusakan permanenPada ablasio lainnya, retina tidak robek tetapi terpisah dari jaringan di bawahnya. Pemisahan ini terjadi jika gerakan cairan di dalam bola mata menarik retina atau jika cairan yang terkumpul diantara retina dan jaringan di bawahnya mendorong retinaAblasio bisa bermula di suatu daerah yang kecil, tetapi jika tidak diobati, seluruh retina bisa terlepas. Pada salah satu bentuk ablasio, retina betul-betul mengalami robekan. Bentuk ablasio ini biasanya terjadi pada penderita miopia atau penderita yang telah menjalani operasi katark atau penderita cedera mata.
a)   Penyebab
Retina merupakan selaput transparan di bagian belakang mata yang mengolah bayangan yang difokuskan di retina oleh kornea dan lensaAblasio retina seringkali dihubungkan dengan adanya robekan atau lubang pada retina, sehingga cairan di dalam mata merembes melalui robekan atau lubang tersebut dan menyebabkan terlepasnya retina dari jaringan di bawahnya. Hal tersebut bisa terjadi akibat:
ü Trauma
ü Proses penuaan
ü Diabetes berat
ü Penyakit peradangan, tetapi ablasio retina sering kali terjadi secara spontan
Pada bayi prematur, ablasio retina bisa terjadi akibat retinopati akibat prematuritas
Selama proses terlepasnya retina, perdarahan dari pembuluh darah retina yang kecil bisa menyebabkan kekeruhan pada bagian dalam mata yang dalam keadaan normal terisi oleh humor vitreus. Jika terjadi pelepasan makula, akan terjadi gangguan penglihatan pusat lapang pandangFaktor resiko terjadinya ablasio retina adalah :
ü Rabun dekat
ü Riwayat keluarga dengan ablasio retina
ü Diabetes yang tidak terkontrol
ü Trauma.
b)   Gejala
Ablasio retina tidak menimbulkan nyeri, tetapi bisa menyebabkan gambaran bentuk-bentuk ireguler yang melayang-layang atau kilatan cahaya, serta menyebabkan penglihatan menjadi kabur. Hilangnya fungsi penglihatan awalnya hanya terjadi pada salah satu bagian dari lapang pandang, tetapi kemudian menyebar sejalan dengan perkembangan ablasio. Jika makula terlepas, akan segera terjadi gangguan penglihatan dan penglihatan menjadi kabur.

c)    Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keutuhan retina:
ü Oftalmoskopi direk dan indirek
ü Ketajaman penglihatan
ü Tes refraksi
ü Respon refleks pupil
ü Gangguan pengenalan warna
ü Pemeriksaan slit lamp
ü Tekanan intraokuler
ü USG mata
ü Angiografi fluoresensi
ü Elektroretinogram
d)   Pengobatan
Pembedahan laser bisa digunakan untuk menutup lubang atau robekan pada retina yang biasanya ditemukan sebelum terjadinya ablasio. Dengan kriopeksi (pemberian dingin dengan jarum es) akan terbentuk jaringan parut yang melekatkan retina pada jaringan di bawahnya. Teknik ini digunakan bersamaan dengan penyuntikan gelembung udara dan kepala dipertahankan pada posisi tertentu untuk mencegah penimbunan kembali cairan di belakang retina. Penempelan kembali retina melalui pembedahan terdiri dari pembuatan lekukan pada sklera (bagian putih mata) untuk mengurangi tekanan pada retina sehingga retina kembali menempel
e)    Pencegahan
Gunakan kaca mata pelindung untuk mencegah terjadinya trauma pada mata. Penderita diabetes sebaiknya mengontrol kadar gula darahnya secara seksama. Jika anda memiliki resiko menderita ablasio retina, periksakan mata minimal setahun sekali

41.     DAKROSISTITIS (INFEKSI KANTONG AIR MATA)
Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada kantong air mata (sakus lakrimalis).
a)      Penyebab
Dakriosistitis biasanya terjadi akibat penyumbatan pada duktus nasolakrimalis (saluran yang mengalirkan air mata ke hidung).
b)      Gejala
ü Infeksi menyebabkan nyeri di daerah sekitar kantong air mata yang tampak merah dan membengkak.
ü Mata menjadi merah dan berair serta mengeluarkan nanah.
ü Jika kantong air mata ditekan secara perlahan, akan keluar nanah dari lubang di sudut mata sebelah dalam (dekat hidung).
ü Penderita juga mengalami demam
ü Jika infeksi yang ringan atau berulang berlangsung lama maka sebagian besar gejala mungkin menghilang hanya pembengkakan ringan yang menetap.
ü Kadang infeksi menyebabkan tertahannya air mata di dalam kantong air mata sehingga terbentuk kantong yang berisi cairan (mukokel di bawah kulit.
ü Infeksi berulang bisa menyebabkan penebalan dan kemerahan diatas kantong air mata.
ü Bisa terbentuk kantong nanah (abses) yang kemudian pecah dan mengeluarkan nanahnya.
c)      Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
d)     Pengobatan
Infeksi diobati dengan antibiotik per-oral (melalui mulut) atau intravena (melalui pembuluh darah). Daerah kantong air mata juga boleh dikompres hangat.
Jika terbentuk abses, dilakukan pembedahan untuk membuka dan membuang nanahnya.
Untuk infeksi menahun, penyumbatan duktus nasolakrimalis bisa dibuka dengan bantuan jarum atau melalui pembedahan.

42.     DAKRIOSTENOSIS
Dakriostenosis adalah penyumbatan duktus nasolakrimalis (saluran yang mengalirkan air mata ke hidung).
a)   Penyebab
Dalam keadaan normal, air mata dari permukaan mata dialirkan ke dalam hidung melalui duktus nasolakrimalis. Jika saluran ini tersumbat, air mata akan menumpuk dan mengalir secara berlebihan ke pipiPenyumbatan duktus nasolakrimalis (dakriostenosis) bisa terjadi akibat:
ü Gangguan perkembangan sistem nasolakrimalis pada saat lahir
ü Infeksi hidung menahun
ü Infeksi mata yang berat atau berulang
ü Patah tulang (fraktur) hidung atau wajah
ü Tumor
Penyumbatan bisa bersifat parsial (sebagian) atau total
b)   Gejala
Penyumbatan karena tidak sempurnanya sistem nasolakrimalis biasanya menyebabkan pengaliran air mata yang berlebihan ke pipi (epifora) dari salah satu ataupun kedua mata (lebih jarang) pada bayi berumur 3-12 minggu. Penyumbatan ini biasanya akan menghilang dengan sendirinya pada usia 6 bulan, sejalan dengan perkembangan sistem nasolakrimalis
c)    Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisikPemeriksaan penunjang lainnya adalah:
ü Pemeriksaan hidung bagian dalam
ü Pewarnaan mata dengan zat fluoresensi untuk menilai pengaliran air mata
ü Sinar X khusus untuk menilai duktus nasolakrimalis
d)   Pengobatan
Jika penyumbatannya parsial, bisa dilakukan pemijatan pada daerah kantong air mata sebanyak beberapa kali/hariJika terjadi peradangan pada konjungtiva (konjungtivitis) diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotikJika penyumbatan tetap terjadi biasanya saluran harus dibuka dengan bantuan jarum kecil yang dimasukkan melalui lubang saluran di sudut kelopak mata. Pada penderita dewasa dilakukan pembedahan untuk membuka kembali saluran air mata (dakriosistorinostomi).
e)    Pencegahan
Pengobatan yang adekuat terhadap infeksi hidung dan mata bisa mengurangi resiko terjadinya dakriostenosis.

43.     EKSOFTALMOS (PENONJOLAN BOLA MATA ABNORMAL)
Eksoftalmos adalah penonjolan abnormal pada salah satu atau kedua bola mata.
a)   Penyebab
Eksoftalmos bisa disebabkan oleh :
ü Penyakit tiroid, terutama penyakit Grave (jaringan di dalam rongga mata membengkak dan terdapat endapan yang mendorong mata ke depan)
ü Perdarahan di belakang mata
ü Peradangan di dalam rongga mata
ü Tumor jinak maupun ganas di dalam rongga mata dan di belakang bola mata
ü Pseudotumor
ü Trombosis sinus kavernosus
ü Malformasi arteriovenosa
b)   Gejala
Salah satu atau kedua bola mata tampak menonjol
c)    Diaknosa
Setiap mata yang menonjol tidak selalu berarti eksoftalmos. Beratnya penonjolan mata bisa diukur dengan penggaris biasa atau dengan alat yang disebut oftalmometerPemeriksaan lainnya yang dilakukan adalah CT scan dan tes fungsi tiroid.
d)   Pengobatan
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Jika terdapat kelainan antara arteri dan vena maka dilakukan pembedahan. Jika penyebabnya adalah hipertiroidisme (terlalu banyak hormon tiroid) maka dilakukan pengobatan terhadap hipertiroidismeUntuk menghilangkan penekanan terhadap saraf optikus diberikan corticosteroid per-oral (melalui mulut), terapi penyinaran lokal atau pembedahanJika kelopak mata tidak dapat menutupi bola mata yang menonjol, mungkin perlu dilakukan pembedahan kelopak mata untuk membantu melindungi kornea terhadap kekeringan dan infeksi.
Untuk mengatasi pseudotumor dan pembengkakan bisa diberikan corticosteroid. Jika tumor membahayakan mata karena mendorongnya keluar, maka dilakukan pembedahan untuk mengangkat tumor

44.     ENTROPION & EKTROPION
Entropion adalah suatu keadaan dimana kelopak dan bulu mata bagian bawah membalik ke dalam ke arah bola mata. Ektropion adalah suatu keadaan dimana kelopak dan bulu mata bagian bawah membalik ke arah luar.
a)   Penyebab
Kebanyakan kasus ektropion terjadi akibat pengenduran jaringan kelopak mata akibat penuaan. Beberapa kasus terjadi karena adanya jaringan parut pada kelopak mata akibat luka bakar kimia maupun panas, truma, kanker kulit atau pembedahan kelopak mata. Kadang ektropion merupakan bawaan lahir akibat pembentukan kelopak mata yang tidak sempurna.
b)   Gejala
Entropion adalah suatu keadaan dimana kelopak dan bulu mata bagian bawah membalik ke dalam ke arah bola mata. Ektropion adalah suatu keadaan dimana kelopak dan bulu mata bagian bawah membalik ke arah luar.
c)    Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata
d)   Pengobatan
Entropion dan ektropion harus diperbaiki melalui pembedahan sebelum gesekan kelopak dan bulu mata menyebabkan kerusakan kornea. Pembedahan biasanya dilakukan dengan bius lokal dan penderita tidak perlu dirawat. Dilakukan pengencangan kelopak mata. Setelah pembedahan, mata ditutup selama 24 jam dan diberi salep antibiotik selama sekitar 1 minggu.

45.     EPISKLERITIS
Episkleritis adalah suatu peradangan pada episklera. Sklera terdiri dari serat-serat jaringan ikat yang membentuk dinding putih mata yang kuat. Sklera dibungkus oleh episklera yang merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi makan sklera. Di bagian depan mata, episklera terbungkus oleh konjungtiva.


a)   Penyebab
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa penyakit berikut telah dihubungkan dengan terjadinya episkleritis, penyakit tersebut yaitu :
ü  Artritis rematoid
ü  Sindroma Sjgren
ü  Sifilis
ü  Herpes zoster
ü  Tuberkulosis
b)   Gejala
Biasanya peradangan hanya mengenai sebagian kecil bola mata dan tampak sebagai daerah yang agak menonjol, berwarna kuningGejala lainnya adalah:
ü nyeri mata
ü peka terahadap cahaya (fotofobia)
ü nyeri mata bila ditekan
ü mata berair
c)    Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata
d)   Pengobatan
Biasanya dalam waktu 1-2 minggu penyakit ini akan menghilang dengan sendirinya. Untuk mempercepat penyembuhan bisa diberikan tetes mata corticosteroid.

46.     KATARAK
Katarak adalah sejenis kerusakan mata yang menyebabkan lensa mata berselaput dan rabun. Lensa mata menjadi keruh dan cahaya tidak dapat menembusinya, bervariasi sesuai tingkatannya dari sedikit sampai keburaman total dan menghalangi jalan cahaya. dalam perkembangan katarak yang terkait dengan usia penderita dapat menyebabkan penguatan lensa, menyebabkan penderita menderita miopi, menguning secara bertahap dan keburaman lensa dapat mengurangi persepsi akan warna biru. Katarak biasanya berlangsung perlahan-lahan menyebabkan kehilangan penglihatan dan berpotensi membutakan jika tidak diobati. Kondisi ini biasanya mempengaruhi kedua mata, tapi hampir selalu satu mata dipengaruhi lebih awal dari yang lain. Penyakit ini biasanya diderita oleh lansia.
a)   Penyebab
Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. Katarak biasanya terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnyaKatarak bisa disebabkan oleh:
ü  Cedera mata
ü  Penyakit metabolik (misalnya diabetes)
ü  Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau beberapa saat kemudian). Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh:
ü  Infeksi kongenital, seperti campak Jerman
ü  Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia.
Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah:
ü  penyakit metabolik yang diturunkan
ü  riwayat katarak dalam keluarga
ü  infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan
Katarak pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan. Katarak pada dewasa dikelompokkan menjadi :
ü  Katarak immatur : lensa masih memiliki bagian yang jernih
ü  Katarak matur : lensa sudah seluruhnya keruh
ü  Katarak hipermatur : ada bagian permukaan lensa yang sudah merembes melalui kapsul lensa dan bisa menyebabkan peradangan pada struktur mata yang lainnya.
Kebanyakan lensa agak keruh setelah usia 60 tahun. Sebagian besar penderita mengalami perubahan yang serupa pada kedua matanya, meskipun perubahan pada salah satu mata mungkin lebih buruk dibandingkan dengan mata yang lainnya.
Banyak penderita katarak yang hanya mengalami gangguan penglihatan yang ringan dan tidak sadar bahwa mereka menderita katarak. Faktor yang mempengaruhi terjadinya katarak adalah:
ü kadar kalsium darah yang rendah
ü diabetes
ü pemakaian kortikosteroid jangka panjang
ü berbagai penyakit peradangan dan penyakit metabolik.
ü faktor lingkungan (trauma, penyinaran, sinar ultraviolet).
b)   Gejala
Semua sinar yang masuk ke mata harus terlebih dahulu melewati lensa. Karena itu setiap bagian lensa yang menghalangi, membelokkan atau menyebarkan sinar bisa menyebabkan gangguan penglihatan. Beratnya gangguan penglihatan tergantung kepada lokasi dan kematangan katarak. Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap.
Gangguan penglihatan bisa berupa:
ü  kesulitan melihat pada malam hari
ü  melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata
ü  penurunan ketajaman penglihatan (bahkan pada siang hari).
Gejala lainnya adalah:
ü  sering berganti kaca mata
ü  penglihatan ganda pada salah satu mata.
Kadang katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata (glaukoma), yang bosa menimbulkan rasa nyeri.
c)    Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan adalah:
ü Pemeriksaan mata standar, termasuk pemeriksaan dengan slit lamp
ü USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.
d)   Pengobatan
Satu-satunya pengobatan untuk katarak adalah pembedahan. Pembedahan dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata untuk melakukan kegitannya sehari-hari. Beberapa penderita mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya dengan mengganti kaca matanya, menggunakan kaca mata bifokus yang lebih kuat atau menggunakan lensa pembesar.
Jika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan. Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.
Pengangkatan lensa
Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:
-    Pembedahan ekstrakapsuler : lensa diangkat dengan meninggalkan kapsulnya.
-    Untuk memperlunak lensa sehingga mempermudah pengambilan lensa melalui sayatan yang kecil, digunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (fakoemulsifikasi).
-    Pembedahan intrakapsuler : lensa beserta kapsulnya diangkat. Pada saat ini pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan.

Penggantian lensa
Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak biasanya akan mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti lensa yang telah diangkat.
Lensa buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler, biasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.

Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan jarang sekali terjadi infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan yang serius. Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan, selama beberapa minggu setelah pembedahan diberikan tetes mata atau salep. Untuk melindungi mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung mata yang terbuat dari logam sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.
e)    Pencegahan
Pencegahan utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak. Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata. Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak.

47.     KALAZION
Kalazion adalah sebuah massa kecil di dalam kelopak mata yang disebabkan oleh penyumbatan kelenjar minyak yang kecil di dalam kelopak mata.
a)   Penyebab
Kalazion tumbuh di dalam kelenjar Meibom pada kelopak mata. Hal ini terjadi akibat penyumbatan pada saluran kelenjar Meibom. Kelenjar Meibom adalah kelenjar sebasea, yang menghasilkan minyak yang membentuk permukaan selaput air mata.
b)   Gejala
Pada awalnya, kalazion tampak dan terasa seperti hordeolum, kelopak mata membengkak, nyeri dan mengalami iritasi. Beberapa hari kemudian gejala tersebut menghilang dan meninggalkan pembengkakan bundar tanpa rasa nyeri pada kelopak mata dan tumbuh secara perlahan. Di bawah kelopak mata terbentuk daerah kemerahan atau abu-abu.

c)    Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mataKadang saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit; untuk memastikan hal ini maka perlu dilakukan biopsi.
d)   Pengobatan
Pengobatan utama adalah kompres hangat selama 10-15 menit, minimal 4 kali/hari. Pengompresan akan melunakkan minyak yang mengeras yang menyumbat saluran dan mempermudah pengaliran serta penyembuhanKalazia seringkali menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 1 bulan. Jika kalazion terus membesar mungkin perlu diangkat melalui pembedahan. Pembedahan biasanya dilakukan dari bawah kelopak mata untuk menghindari pembentukan jaringan parut di kulitObat tetes mata yang mengandung antibiotik biasanya digunakan beberapa hari sebelum dan sesudah pengangkatan kalazion.

48.     KERATOPATI BULOSA (PEMBENGKAKAN KORNEA)
Keratopati Bulosa adalah pembengkakan kornea yang paling sering terjadi pada usia lanjutAda 2 macam keratopati bulosa:
·         Keratopati Bulosa Afakik : jika lensa alami telah diangkat dan tidak diganti dengan lensa buatan
·         Keratopati Bulos Pseudofakik: jika lensa alami telah diganti oleh lensa buatan
a)   Penyebab
Kesehatan kornea berhubungan erat dengan jumlah sel endotelial. Sel endotelial adalah sel-sel yang terletak di kornea bagian belakang dan berfungsi memompa cairan dari kornea sehingga kornea relatif tetap kering dan bersihSejalan dengan bertambahnya usia, terjadi pengikisan sel-sel endotel yang terjadi secara bertahap. Kecepatan hilangnya sel endotel ini berbeda pada setiap orangPeradangan intraokuler (uveitis) dan trauma pada mata juga bisa menyebabkan hilangnya sel endotel sehingga meningkatkan resiko terjadinya keratopati bulosaSetiap pembedahan mata (termasuk operasi katarak dengan atau tanpa pencangkokan lensa buatan), bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sel endotel. Jika cukup banyak sel endotel yang hilang, maka kornea bisa membengkak.
b)   Gejala
Penglihatan penderita menjadi kabur, yang paling buruk dirasakan pada pagi hari tetapi akan membaik pada siang hariPada stadium lanjut akan terbentuk lepuhan berisi cairan (bula) pada permukaan kornea. Jika bula ini pecah, akan timbul nyeri yang hebat dan hal ini meningkatkan resiko terjadinya infeksi kornea (ulserasi)Ketika tidur kedua mata terpejam sehingga cairan tertimbun di bawah kelopak mata dan kornea menjadi lebih basah. Jika mata dibuka, cairan berlebihan ini akan menguap bersamaan dengan air mata.
c)    Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.Gan slit lampbisa diketahui adanya lepuhan, pembengkakan dan pembuluh darah di dalam stromaUntuk menghitung jumlah sel endotel bisa dilakukan pemeriksaan mikroskopi spekuler.
d)   Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah mengurangi pembengkakan kornea. Karena itu diteteskan larutan garam (natrium klorida 5%) untuk membantu menarik cairan dari korneaJika tekanan di dalam mata meningkat, diberikan obat glaukoma untuk mengurangi tekanan yang juga berfungsi meminimalkan pembengkakan korneaJika bula pecah, diberikan obat anti peradangan, larutan natrium klorida 5%, salep/tetes mata antibiotik, zat pelebar pupil dan lensa kontak yang diperban; guna membantu penyembuhan permukaan mata dan mengurangi nyeriJika penyakitnya berat dan tidak dapat diatasi dengan tindakan di atas, mungkin perlu dipertimbangkan untuk menjalani pencangkokan kornea.

49.     KONJUNGTIVITIS GONOKOKAL
Bayi baru lahir bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya ketika melewati jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata (biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal.
Dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis gonokokal melalui hubungan seksual (misalnya jika cairan semen yang terinfeksi masuk ke dalam mata). Biasanya konjungtivitis hanya menyerang satu mataDalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi konjungtivitis gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotik.
a)   Penyebab
Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:
ü Infeksi olah virus atau bakteri
ü Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang
ü Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari las listrik atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.
Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:
ü  Entropion atau ektropion
ü  Kelainan saluran air mata
ü  Kepekaan terhadap bahan kimia
ü  Pemaparan oleh iritan
ü  Infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia).

Pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan konjungtivitis.
b)   Gejala
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernihKelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergiGejala lainnya adalah:
ü  mata berair
ü  mata terasa nyeri
ü  mata terasa gatal
ü  pandangan kabur
ü  peka terhadap cahaya
ü  terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari
c)    Diaknosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
d)   Pengobatan
Pengobatan tergantung kepada penyebabnyaKelopak mata dibersihkan dengan air hangat. Jika penyebabnya bakteri, diberikan tetes mata atau salep yang mengandung antibiotikUntuk konjungtivitis karena alergi, antihistamin per-oral (melalui mulut) bisa mengurangi gatal-gatal dan iritasi. Atau bisa juga diberikan tetes mata yang mengandung corticosteroidUntuk memperbaiki posisi kelopak mata atau membukan saluran air mata yang tersumbat, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
e)    Pencegahan
Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya. Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya.

50.     PATAH TULANG ORBITA
Cedera wajah bisa menyebabkan patah (fraktur) pada tulang-tulang yang membentuk orbita (rongga mata). Ada beberapa patah tulang wajah yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan.
a)   Penyebab
Mata dilindungi oleh rongga bertulang yang berbentuk seperti buah pir. Lantai orbita sangat rendan terhadap sejenis fraktur yang disebut fraktur blow-out. Dorongan dari suatu benda tumpul yang berukuran lebih besar dari lobang orbita bisa menyebabkan fraktur blow-out. Fraktur ini biasanya disebabkan oleh bola, tinjuan atau dasbor (pada kecelakaan lalu lintas) yang mengenai mata
b)   Gejala
Darah yang terkumpul setelah terjadinya fraktur dapat menyebabkan penekanan pada mata atau saraf dan pembuluh darah mata. Fraktur juga bisa mempengaruhi fungsi otot-otot yang menggerakkan mata, sehingga terjadi penglihatan ganda (diplopia) atau menghalangi pergerakan mata ke kanan, kiri, atas maupun bawah
c)    Diaknosa
Dilakukan pemeriksaan mata lengkap untuk mengetahui adanya kerusakan pada mata. Pemeriksaan ini meliputi penilaian otot mataCT scan dilakukan untuk menilai luasnya fraktur.
d)   Pengobatan
Jika fraktur menjepit saraf atau otot, atau mendorong bola mata ke belakang, dilakukan perbaikan tulang wajah melalui pembedahan.
Jika fraktur tidak menimbulkan kerusakan pada struktur yang vital, dilakukan pemasangan tulang kembali pada tempatnya dengan bantuan lempengan logam kecil dan sekrup atau kawat
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa kita lakukan agar terhindar dari penyakit mata, diantaranya adalah :
1)   Menghindari menyentuh mata setelah bepergian atau menyentuh barang-barang orang yang sakit mata. Biasakan untuk selalu mencuci tangan terlebih dahulu atau menggunakan cairan pembersih tangan sebelum menyentuh mata.
2)   Menghindari berbagi barang pribadi seperti handuk, kacamata, sapu tangan, perias mata atau lensa kontak dengan orang lain.
3)   Sebaiknya tidak mengucek-ucek mata tanpa mencuci tangan terlebih dahulu untuk mencegah goresan mata dan infeksi dari kuman yang mungkin menempel di tangan, karena tangan tidak selalu berada dalam kondisi steril.
4)   Menggunakan pelindung mata seperti kacamata jika berada di tempat-tempat yang berisiko tertular sakit mata atau jika sedang mengendarai sepeda motor agar tidak terkena debu atau angin yang dapat menyebabkan iritasi.
5)   Memperhatikan kebersihan dari kacamata atau lensa kontak yang digunakan.






















PENYAKIT MUKA

1.        TAHI LALAT
Tahi Lalat  adalah pertumbuhan kulit yang kecil dan biasanya berwarna gelap, yang berasal dari sel-sel penghasil pigmen (melanosit) di kulit.
a)   Gejala
Ukuran tahi lalat bervariasi, bisa mendatar atau menonjol, permukaannya bisa halus atau kasar (menyerupai kutil) dan bisa berrambut. Biasanya berwarna coklat tua atau hitam, tetapi bisa juga berwarna merah atau kuning-coklat. Hampir semua orang memiliki sekitar 10 buah tahi lalat, yang biasanya tumbuh pada masa kanak-kanak atau remaja. Sel-sel pigmen memberikan respon terhadap perubahan kadar hormon, karena itu tahi lalat bisa tumbuh, membesar atau bertambah gelap selama kehamilan berlangsung. Tanda-tanda perubahan pada tahi lalat yang mengarah kepada keganasan:
ü Ukurannya bertambah besar
ü Warnanya bertambah gelap
ü Peradangan
ü Perubahan warna dalam bentuk bintik-bintik
ü Perdarahan
ü Luka terbuka
ü Gatal
ü Nyeri.
b)   Diaknosa 
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Biopsi atau analisa terhadap tahi lalat yang sudah diangkat bisa membantu menentukan adanya keganasan atau tidak.
c)    Pengobatan 
Pengobatannya bervariasi, tergantung kepada jenis tahi lalat dan keadaan yang dipengaruhinya. Tahi lalat bisa merupakan gangguan atau menambah kecantikan/penampilan seseorang. Tahi lalat yang mengganggu atau terdapat di daerah yang bergesekan dengan pakaian sehingga menimbulkan iritasi kulit, bisa diangkat dengan menggunakan pisau bedah dan pembiusan lokal.
Kebanyakan tahi lalat tidak berbahaya dan tidak harus diangkat. Tetapi beberapa tahi lalat sangat menyerupai keganasan (melanoma maligna) dan sulit untuk membedakannya. Selain itu, tahi lalat yang jinak bisa berkembang menjadi melanoma maligna. Hampir separuh kasus melanoma maligna berawal sebagai tahi lalat, karena itu tahi lalat yang mencurigakan sebaiknya diangkat dan diperiksa dengan mikroskop.
Jika telah terbukti bahwa sebuah tahi lalat bersifat ganas, maka perlu dilakukan pembedahan tambahan untuk mengangkat kulit di sekitarnya.

2.        LUKA BAKAR MATAHARI (SUNBURN)
Luka bakar diakibatkan dari terlalu terkena sinar ultraviolet (UV) yang singkat (akut). Jumlah cahaya matahari yang diperlukan untuk menghasilkan sengatan berbeda-beda dengan pigmentasi dan kemampuan tiap-tiap orang untuk menghasilkan lebih banyak melamin.
Sengatan sinar matahari mengakibatkan kulit kemerahan yang menyakitkan. Sengatan sinar matahari yang berat bisa menghasilkan bengkak dan lepuhan. Gejala-gejala bisa terjadi secepatnya 1 jam setelah terkena dan biasanya mencapai puncaknya dalam 3 hari. Beberapa orang yang mengalami sengatan sinar matahari berat mengalami demam, panas-dingin, dan kelemahan dan bahkan pada saat yang langka bisa menjadi syok (ditandai dengan tekanan darah yang sangat rendah, pusing, dan sangat lemah). Beberapa hari setelah sengatan sinar matahari, orang dengan kulit cukup normal bisa mengalami pengelupasan pada daerah yang tersengat, biasanya disertai dengan rasa gatal. Daerah mengelupas ini bahkan lebih peka terhadap sengatan sinar matahari untuk beberapa minggu. Orang yang telah mengalami sengatan sinar matahari ketika muda berada pada resiko yang besar pada kanker kulit pada tahun-tahun kemudian bahkan jika mereka tidak terkena sinar matahari dalam jangka waktu yang lama.
a)    Pengobatan
Kompres air dingin bisa menyejukkan kulit yang terbakar, daerah yang panas, seperti yang pelembab bisa lakukan tanpa anestesi atau parfum yang kemungkinan bisa mengiritasi atau membuat kulit sensitive. Salep atau lotion mengandung anestesi local (misalnya, benzocaine) sementara meringankan nyeri tetapi harus dihindari karena kadangkala memicu reaksi alergi. Tablet kortikosteroid juga bisa membantu meringankan peradangan tetapi digunakan hanya untuk luka bakar yang sangat serius.
Krim antibiotik untuk luka bakar khusus diperlukan hanya untuk lepuhan berat. Kebanyakan lepuhan karena sengatan sinar matahari pecah dengan sendirinya tidak perlu dipecahkan atau dikeringkan. Kulit yang terbakar sinar matahari jarang menjadi terinfeksi, tetapi jika infeksi terbentuk, penyembuhan kemungkinan tertunda. Seorang dokter bisa memastikan tingkat keparahan pada infeksi dan meresepkan antibiotik jika diperlukan.

Kulit yang terbakar sinar matahari sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari, tetapi penyembuhan sempurna bisa memerlukan waktu mingguan. Setelah kulit yang terbakar mengelupas, lapisan yang baru terkena tipis dan sangat peka terhadap sinar matahari dan harus dilindungi untuk beberapa minggu.
b)   Pencegahan
Penghindaran : yang terbaik-dan yang paling jelas-cara untuk mencegah sinar matahari yang merusak adalah menghindari sinar matahari yang kuat dan langsung. Jika kontak dengan matahari tidak bisa dihindari, orang tersebut harus mencari tempat berteduh secepat mungkin, menutupi dengan pakain pelindung ulta violet, menggunakan tabir surya, topi, dan kacamata pelindung-UV. Kebanyakan benda bisa menyaring atau menghambat radiasi UV tetapi kebanyakan tidak.
Pakaian, jendela kaca biasa, asap, dan saringan kabut kebanyakan sinar yang merusakkan. Meskipun begitu, air buka saringan yang baik. Sinar UVA dan UVB bisa menembus kaki (sekitar 30 cm) pada air jernih. Awan dan kabut juga bukan saringan sinar UV yang baik-seseorang bisa tersengat sinar matahari pada hari yang berawan dan berkabut. Salju, air, dan pasir memantulkan sinar matahari, memperbesar jumlah sinar UV yang mencapai kulit. Orang juga tersengat lebih cepat pada permukaan yang tinggi, dimana udara yang tipis membuat sinar UV yang menyengat mencapai kulit.

Pelindung sinar matahari : sebelum terkena sinar matahari yang kuat secara langsung, seseorang harus menggunakan pelindung sinar matahari, salep atau krim yang mengandung bahan yang melindungi kulit dengan menyaring sinar Ultra Violet. Penyaring sinar matahari yang lebih lama cenderung menyaring hanya sinar UVB, tetapi kebanyakan pelindung sinar matahari yang lebih baru sekarang ‘full spectrum’ dan secara efektif menyaring sinar UVA dengan baik.

Pelindung sinar matahari mengandung zat-zat, seperti asam para-aminobenzoic (PABA) dan benzophenone, yang menyerap sinar UV. Karena PABA tidak segera mengikat kulit dengan kuat, pelindung sinar matahari mengandung PABA harus digunakan 30 menit sebelum pergi keluar dibawah matahari atau menuju air. PABA bisa melukai kulit atau menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang. Kebanyakan pelindung sinar matahari mengandung keduanya baik PABA dan benzophenone atau bahan kimia lain.

Kombinasi pelindung sinar matahari ini menyediakan perlindungan dari jarak cakupan luas sinar UV. Kebanyakan pelindung sinar matahari diakui baik tahan air atau resistan air, tetapi kebanyakan hal ini meskipun demikian lebih sering diperlukan untuk digunakan diantara orang yang berenang atau berkeringat.

Pelindung sinar matahari lainnya, disebut penghambat sinar matahari, mengandung penghalang fisik seperti zinc oxide atau titanium dioxide. Salep tebal dan putih ini kebanyakan menghambat semua sinar matahari dari kulit dan bisa digunakan pada daerah yang kecil dan sensitive, seperti hidung dan bibir. Beberapa kosmetik mengandung zinc oxide atau titanium dioxide.

Sunblock formula terbaru memiliki lebih banyak ketebalan dan warna yang memuaskan, yang membuat mereka dapat dikombinasikan dengan penghambat kimia tradisional lainnya dengan demikian menghasilkan bahkan lebih banyak pelindung sinar matahari untuk formulasi yang diberikan.

Pelindung sinar matahari dinilai dengan faktor angka pelindung sinar matahari (SPF)-semakin tinggi angka SPF, semakin tinggi perlindungannya. Pelindung sinar matahari dinilai antara 2 dan 12 menghadirkan beberapa perlindungan; mereka yang dinilai antara 13 dan 298 menghadirkan perlindungan yang baik; mereka yang dinilai 30 dan diatasnya menghadirkan perlindungan maksimal. SPF tersebut, meskipun demikian, hanya mengukur perlindungan melawan terkena UVB; tidak terdapat skala untuk perlindungan UVA.

3.        KELOID
Keloid adalah benjolan padat di kulit (berwarna kecoklatan, kemerahan) yang merupakan pertumbuhan berlebihan jaringan fibrosa setelah penyembuhan luka. Benjolan ini (keloid) makin luas melebihi batas luka dan sering terasa gatal.
Keloid lebih sering terjadi pada kulit gelap (berwarna) dibanding kulit putih. Persentase kejadian sama antara pria dan wanita. Lebih sering terjadi pada usia anak-anak dan dewasa muda (10-30 tahun).
a)   Penyebab
Penyebab pasti masih menjadi perdebatan. Diduga karena adanya proses peradangan pada kulit, bisa akibat luka, jerawat atau berbagai sebab yang menimbulkan peradangan. Faktor-faktor yang berperan terhadap terjadinya keloid, antara lain:
ü Faktor keturunan dan ras. Kulit gelap (berwarna) lebih sering dibanding kulit putih.
ü Umur. Lebih sering terjadi pada usia muda.
ü Jenis dan lokasi trauma (luka). Keloid lebih sering terjadi pada peradangan yang lama sembuh. Dan lebih mudah terjadi pada daerah dengan regangan kulit yang tinggi, misalnya: dada, bahu, leher, kepala dan tungkai.
b)   Tanda tanda
Benjolan keras, tidak teratur, berbatas jelas, menonjol, berwarna kecoklatan, kemerahan. Awalnya kenyal seperti karet, licin dan acapkali terasa gatal. Lama kelamaan benjolan tersebut mengeras dan tidak terasa apa-apa.
c)    Pengobatan
Berbagai cara pengobatan dapat dilakukan untuk meratakan tonjolan keloid, antara lain:
ü Injeksi kortikosteroid (triamcinolone acetonide) intralesi (injeksi langsung pada permukaan keloid).
ü Pembedahan. Cara ini justru menimbulkan keloid baru yang lebih luas dari sebelumnya. Ada sementara pendapat yang menyatakan bahwa pembedahan disertai perban tekan dan injeksi steroid intralesi memberikan hasil baik.
ü Penekanan. Yakni penekanan dengan bahan berpori-pori sepanjang hari selama 12-24 bulan. Dapat juga menggunakan plester Haelan (mengandung flurandrenolone).
ü Bedah beku (cryotherapy) menggunakan nitrogen cair. Lebih efektif jika dikombinasi dengan injeksi kortikosteroid intralesi.
ü Laser karbondioksida.
Menurut penulis, pilihan terbaik adalah dengan injeksi langsung menyusur permukaan keloid dengan kortikosteroid (triamcinolone acetonide) setidaknya 1-4 minggu sekali hingga tonjolan keloid menjadi rata.
Untuk keloid yang besar, injeksi dapat dilakukan berulangkali (ada yang sampai belasan kali) hingga rata. Itupun masih ada kemungkinan pertumbuhan pada jaringan kecil yang sebelumnya tidak terinjeksi.
Untuk keloid kecil pada umumnya bisa rata setelah injeksi kortikosteroid 3-5 kali.
Injeksi terbaik adalah dengan jarum (needle) no.27G menyusur permukaan keloid. Pastikan keloid berwarna putih agak menggelembung karena masuknya obat. Sekali lagi menyusuri permukaan, bukan injeksi dalam menusuk keloid. Injeksi menusuk ke dalam keloid seringkali menuai kegagalan. Mengapa ? Mungkin terkait dengan jaringan keloid yang secara histopatologis menunjukkan pola seluler.
Injeksi kortikosteroid tidak bisa diberikan pada keloid yang luas, miaslnya karena luka bakar. Pada kasus demikian dapat dipertimbangkan pengobatan cara lain.
Perlu diketahui, bekas keloid tidak lantas hilang, meski sudah dapat diratakan.
Pada kasus yang melibatkan wajah (keloid di wajah), seyogyanya berkonsultasi kepada ahli kulit atau ahli bedah plastik agar didapatkan hasil optimal.

4.        MUKA SRIGALA
Masih ingat Supatra Sasuphan? Ya, dia adalah gadis Thailand yang menderita penyakit langka, sehingga dijuluki sebagai manusia serigala. Penyakit langka itu menyebabkan sebagian wajah Sasuphan ditumbuhi oleh bulu-bulu seperti bulu serigala. Baru-baru ini, peneliti telah menemukan penyebab penyakit kelainan genetik itu.
Dunia medis mengenal penyakit ini dengan sindroma Werewolf atau Hypertrichosis. Saking langkanya, sindroma yang disebabkan oleh mutasi kromosom itu hanya menimpa kurang dari 100 orang di dunia. Para peneliti menelusuri letak perubahan mutasi yang dialami pengidap sindrom ini di Meksiko pada kromosom X (salah satu dari dua kromosom pada gen manusia). Ternyata, mereka menemukan bahwa ini merupakan penyakit turunan. Biasanya pengidap laki-laki akan tertutup bulu pada bagian wajah dan kelopak matanya. Sementara itu, pengidap perempuan biasanya ditumbuhi bulu pada bagian tubuhnya.
Profesor Xue Zhang, pakar genetika dari Peking Union Medical College, juga telah menguji salah seorang pengidap penyakit ini dan menemukan kelainan genetik itu pada kromosom X. Kelainan genetika kemudian ditemukan juga pada kromosom X milik pengidap yang berada di Mexico. Hanya saja, kelainan gen yang ditemukan pada pengidap ini berbeda dengan yang berada di China. Namun, DNA ekstra pada kromosom X mereka itu mungkin turut memicu aktifnya gen-gen penumbuh rambut di sekelilingnya. Pragna Patel, ilmuwan dari University of Southern California memperkirakan bahwa biang keladi kelainan gen ini adalah gen bernama SOX3, yang diketahui bertanggung jawab pada pertumbuhan rambut.
"Faktanya, sekuens tambahan yang terselip (pada kromosom X), bisa memicu pertumbuhan rambut," kata Patel pada hasil penelitiannya yang telah dipublikasikan pada American Journal of Human Genetics. Namun, Patel menambahkan, hal itu juga bisa digunakan untuk penelitian demi mendapatkan pengobatan terhadap penyakit kebotakan atau hirsutism (berlebihnya pertumbuhan rambut).

5.        LUPUS
Lupus adalah penyakit autoimun yang hingga saat ini belum diketahui persis penyebabnya. Penyakit ini juga disebut peniru ulung karena gejalanya mirip dengan gejala beberapa penyakit lain. Sesama pasien lupus sangat mungkin dan sering dijumpai datang dengan keluhan awal yang berbeda. Meski demikian ada beberapa gejala yang wajib diwaspadai sebagai lupus, yakni jika muncul bercak merah berbentuk kupu-kupu di wajah atau bagian tubuh lainBercak merah berbentuk kupu-kupu tersebut sering diderita orang yang menderita Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Eritematosus sendiri berarti kemerahan. Sementara gejala lain, sakit pada sendi dan tulang, anemia, rambut rontok, sensitif terhadap sinar matahari, cepat lelah, ruam pada kulit, dan sakit di dada bila menghirup nafas dalam.  Jika mendapati gejala-gejala tersebut, Anda dapat langsung mendatangi dokter khusus pemerhati lupus, yakni dokter spesialis penyakit dalam konsultan, ahli hematologi, rheumatologi, ginjal hipertensi, dan alergi imunologi. Untuk menegakkan diagnosis, akan dilakukan sejumlah pemeriksaan dan uji laboratorium, serta analisa riwayat kesehatan pasien. Dalam dunia kedokteran lupus termasuk dalam penyakit autoimun. Artinya, antibodi yang terbentuk di dalam tubuh pasien justru merusak organ tubuh sendiri, seperti ginjal, hati, sendi, sel darah merah dan sel darah putih. Tanpa diketahui persis penyebabnya, kasus penyakit lupus lebih sering menyerang perempuan dibanding laki-laki.  Kisaran usia pasien yang banyak dihinggapi lupus antara 15-44 tahun. Namun, pada prinsipnya lupus dapat menyerang siapa pun dan tak terbatas usia.

6.        FLEK HITAM
Keadaan dimana muka mempunyai flek atau bintik hitam, biasanya bereaksi terhadap tamparan sinar ultra violet untuk melindungi kulit. Cara menghilangkannya supaya warna tidak semakin gelap hindaran di bawah terik sinar matahari.

7.        KOMEDO
Penyumbatan kulit yang terjadi karena penumpukan sel kulit mati dan sebum pada muara kelenjar minyak. Biasanya ada di sekitar ujung hidung.

8.        JERAWAT
Suatu keadaan di mana pori-pori kulit tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah meradang. Kemungkinan penyebabnya adalah perubahan hormonal yang merangsang kelenjar minyak di kulit. Perubahan hormonal lainnya yang dapat menjadi pemicu timbulnya jerawat adalah masa menstruasi, kehamilan, pemakaian pil KB, dan stres.




























Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar