Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Lumpur Aktif
Pengolahan air limbah
dengan proses lumpur aktif secara umum terdiri dari bak pengendap awal, bak
aerasi dan bak pengendap akhir, serta bak khlorinasi untuk membunuh bakteri
patogen.
Secara umum proses
pengolahannya adalah sebagai berikut:
1) Air
limbah ditampung ke dalam bak penampung air limbah. Bak penampung ini berfungsi
sebagai bak pengatur debit air limbah serta dilengkapi dengan saringan kasar
untuk memisahkan kotoran yang besar.
2) Kemudian,
air limbah dalam bak penampung di pompa ke bak pengendap awal. Bak pengendap
awal berfungsi untuk menurunkan padatan tersuspensi (Suspended Solids) sekitar
30 - 40 %, serta BOD sekitar 25 % .
3) Air
limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak aerasi secara gravitasi. Di
dalam bak aerasi ini air limbah dihembus dengan udara sehingga mikro organisme
yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah.
4) Dari
bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif
yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian
inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur.
5) Air
limpasan dari bak pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi. Di
dalam bak ini air limbah dikontakkan dengan zat khlorin untuk membunuh
micro-organisme patogen.
6) Air
yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau
saluran umum.
Reaktor Biologis Putar
(Rotating Biological Contactor, RBC)
Secara garis besar proses pengolahan air limbah dengan sistem RBC terdiri dari
bak pemisah pasir, bak pengendap awal, bak kontrol aliran, reaktor/kontaktor
biologis putar (RBC), Bak pengendap akhir, bak khlorinasi, serta unit
pengolahan lumpur.
Proses Pengolahan secara
RBC :
1. Air
limbah dialirkan dengan tenang ke dalam bak pemisah pasir, sehingga kotoran
yang berupa pasir atau lumpur kasar dapat diendapkan. Sedangkan kotoran yang
mengambang misalnya sampah, plastik, sampah kain dan lainnya tertahan pada
screen yang dipasang pada inlet kolam pemisah pasir tersebut.
2. Dari
bak pemisah pasir, air limbah dialirkan ke bak pengedap awal. Di dalam bak
pengendap awal ini lumpur atau padatan tersuspensi sebagian besar mengendap dan
lumpur yang telah mengendap dikumpulkan dan dipompa ke bak pengendapan lumpur.
3. Jika
debit aliran air limbah melebihi kapasitas, kelebihan debit air limbah tersebut
dialirkan ke bak kontrol aliran untuk disimpan sementara. Pada waktu debit
aliran turun / kecil, maka air limbah yang ada di dalam bak kontrol dipompa ke
bak pengendap awal bersama air limbah yang baru sesuai dengan debit yang
diinginkan.
4. Di
dalam bak kontaktor ini, media berupa piringan tipis dari bahan polimer atau
plastik dengan jumlah banyak, yang dilekatkan atau dirakit pada suatu poros,
diputar secara pelan dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air limbah.
5. Air
limbah yang keluar dari bak kontaktor (reaktor) selanjutnya dialirkan ke bak
pengendap akhir. Air limpasan (over flow) dari bak pengendap akhir relaitif
sudah jernih, selanjutnya dialirkan ke bak khlorinasi. Sedangkan lumpur yang
mengendap di dasar bak di pompa ke bak pemekat lumpur bersama-sama dengan
lumpur yang berasal dari bak pengendap awal.
6. Air
olahan atau air limpasan dari bak pengendap akhir masih mengandung bakteri
coli, bakteri patogen, atau virus yang sangat berpotensi menginfeksi ke
masyarakat sekitarnya. Untuk mengatasi hal tersebut, air limbah yang keluar
dari bak pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi untuk membunuh
mikro-organisme patogen yang ada dalam air. Di dalam bak khlorinasi, air limbah
dibubuhi dengan senyawa khlorine sehingga seluruh mikro-orgnisme patogennya
dapat di matikan. Selanjutnya dari bak khlorinasi air limbah sudah boleh
dibuang ke badan air.
7. Lumpur
yang berasal dari bak pengendap awal maupun bak pengendap akhir dikumpulkan di
bak pemekat lumpur. Di dalam bak tersebut lumpur di aduk secara pelan kemudian
di pekatkan dengan cara didiamkan sekitar 25 jam sehingga lumpurnya mengendap,
selanjutnya air supernatant yang ada pada bagian atas dialirkan ke bak
pengendap awal, sedangkan lumpur yang telah pekat dipompa ke bak pengering
lumpur atau ditampung pada bak tersendiri dan secara periodik dikirim ke pusat
pengolahan lumpur di tempat lain.
Pengolahan Air Limbah
Dengan Proses Aerasi Kontak
Pengolahan air limbah
dengan proses aerasi kontak ini terdiri dari dua bagian yakni pengolahan primer
dan pengolahan sekunder.
1) Pada
pengolahan primer ini, air limbah dialirkan melalui saringan kasar (bar screen)
untuk menyaring sampah yang berukuran besar seperti sampah daun, kertas,
plastik dll. Setelah melalui screen air limbah dialirkan ke bak pengendap awal,
untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain sebagai
bak pengendapan, juga berfungasi sebagai bak pengontrol aliran.
2) Proses
pengolahan sekunder terdiri dari bak kontaktor anaerob dan bak kontaktor aerob.
Air limpasan dari bak pengendap awal dipompa dan dialirkan ke bak penenang,
kemudian dari bak penenang air limbah mengalir ke bak kontaktor anaerob dengan
arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow). Di dalam bak kontaktor
anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik atau kerikil/batu split.
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak aerasi. Di dalam bak
aerasi ini diisi dengan media dari bahan pasltik (polyethylene),
batu apung atau bahan serat, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara
sehingga mikro organisme akan menguraikan zat organik yang ada dalam air
limbah
3) Dari
bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif
yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian
inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan
dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah
dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh micro-organisme patogen. Air
olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang
ke sungai atau saluran umum.
Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biofilter "Up Flow"
Proses pengolahan limbah
dengan biofilter "up flow" terdiri dari bak pengendap, ditambah
dengan beberapa bak biofilter yang diisi dengan media kerikil atau batu pecah,
plastik atau media lain.
Bak pengendap terdiri atas
2 ruangan, yang pertama berfungsi sebagai bak pengendap pertama, pengurai
lumpur dan penampung lumpur sedangkan ruang kedua berfungsi sebagai pengendap
kedua dan penampung lumpur yang tidak terendapkan di bak pertama,
dan air luapan dari bak pengendap dialirkan ke media filter dengan arah aliran
dari bawah ke atas.
Setelah beberapa hari
operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme.
Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat
terurai pada bak pengendap. Air luapan dari biofilter kemudian dibubuhi dengan
khlorine atau kaporit untuk membunuh mikroorganisme patogen, kemudian dibuang
langsung ke sungai atau saluran umum.
Proses Pengolahan Dengan
Sistem Biofilter Anaerob-Aerob
Proses biofilter anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap
awal, biofilter anaerob (anoxic), biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan
jika perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor.
Proses Pengolahan Dengan
Sistem Biofilter Anaerob-Aerob :
1. Air
limbah dialirkan melalui saringan kasar (bar screen) untuk menyaring sampah
yang berukuran besar seperti sampah daun, kertas, plastik dll.
2. Setelah
melalui screen air limbah dialirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan
partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain sebagai bak pengendapan,
juga berfungasi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa
organik yang berbentuk padatan.
3. Air
limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob
dengan arah aliran dari atas ke dan bawah ke atas. Di dalam bak kontaktor
anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik atau kerikil/batu split.
4. Air
limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam
bak kontaktor aerob ini diisi dengan media dari bahan kerikil, pasltik
(polyethylene), batu apung atau bahan serat, sambil diaerasi atau dihembus
dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik
yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media.
5. Dari
bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif
yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian
inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over
flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak khlorinasi ini air limbah
dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh micro-organisme patogen.
6. Air
olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang
ke sungai atau saluran umum.
0 komentar:
Posting Komentar